Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Tawangmangu Ramai Wisatawan di Tengah Corona Menggila : Parkir Resto Penuh dengan Motor & Mobil

Wisatawan tetap memenuhi kawasan wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar di tengah meroketnya Corona.

Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Fristin Intan
Kondisi salah satu titik di Cemoro Kandang, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (26/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Wisatawan tetap memenuhi kawasan wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar di tengah meroketnya Corona.

Dari pantauan TribunSolo.com pada Sabtu (26/6/2021), para wisatawan tampak memenuhi jalanan meski tidak sepadat hari libur biasanya.

Hal ini terlihat dari jalanan masuk ke Tawangmangu hingga kawasan Cemoro Kandang.

Mereka tampak menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor.

Baca juga: Masyarakat Zona Merah Diimbau Ganti Salat Jumat dengan Salat Zuhur di Rumah, Begini Isi Fatwa MUI

Baca juga: Tambahan Amunisi Persis Solo Jelang Kick Off Liga 2, Rekrut Pemain Naturalisasi Asal Maroko

Adapun kendaraanya terlihat di sepanjang restoran atau warung, sehingga cukup ramai.

Meskipun demikian, Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Sarwoko mengaku kondisi arus lalu lintas tidak seramai biasanya.

"Lalulintas kondusif sekali untuk hari ini," jelasnya kepada TribunSolo.com.

Dia menambahkan kondisi lalulintas juga terpantau lancar sejak pagi tadi.

"Lancar dan tidak ada kepadatan ataupun penumpukan arus lalulintas," jelasnya.

Faktor intensitas penurunan lalulintas ini, pihak Kepolisian menyebutkan karena adanya perubahan pola wisata dan kuliner beberapa waktu ini.

"Karena hari, tanggal tua dan cuaca bisa jadi faktor penurunaan hari ini," jelasnya.

Untuk cuaca di Tawangmangu - Karanganyar terpantau di beberapa titik lokasi di guyur hujan gerimis dan tertutup embun.

Sehingga pemandangan gunung lawu yang ditawarkan Tawangmangu menjadi berkurang. (*)

Klaster Pabrik di Karanganyar

Puluhan buruh pabrik sepatu di Desa/Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar mangkir panggilan swab antigen, Jumat (25/6/2021).

Swab antigen buruh pabrik ini dilakukan di laboratorium kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar.

Sebelumnya diketahui ada sekitar 200 buruh yang belum lakukan swab antigen terkait munculnya klaster Covid-19 di pabrik Sepatu tersebut.

Petugas laboratorium kesehatan Dinkes Karanganyar, Tri Eko Yekti mengungkapkan, penjadwalan swab sudah informasikan ke seluruh buruh pabrik.

Baca juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Kepala Kemenag Boyolali Meninggal di RSUD Sragen karena Covid-19

Baca juga: Hoax! Foto IGD RSUD Dr Moewardi Solo Meluber, Pasien Sampai Menunggu di Depan Kamar, Ini Faktanya

"Informasi yang kami terima, sudah," jelasnya kepada TribunSolo.com.

Namun hingga pukul 11.00 WIB tadi, terpantau hanya ada 3 buruh pabrik sepatu yang hadir.

"Mungkin karena pabrik telah diliburkan sehingga tidak dikoordinasikan dengan baik antar management dan buruh," jelasnya.

Untuk itu, Pihak DKK Karanganyar bakal lalukan pencarian terhadap buruh yang mangkir dari panggilan swab antigen ini.

Tak hanya itu, swab antigen juga dilakukan di kedua pabrik lainya dan pedangan yang berada di sekitar pabrik sepatu itu.

Camat Jaten, Dwi Sapto Aji, menjelaskan langkah ini diambil untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Dilakukan tracking secara acak diambil sampel 20, semuanya hasilnya negatif," jelasnya.

Pabrik Harus Punya Isolasi

Polisi wacanakan setiap pabrik di Kabupaten Karanganyar memiliki tempat isolasi terpusat.

Wacana itu muncul lantaran ada klaster pabrik sepatu di Kecamatan Jaten.

Kapolres Karanganyar AKBP Mochammad Syafii Maull mengatakan, penerapan ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap para karyawan.

"Seperti perusahaan menyediakan tempat sendiri, kemudian jumlah karyawan yang bekerja diatur lalu dan kordinasi Satgas Covid-19 yang ada," harapnya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: Catat!Ada Vaksinasi Massal dari TNI Polri di Boyolali untuk Warga Berumur 18 ke Atas, Ini Tanggalnya

Baca juga: Aneh Tapi Nyata, Titik Koordinat Rumah Calon Siswa Karanganyar Ada di Selandia Baru, Ini Faktanya

Dia menambahkan upaya seperti itu, untuk menekan penyebaran Covid-19 di lingkungan pabrik.

“Kita sudah sampaikan ke perusahaan, segala upaya kita lakukan agar penyebaran Covid-19 ini tidak meluas,” ujarnya,

Menurut Kapolres, jika terjadi kasus Covid-19 di perusahaan, karyawan dapat langsung isoma.

"Karena karyawan itu juga merupakan aset perusahaan, sehingga keberlangsungan kegiatan pabrik berjalan dan ekonomi masyarakat terus bergerak,” katanya.

Polres Karanganyar juga terus melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 di tingkat kecamatan, apabila adanya temuan klaster baru.

“Kami minta komunikasi harus tetap jalan. Jika terjadi kasus segera dilaporkan untuk diambil langkah secepatnya,” tegasnya.

Berkaitan dengan perusahaan yang memiliki tempat isoma secara mandiri, Kapolres Karanganyar menyebutkan ada beberapa yang sudah memiliki.

"Sudah ada, tapi kapasitas belum memadai mengingatkan jumlah setiap karyawan pabrik berbeda," jelas dia.

Asal Mula Meledaknya Jaten

Asal mula meledaknya klaster buruh di pabrik sepatu di Dusun Jumog, Desa/Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar terbongkar.

Sebelumnya ada 95 buruh yang terpapar, kini jadi sebanyak 97 orang.

Kades Jaten, Hargo Satata menjelaskan, ledakan kasus di sektor industri diduga karena ketidakjujuran salah seorang karyawan pabrik.

"Ada karyawan yang bisa dikatakan tidak jujur karena ada keluarga yang terkena Covid-19 dan masih menunggu hasil swab, tapi dia masih masuk kerja," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Ada 95 Buruh Pabrik Sepatu di Jaten Terkena Corona, Dinkes Belum Terima Daftar Mereka yang Positif

Baca juga: 95 Buruh Pabrik Sepatu di Jaten Karanganyar Positif Corona, Muncul Usai Mengeluh Batuk & Sesak Napas

Karyawan itu mulai tidak masuk kerja Kamis (10/6/2021). Itu karena hasil swab anggota keluarganya positif Covid-19.

Oleh karenanya, ia harus di-swab dan hasilnya positif Covid-19. Hasil itu didapatkannya pada Sabtu (12/6/2021).

Itu lalu dilaporkannya ke manajemen pabrik. Manajemen langsung melakukan tracing kontak erat dan dekat.

Ada sebanyak 21 karyawan yang berada dalam satu bagian dengan pasien menjalani uji swab. 13 diantaranya positif Covid-19.

Tracing kemudian diperluas dan ditemukan 10 kasus baru pada Kamis (17/6/2021).

"Tracing terus dilakukan. Total sudah ada sebanyak 745 yang sudah di-swab. 97 diantaranya positif Covid-19," kata Hargo.

"Masih ada 400-an karyawan yang hasilnya masih ditunggu. Mereka menjalani swab mandiri ataupun swab dadi pabrik," tambahnya.

Guna menekan laju penularan, Hargo menuturkan pabrik kini di-lockdown selama beberapa hari ke depan.

"Pabrik ditutup dulu selama 10 hari sambil menunggu tracking dari pabrik," ujarnya.

Komentar Dinkes

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar belum menerima data rinci nama dan alamat buruh pabrik sepatu di Jaten yang positif Covid-19.

Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati membenarkan memang ada laporan 95 buruh pabrik sepatu yang positif, tetapi hanya data awal yang diterimanya.

“Memang betul 95 karyawan terkonfirmasi positif Covid-19," terangnya kepada TribunSolo.com, Senin (21/6/2021).

"Hanya saja siapa saja nama karyawan tersebut, sampai saat ini kami belum menerima laporan,” jelas dia menekankan.

Baca juga: Nasib 4 PKL Bermobil dari Pekalongan Positif : Batal Jualan di Solo,Malah Dibawa ke Asrama Donohudan

Baca juga: 95 Buruh Pabrik Sepatu di Jaten Karanganyar Positif Corona, Muncul Usai Mengeluh Batuk & Sesak Napas

Saat ini pihaknya sedang berkordinasi dengan Satgas Penanggulangan Covid-19 tingkat desa.

Purwati mengungkapkan, data yang dia terima sampai pukul 12.00 WIB tadi hanya jumlah yang karyawan positif Covid-19 saja.

"Untuk segera mengirimkan daftar nama karyawan yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 itu," jelasnya.

Purwanti akan melakukan pemilahan antar warga Karanganyar dan lainnya,  sehingga akan dilakukan tidak lanjut seperti tracing demi swab antingen atau PCR.

Selain itu kasus penyebaran Covid-19 telah berkembang, tidak hanya melalui kluster keluarga, klaster hajatan, tapi meluas ke klaster pabrik.

“Kami kembali mengingatkan agar menerapkan protokol kesehatan ketat,” jelasnya. 

Berstatus Zona Merah

Di lain hal, kasus Covid-19 di Karanganyar melonjak sehinghga ada 5 desa dan 2 kecamatan berstatus zona merah.

Data itu sesuai data Covid-19 Jawa Tengah untuk Kabupaten Karanganyar, pada Minggu (20/5/2021), menyatakan ada 2 kecamatan dan 5 desa masuk zona merah.

5 desa diantaranya Jantiharjo, Tawangmangu, Papahan, Pandean Tasikmadu, dan Dagen Jaten juga berstatus zona merah.

Baca juga: Rekor Tertinggi Selama Pandemi, Covid-19 di Karanganyar Tembus 810 Kasus dalam Kurun Waktu 2 Bulan

Baca juga: Ambil Botol Susu Jatuh, Sopir Hilang Kendali, Daihatsu Taruna Malah Masuk ke Selokan di Tawangmangu

Serta ada 36 desa masuk zona orange, 25 zona kuning dan 44 desa zona hijau.

Purwati mengatakan, karena adanya temuan berbagi klaster Covid-19 d wilayah tersebut.

"Sekarang sudah merebah tak hanya klaster keluarga, dari klaster ibadah, wisata dan hajatan," jelasnya,.

Dia menjelaskannya masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas.

"Dari penemuan, ada saja masyarakat yang tak menggunakan masker," ujarnya.

Untuk itu Purwati menegaskan akan berupaya untuk lalukan antisipasi penekanan Covid-19 dengan melalukan tracking pasien yang telah terkonfirmasi.

"Kita fokuskan pada tracking kontak erat pasien," tegasnya.

95 Buruh Positif

Ledakan kasus Covid-19 di Kabupaten Karanganyar benar-benar terjadi, Senin (21/6/2021).

Bukan warga di permukiman, kini ada puluhan buruh di pabrik sepatu di Dusun Jumog, Desa/Kecamatan Jaten positif Covid-19, 

Kades Jaten Hargo Satoto menjelaskan, hasil swab antigen dan swab PCR yang menyasar ratusan buruh itu dilakukan mandiri oleh management pabrik, ada 95 orang positif.

Penemuan kasus Covid-19, diketahui pada lima hari lalu yakni banyak karyawan mengeluh panas, batuk dan sesak nafas.

Baca juga: Rekor Tertinggi Selama Pandemi, Covid-19 di Karanganyar Tembus 810 Kasus dalam Kurun Waktu 2 Bulan

Baca juga: Kisah Pembantu di Ngringo Karanganyar, Tertular Covid 19 Setelah Mengeroki Majikannya

"Karyawan yang positif Covid-19 berasal bukan hanya dari daerah Jaten," jelasnya kepada TribunSolo.com.

Hasil penelusuran Satgas Covid-19 Desa Jaten, menyatakan karyawan yang berstatus positif wajib isolasi mandiri (isoma) di rumah atau kos.

"Ada sekira 11 karyawan lakukan isoma di kos dekat pabrik dan sisinya di rumah masing-masing menyebar di berbagai daerah," jelasnya.

Dia menjabarkan, karyawan yang lakukan isolasi berasal dari wilayah Jaten, Kabupaten Sukoharjo, hingga hampir semua wilayah Karanganyar.

"Satgas Desa melakukan pemantauan secara berkala ke karyawan," aku dia.

Selain itu, Hargo  mengatakan pabrik yang berjumlah sekitar 1.100 karyawan ini sudah dilakukan lockdown.

"Sejak lima hari lalu, sampai nanti lima hari ke depan," tegasnya.

"Tapi hanya karyawan tertentu yang bisa masuk ke pabrik," aku dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved