Berita Sragen Terbaru
Kasus Meninggila, Pemkab Sragen Genjot Vaksinasi Sasar Lansia, Target Per Hari 100 Orang Disuntik
Melihat semakin banyaknya penularan, Pemkab Sragen mulai melaksanakan sistem jemput bola terkait pelaksanaan vaksinasi covid-19.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Selama pandemi terjadi, kasus Covid-19 di Kabupaten Sragen mencatatkan rekor tertinggi.
Berdasarkan data pada website corona.sragenkab.go.id terdapat penambahan jumlah pasien sebanyak 150 orang per Jumat (19/6/2021).
Penambahan tersebut, lebih banyak dari rekor sebelumnya, yakni bertambah 146 orang pada (12/6/2021) lalu.
Melihat semakin banyaknya penularan, Pemkab Sragen mulai melaksanakan sistem jemput bola terkait pelaksanaan vaksinasi covid-19.
Baca juga: Katanya Kamar Pasien Covid-19 Aman, Tapi RSUD Dr Moewardi Solo Dirikan Tenda Darurat, Buat Apa?
Baca juga: Kasus Mengganas, RSUD Dr Moewardi Pastikan Kamar Pasien Corona Aman,Tapi di RS Kasih Ibu Sudah Penuh
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan sistem jemput bola dilaksanakan di setiap desa dengan target 100 orang setiap harinya.
"Karena animo diundang ke puskesmas mulai berkurang, jadi kita harus jemput bola seperti ini supaya target terpenuhi," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (19/6/2021).
Ia menyebutkan, setiap desa ditarget dapat menyuntikkan 100 dosis setiap harinya.
"Kita prioritaskan untuk desa yang berada di zona merah dulu," aku dia.
Di antaranya seperti kemarin di Desa Brojol.
Selain itu kemudian bergeser ke Desa Jati Tenga.
Menurut dia, berlangsung tanpa kendala seperti penyuntikannya cepat dan screeningnya juga cepat.
"Yang lama proses administrasi karena kita langsung input kemudian masuk ke database, jadi nggak 2 kali, untungnya internet disini (Jati Tengah) bagus, jadi nggak terlalu lama," terangnya.
Pemkab Sragen akan prioritaskan penyuntikan vaksin untuk penerima dosis pertama.
"Ketersediaan vaksin kita yang ada di puskesmas saya perintahkan untuk disuntikkan dahulu, walaupun itu untuk dosis kedua, kita suntikkan dulu untuk dosis pertama semua," ujarnya.
"Dalam pekan ini, kita minta tambahan ke Gubernur, sehingga yang dijadwalkan untuk suntik dosis kedua ada pasokan lagi," tambahnya.
Dengan vaksinasi dipercepat, maka diharapkan herd imunity dapat segera terbentuk ditengah masyarakat.
"Harapannya cakupannya luas, tercapai targetnya, herd imunitynya terbangun itu salah satu untuk menekan laju covid-19 di Sragen," harapnya.
Berbondong-bondong
Para lansia di Kabupaten Sragen berbondong-bondong antre disuntik vaksin di tengah meroketnya Corona, Jumat (18/6/2021).
Vaksinasi massal ini di antaranta digelar di Desa Brojol, Kecamatan Miri.
Dari pengamatan TribunSolo.com, para lansia baik prempuan maupun laki-laki tertib mengantre giliran sembari duduk berjarak.
Bahkan mereka tampak tak ngeri meski melihat temannya disuntik di depan matanya.
Baca juga: Imbas Sering Terjadi Kecelakaan, Dishub Sukoharjo Tambah Lampu Penerangan di Underpass Makamhaji
Baca juga: Sragen Technopark Penuh Pasien Corona, Pemkab Siapkan Gedung SD Gemolong Jadi Ruang Isolasi Terpusat
Sekretaris Daerah Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan vaksinasi massal dilakukan mengingat Desa Brojol termasuk zona merah, pasca ditemukannya klaster Kudus.
"Bupati memprioritaskan warga Desa Brojol untuk dilakukan vaksinasi," kata dia kepada TribunSolo.com.
"Sambil menunggu tes genome yang kami kirim ke UGM, apakah yang terkonfirmasi varian baru," katanya
Dikatakan, vaksinasi yang menyasar 250 lansia itu menurutnya mengurangi kematian yang dapat diakibatkan oleh menyebarnya virus corona varian delta.
"Varian baru itu menimbulkan gejala, saya rasa itu yang perlu kita antisipasi," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto mengatakan secara keseluruhan pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar.
"Berkat bantuan dari TNI Polri dan petugas lainnya, acaranya kali ini bisa berjalan dengan baik, dari target 250 lansia, kelihatannya lebih ini yang datang," paparnya.
Hingga saat ini, belum terdapat penambahan penularan klaster Kudus yang berada di Desa Brojol.
"Belum ada tambahan lagi, masih 18 orang, dan ada beberapa orang yang masih menunggu hasil PCRnya keluar," ujarnya.
Terus Melonjak
Sebelumnya, kasus covid-19 di Kabupaten Sragen terus melonjak.
Bahkan tempat isolasi terpusat di Technopark juga semakin penuh.
Sekda Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan Pemkab akan terus menambah jumlah ruang isolasi untuk pasien Covid-19.
"Kemarin isolasi yang di technopark, kapasitasnya 200-300 orang, kami optimalkan sampai 360, syukur-syukur bisa sampai 400 orang," paparnya kepada TribunSolo.com, Jumat (18/6/2021).
Baca juga: Pidato Bupati Banjarnegara yang Jadi Polemik : Tantang Aparat & Bebaskan Warga Gelar Kegiatan
Baca juga: Baru Buka Masker Demi Kunyah Permen, Wanita Asal Bandung Terima Nasib Jalani Swab Dadakan di Solo
Selain itu, kini Pemkab Sragen tengah mempersiapkan lokasi baru isolasi terpusat, yang berada di Kecamatan Gemolong.
Rencananya 2 buah gedung SD yang sudah tidak terpakai, akan diubah menjadi tempat isolasi terpusat.
"Kami juga akan membuat tempat isolasi mandiri di wilayah utara Bengawan, utamanya di Gemolong, dengan kapasitas bisa menampung 120 bed," ujarnya.
Kecamatan Gemolong dipilih, untuk mengakomodir pasien covid-19 di kecamatan terdekat agar tidak terlalu jauh melakukan isolasi di Technopark, Sragen.
"Selain itu, Gemolong punya 3 rumah sakit yang jadi rujukan covid-19, agar koordinasi antara tim medis menjadi lebih mudah," kata dia.
"Apabila perlu dirujuk ke Solo pun juga mudah," tambahnya.
Berdasarkan data corona.sragenkab.go.id per Kamis (17/6/2021) total terdapat 8.496 pasien yang terkonfirmasi covid-19.
249 pasien diantaranya menjalani isolasi terpusat di Technopark Sragen karena termasuk kelompok orang tanpa gejala.
Sedangkan, terdapat 219 pasien yang dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala disertai dengan penyakit penyerta.
7554 pasien telah dinyatakan sembuh, dan sebanyak 474 pasien meninggal dunia. (
Pasien Jengkel
KI (61), seorang pasien Covid-19 yang dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen, harus dibawa pulang kembali lagi oleh keluarga.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, keluarga merasa jengkel karena pihak rumah sakit tak segera melakukan penanganan.
Baca juga: Rumah Sakit di Solo Kembali Penuh Diserbu Pasien Covid-19, Ranjang Kosong Tinggal 5 Persen
Perisiwa tersebut terjadi pada Kamis (17/6/2021).
Cerita berawal dari KI yang mengalami sakit sesak nafas.
Saat diperiksa di sebuah klinik, tes rapid antigen menunjukkan hasil positif.
Mengingat kondisi KI yang mengalami sesak nafas, kemudian pasien dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen karena memiliki peralatan yang lebih baik.
Tapi, sudah menunggu 1,5 jam di IGD, keluarga menyebut pasien tidak kunjung mendapat perawatan.
Ini membuat pihak keluarga geram.
Akhirnya, pihak keluarga membawa pasien kembali ke rumahnya.
Keluarga mengaku kasihan melihat KI merasa tidak nyaman, karena hanya menunggu di dalam mobil.
Mendengar hal tersebut, Sekretaris Daerah, Tatag Prabawanto membela RSUD Sragen.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih bersabar.
"Jadi gini, semua harus bisa memahami saat sekarang ini, karena apa, BORnya kan sudah 70%, namun kami tidak akan menelantarkan mereka, mereka harus butuh kesabaran," jelasnya kepada TribunSolo.com, Jumat (18/6/2021).
"Kalau keterisian tempat tidur segitu, masih ngantri terus teriak-teriak kan nggak pas, tenaga medis kan ya capek," tambahnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit juga telah melakukan tindakan medis sesuai dengan SOP penanganan covid-19.
Agar kejadian serupa tak kembali terjadi, Tatag meminta kepada warga yang terkonfirmasi covid-19 tidak memiliki gejala klinis yang berat untuk mengajukan diri melakukan isolasi di Technopark.
"Apabila nanti ada kejadian buruk, dari Dinas Kesehatan pasti akan diutamakan dibawa ke rumah sakit rujukan covid-19," paparnya.
Saat ini, meski banyak rumah sakit rujukan covid-19 di Sragen, tidak semuanya memiliki ruang perawatan ICU.
"Yang baru menyediakan ICU kan RSUD Sragen, RSUD Gemolong, Rumah Sakit Amal Sehat, dan Rumah Sakit Rizky Amalia baru proses, karenakan penyediaan ICU covid-19 juga mahal," ujarnya.
Tatag mengajak seluruh masyarakat untuk memahami penularan covid-19 di Sragen yang sedang melonjak.
"Mari kita sama-sama memahami kondisi saat ini, kita akan tangani, kita jamin pemerintah tidak akan lepas tangan," himbaunya. (*)