Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Meski PPKM Level 3, Aparat di Boyolali Masih Jaga dengan Ketat Perbatasan Wilayah

Meski berada di PPKM Level 3 dan menjelang masa akhir, Boyolali tetap menjaga perbatasan di wilayahnya

Penulis: Tri Widodo | Editor: Muhammad Irfan Al Amin
TribunSolo.com/ Tri Widodo
Tim gabungan menghentikan bus yang akan masuk Tol Solo-Semarang di depan Gerbang Tol Mojosongo, Minggu (25/7/2021) 

Dia mengatakan, PPKM darurat diperpanjang dan Boyolali termasuk di dalamnya yang harus melaksanakan kebijakan itu.

“Karena kemarin masih ada libur Idul Adha, masih banyak orang yang kurban, kita perpanjang lagi (Minggu di rumah saja),” jelas Masruri.

Baca juga: Kabar Baik untuk Buruh di Boyolali : Tetap Dapat Subsidi Rp1 Juta, Meski Masuk PPKM Level 3

Baca juga: Penantian Panjang Terbayar, Ratusan Pedagang Pasar di Boyolali Disuntik Vaksin Covid-19

Baca juga: Beda dengan Solo, Status PPKM di Boyolali Baru Berubah Tanggal 26 Juli: Jadi Level 3

Baca juga: Kisah Pilu dari Boyolali : Istri Meninggal Dunia saat Menjaga Suami Isoman Covid-19

Masruri mengatakan perpanjangan dilakukan untuk mengurangi mobilitas masyarakat.

Selain itu program tersebut diperpanjang juga untuk mengurangi lonjakan COVID-19 di Boyolali.

“Aturan pembatasan kegiatan masyarakat, masih sama seperti kemarin,” kata Masruri.

Kemudian ia mengatakan, Kabupaten Boyolali masuk PPKM dilevel 3 karena angka paparan COVID-19 masih terkendali.

Dia menyebutkan pada aturan PPKM Level III tidak berbeda jauh dengan aturan PPKM Darurat.

Pembatasan dan pengetatan tetap dilakukan untuk menekan mobilitas masyarakat.

Termasuk pelarangan kegiatan hajatan hingga makan di tempat di restaurant atau warung makan.

Selain itu pada aturan nikah hanya boleh ijab qobul dengan peserta sangat terbatas dan dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA).

Masyarakat dilarang menggelar hajatan maupun kegiatan yang menimbulkan kerumunan.

Lebih lanjut Masruri mengakui, dengan adanya PPKM dan Minggu di rumah saja, memang berdampak pada kegiatan ekonomi warga yang menurun.

Hal ini karena mobilitas warga yang dibatasi, dan banyak pedagang yang tidak bisa berjualan.

“Pasti berdampak karena mobilitasnya berkurang, pedagang kecilkan tidak bisa berjualan,” tutur Masruri.

"Untuk saat Ini kita utamakan kesehatan dulu," imbuhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved