Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Merapi Bergemuruh Kembali, Musuk Boyolali Diguyur Hujan Abu Vulkanik, Tapi Warga Tak Pergi Mengungsi

Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat akibatnya berdampak terjadinya hujan abu di sejumlah wilayah.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TRIBUNJOGJA.COM / Setya Krisna Sumargo
ILUSTRASI : Luncuran awan panas saat Gunung Merapi meletus 27 Januari 2021 meninggalkan jejak hancur dan terbakarnya vegetasi di lereng sektor barat daya gunung. Secara visual jejak itu juga bisa dilihat dari Dusun Tunggularum, Dusun Turgo, Kali Boyong, dan Kaliurang, Sleman, DIY. Foto ini diabadikan dari Kali Boyong, Jumat (29/1/2021) pagi. Foto diambil dari Dusun Tunggularum, Wonokerto, Turi dan Dusun Turgo, Pakembinangun, Sleman, DIY. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat Jum'at (25/6/2021).

Peningkatan aktivitas itu berdampak terjadinya hujan abu di sejumlah wilayah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, awan panas guguran awanpanas terjadi pukul 04.43 WIB.

Muntahan awanpanas guguran Gunung Merapi terjadi sebanyak 3 kali.

Tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 61, 132, dan 245 detik.

Baca juga: Enggan Jadi Ban Serep di Bangku Candangan, Buffon Tolak Tawaran Barcelona di Musim 2020-2021

Baca juga: Viral Mahasiswi Rela Hidup di Hutan Selama 10 Bulan demi Meneliti Monyet, Begini Kisahnya

Sementara jarak luncur awanpanas tersebut maksimal 3 km ke arah tenggara.

Teramati kolom asap setinggi ±1000 m di atas puncak.

Hingga saat ini Merapi masih dalam status siaga.

Warga lereng Merapi di Dukuh Rejosari, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Suranto (30) mengatakan, ada hujan abu vulkanik Jum'at pagi.

"Sekitar pukul 06.00 WIB, terjadk hujan abu," kata Suranto, kepada TribunSolo.com.

Suratno mengatakan hujan abu Gunung Merapi yang turun saat itu sangat lembut dan tipis.

Ia mengaku abu vulkanik yang turun tidak kelihatan jelas.

"Tak terlihat jelas abu tersebut, namun nampak di badan motor dan mobil yang berada di luar ruangan," ujarnya.

Sementara Sapari (38) mengaku baru mengetahui terjadi hujan abu setelah melihat sadel motornya.

"Di dedaunan memang tidak kelihatan, saya tahu hujan abu juga dari sadel motor saya, ada bintik-bintik putih," jelas Sapari.

Ia mengatakan abu tersebut pun ketika diraba terasa halus.

Dia mengatakan hujan abu tersebut sama sekali tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

"Warga tetap melakukan rutinitas sehari-harinya, warga tak terganggu," pungkasnya.

Terlihat Jelas

Sebelumnya, muntahan awan panas Gunung Merapi terlihat jelas pada Kamis (17/6/2021).

Meskipun begitu, masyarakat lereng di Kabupaten Boyolali tetap beraktivitas seperti biasa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, awan panas guguram Merapi terjadi pukul 07.10 WIB.

Tercatat di seismogram dengan amplitudo 16 mili meter dan durasi 191 detik.

Kemudian awan panas meluncur dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya.

Baca juga: Gejala Corona Jenis B16172 atau Delta Ternyata Berbeda dari Sebelumnya, Alami Pilek dan Sakit Kepala

Baca juga: Viral Sekelompok Pemuda Pamer Bisa ke Pasar Bubrah Merapi saat Status Siaga III, Ini Kata TNGM

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Selo Boyolali, Mujiyanto, mengatakan guguran awan pasas Merapi terlihat jelas di wilayahnya sampai bagian bawah.

"Merapi kembali keluarkan awan panas gugur pukul 07.10 WIB, asap sempat terlihat di sini," kata dia kepada TribunSolo.com, Kamis (17/6/2021).

Muji mengatakan saat kejadian, masyarakat di sana masih beraktivitas seperti biasa.

"Kondisi masyarakat masih seperti biasa karena arah apinya ke barat daya, sementara masih aman," ucap Muji.

Lanjut, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap patuhi instruksi dari BPPTKG dan BPBD Boyolali.

"Tetap patuhi instruksi dari pihak-oihak terkait, dan selalu cek dan cari informasi yang bisa dipercaya," harap dia.

Viral Pria Bisa ke Pasar Bubrah

Sebuah video yang memperlihatkan gerombolan pemuda pamer bisa pergi ke Pasar Bubrah saat status Gunung Merapi siaga III viral di media sosial.

Video tersebut pun satu diantaranya diunggah oleh akun Instagram seperti, @merapi_uncover.

Baca juga: Daftar Pemain Persis Solo Musim 2021, Belum Termasuk Evan Dimas & Fabiano yang Dikabarkan Merapat

Diketahui awal mulanya video ini diketahui berasal dari story WhatsApp bernama Dimas.

Ia tampak membagikan video singkat bersama teman-temannya.

"Gabut-gabut tekan pasar bubrah merapi og pie, meh lanjut munggah neh nggak wani (Gabut-gabut bisa sampai ke pasar bubrah merapi, mau lanjut naik tidak berani)," tulisnya di keterangan video.

 

"Bagaimana bisa, pendaki alay seperti ini bisa lolos masuk ke gunung Merapi yang saat ini masih sering erupsi? Penjagaan seperti apa yang diterapkan di pos pos pendakian untuk memperketat jalur,kok sampai bisa ditembus? Kecelakaan gunung masih sering kali terjadi.

Mohon pihak terkait kiranya bisa memperketat jalur jalur legal + ilegal. Filterisasi antara penduduk lereng gunung dengan pendaki2 yang nekat ingin naik hanya demi konten medsos

Mengaktifkan kembali pos jaga pendakian utk meminimalisir kejadian serupa terulang & menghindari korban jiwa. Berkaca dr insiden jatuhnya korban jiwa di puncak garuda bbrp tahun lalu dan kejadian Kalitalang kemarin, kasus sama, hanya demi pencitraan di medsos

Prioritas keselamatan harus lebih diutamakan," tulis akun ini.

Baca juga: Merapi Muntahkan Awan Panas Dini Hari Tadi, Warga Boyolali Tetap Beraktivitas Seperti Biasa 

Respons TNGM

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Akhmadi, S.Hut, M.Si turut merespon video viral tersebut.

Menurut dia, video berdurasi singkat itu dipastikan bukan di pasar Bubrah yang ada di dekat puncak Merapi, melainkan jauh di bawah.

Ia menduga, sekelompok remaja bisa tracking sampai di sana, karena beberapa bulan lalu di New Selo di dekat desa Lencoh telah dibuka objek wisata selfie foto.

Sehingga pengunjung bisa tracking sampai di jalur pendakian.

"Kami menemukan titik yang ada papan oranye (seperti di video) itu, jaraknya masih sekitar 600 meter dari New Selo (Boyolali)," kata dia, Rabu (9/6/2021).

Menurut Akhmadi, titik tersebut bukan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Tapi selama ini, di sana sering digunakan warga lokal untuk aktivitas perkebunan.

Meskipun, saat ini sudah dilarang berdasarkan rekomendasi Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG).

Sebab, cukup berbahaya, berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi.

Dalam video tersebut, sekelompok remaja masih berada dibawah. Bukan di pasar Bubrah.

Menurut Akhmadi, hal itu dilihat dari adanya jalan setapak yang dicor. Lokasi tersebut, dinilai masih cukup mudah untuk dilalui.

Mestinya, kata dia, memang ada petugas yang berjaga di seputar lokasi tersebut.

Namun memang tidak seratus persen menjaga pintu.

"Sebenarnya, mereka itu hanya meng-caption tanda tulisan pasar Bubrah. Tapi (lokasinya) masih di bawah," tegas dia.

Akhmadi menilai, sekelompok remaja itu tidak sampai mendaki ke puncak Merapi.

Hanya tracking dan ingin naik ke atas namun tidak dilakukan, karena tidak berani.

Sebab dilihat dari kostum yang dikenakan tidak memungkinkan.

Bahkan, lokasi mereka dipastikan tidak sampai masuk ke kawasan TNGM.

"Kami dari petugas taman nasional memastikan itu, belum memasuki kawasan Taman Nasional. Tapi kalau secara radius memang mungkin menyalahi," kata Akhmadi.

Menurutnya, supaya kejadian seperti ini tidak terulang, pihaknya akan kembali mensosialisasikan secara berkala larangan untuk tidak naik gunung Merapi.

Kemudian, melakukan patroli rutin dan mengecek kembali spanduk imbauan yang sudah dipasang.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul VIRAL Video Sekelompok Remaja di Tanda Pasar Bubrah Merapi saat Status Siaga

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved