Berita Solo Terbaru
Sosok Mendiang Amin Subandrio, Pendiri Gerindra Solo: Setia Dukung Prabowo Subianto
Sosok mendiang Amin Subandrio adalah orang yang setia mendukung Prabowo Subianto. Dia selalu mendukung Prabowo saat pencalonan pada Pilpres lalu.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sosok mendiang Amin Subandrio adalah orang yang setia mendukung Prabowo Subianto.
Tiga kali Prabowo mengikuti Pemilu Presiden, sebanyak itu pula Amin Subandrio memperjuangkannya.
Amin yang merupakan pendiri Partai Gerindra Solo itu selalu setia mendukung Prabowo sejak dia mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden di tahun 2009 hingga Calon Presiden di tahun 2019 silam.
Baca juga: Hampir 5 Ribu Warga Sragen Jalani Vaksinasi Gratis, di Tengah Meroketnya Corona di Sejumlah Wilayah
Baca juga: Daftar 3 Rumah Sakit Rujukan Corona di Karanganyar : Dinas Kesehatan Juga Tambah Tempat Tidur Pasien
Meski harus berhadapan dengan para pendukung lawan di basis Kandang Banteng, namun Amin tak patah arang.
Menurut Ketua Partai Gerindra Solo, Ardianto Kuswinarno, bahwa Amin seperti tak ada kapoknya saat mendukung Prabowo, meskipun tiga kali pencalonan belum ada yang berhasil.
"Beliau itu pendukung setia Prabowo, meski secara latar belakang tidak memiliki kedekatan khusus," katanya pada Minggu (27/6/2021).
Baca juga: Amin Subandrio : Pendiri Gerindra Solo, Sosok yang Tak Gentar Meski di Kandang Banteng
Bahkan kepengurusan Amin di Gerindra juga hanya seumur jagung, setelah mendirikan dia langsung melepas partai besutan Prabowo itu kepada pengurus lainnya.
"Setelah Gerindra terpilih di Pemilu 2009 dan berhasil mendapatkan dua kursi, beliau langsung mundur," ujarnya.
Meski tak berada di internal partai, namun Amin masih aktif soal dukungan kepada Gerindra.
"Beliau memberi dukungan kepada partai dan Prabowo secara eksternal," terangnya.
Baca juga: Amin Subandrio, Mantan Preman di Balik Berdirinya Gerindra Solo : Rela Bolak - Balik Ketemu Prabowo
"Sehingga ketika Pemilu basis massa beliau yang orang non partai di Solo Raya cukup solid," ungkapnya.
Meski mendukung Gerindra dan Prabowo di Kandang Banteng, namun tak ada yang berani mengusik aktivitasnya.
"Tak ada yang berani mengganggu, anak buahnya banyak, dan notabene preman jalanan," jelasnya.
Kini Amin telah berpulang setelah berjuang melawan Covid 19 di Rumah Sakit UNS.
Jasadnya dimakamkan secara protokol kesehatan oleh Satgas Covid-19 di Grengseng, Makam Haji, Kartasura.
Meninggal karena Corona
Kabar duka datang dari DPC Partai Gerindra Kota Solo.
Salah seorang pendirinya, Amin Subandrio baru saja dikabarkan meninggal dunia, Minggu (27/6/2021).
Ketua DPC Gerindra Kota Solo, Ardianto Kuswinarno mengatakan, Amin meninggal setelah berjuang melawan Covid19.
"Saya mendapat kabar beliau meninggal subuh tadi," terang dia.
"10 hari yang lalu saya dikabari bahwa beliau terpapar Covid-19," tambahnya.
Baca juga: Kabar Duka, Vokalis Steven & Coconut Treez Meninggal Dunia karena Covid-19, Sempat Dirawat di RS
Baca juga: Kabar Duka : Pembawa Acara Annas Habibi Meninggal, Pasca Berjuang Lawan Covid-19
Amin, sambung Catur, wafat di usia 62 tahun.
Sebelumnya Amin juga sudah memiliki penyakit bawaan yaitu jantung dan juga paru-paru.
"Almarhum juga sempat melakukan pemasangan ring di jantung," jelasnya.
Kini almarhum dimakamkan langsung secara protokol Covid-19 di Grenjeng, Makam Haji, Kartasura pada pagi ini pukul 10 pagi.
Terlihat para petugas dari Satgas Covid-19 mengantarkan jasad almarhum ke pusara makam dengan APD lengkap dari Rumah Sakit Kasih UNS.
MC Meninggal
Sebelumnya, pembawa acara kondang Solo Raya, sekaligus mantan presenter TATV, Annas Habibi meninggal dunia, Minggu (20/6/2021) pukul 17.30 di Rumah Sakit Dr. Oen Kandang Sapi, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Kabar duka tersebut dibenarkan sahabat mendiang, Sumartono Hadinoto saat dihubungi TribunSolo.com.
“Saya mendapatkan kabar lelayu dari salah satu teman MC saya yaitu Annas Habibi dan dinyatakan meninggal dunia tadi menjelang maghrib,” kata Sumartono kepda TribunSolo.com, Minggu (20/6/2021).
“Informasi yang didapat memang terpapar covid-19, beberapa bulan terkahir juga saya mendapatkan beberapa keluarganya terpapar Covid-19,” tambahnya.
Sumartono mengatakan, pemakaman mendiang akan digelar malam ini di kawasan kedaiamannya di daerah Sragen.
“Ya beliau adalah sosok yang baik, humble dan kalau menyampaikan acara khususnya kuliner pasti sangat enak di dengar dan multitalenta,” tambahnya.
Tokoh PDIP Meninggal
Sementara itu, tokoh PDI Perjuangan (PDIP) Kota Solo, Hariadi Saptono (55) meninggal dunia, Sabtu (19/6/2021).
Tim Sukses Gibran Rakabuming Raka di Pilkada 2020 itu menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi Solo pukul 04.50 WIB.
"Beliau sempat koma selama 9 atau 10 hari sebelum menghembuskan napas terakhirnya," kata Kakak Hariadi, Purwanto Joko Sanyoto kepada TribunSolo.com.
Dari pantauan TribunSolo.com, jenazah tiba di rumah duka, Jalan Sri Narendra RT 01 RW 04, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo pukul 09.00 WIB.
Baca juga: Rudy Singgung Intervensi ke DPC PDIP Solo dalam Pilkada 2020, Ini Tanggapan Tokoh Senior PDIP Solo
Baca juga: Tak Hanya Megawati & Tokoh PDIP, Kampanye Gibran Akan Dihadiri Banyak Artis di Antaranya Krisdayanti
Sejumlah orang tampak tengah menata bangku-bangku pelayat.
Bangku-bangku itu ditata berjarak satu sama lain.
Seorang linmas tampak menyemprotkan disinfektan ke bangku-bangku dan kawasan sekitar rumah duka.
Purwanto mengatakan akan ada ibadat pemberkatan jenazah sebelum prosesi pemakaman.
"Jenazah akan dimakamkan di TPU Daksinalaya pukul 13.00 WIB," ucapnya.
Aktif di Pilkada 2020
Tokoh PDIP Solo Hariadi Saptono menyoroti komentar Bakal Calon Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa soal 'banteng tapi kerbau'.
Menurut Hariadi Saptono, Teguh tidak seharusnya menyinggung soal 'banteng tetapi kerbau'.
Termasuk lanjut dia, soal Teguh sempat menyinggung soal kerbau Alun-alun Kidul.
"Itu sudah merujuk Kebo Kyai Slamet yang merupakan simbol budaya yang sakral bagi masyarakat Jawa (Warga Solo dan Keraton Solo Hadiningrat)," papar Hariadi Saptono, Kamis (16/1/2020).
Hariadi yang merupakan mantan Ketua DPRD Solo tahun 2006 dari PDIP itu menyarankan, agar Teguh tidak mengkonotasikan negatif kata Kebo Alkid tersebut.
"Saya juga menanyakan apa maksud ucapan pasangan Purnomo - Teguh (PUGUH), membandingkan banteng yang benar dengan banteng seperti Kebo di Alun-alun kidul?" terang Hariadi.
Hariadi mengkritik Teguh agar berpikir dahulu sebelum berucap.
"Atau jangan2 beliau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang budaya Solo (Jawa)," kata Hariadi.
Apalagi Teguh menurut Hariadi lama hidup di lingkungan Keraton dan seharusnya lebih memahami hal itu.
" Tidaklah elok (kerbau) ucapan tersebut disampaikan," terang Hariadi. (*)