Olimpiade 2020
Kisah Eko Yuli Irawan, Si Penggembala Kambing yang Sumbang Perak untuk Indonesia di Olimpiade 2020
Kisah hidup Eko Yuli Irawan: Ayahnya bekerja sebagai tukang becak, ibunya adalah pedagang sayur di Lampung. Kini ia sumbang medali untuk Indonesia.
TRIBUNSOLO.COM - Kiprah Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020 terus mendapat dukungan.
Indonesia kembali menambah pundi-pundi medali.
Kontingan Indonesia Windy Cantika Aisah sebelumnya menjadi atlet Indonesia pertama yang berhasil meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020.
Baca juga: Jadwal Badminton Olimpiade 2020 Live Indosiar - Praveen/Melati vs Yuta/Arisa, Kevin/Marcus vs India
Baca juga: Jadwal Olimpiade Tim Indonesia Senin 26 Juli 2021 : Tim Panahan Putra dan Surfer Rio Waida Berlaga !
Windy Cantika Aisah merupakan atlet angkat besi putri Indonesia yang kini masih berusia 19 tahun.
Turun di kelas 49 kg putri, Windy Cantika Aisah sukses meraih medali perunggu, Sabtu (24/7/2021) siang WIB.
Windy Cantika Aisah berhak mendapatkan medali perunggu setelah menempati peringkat ketiga dengan total angkatan 194 kg.
Total angkatan snatch terbaik Windy Cantika Aisah adalah 84 kg yang didapat pada kesempatan kedua.
Adapun total angkatan clean & jerk terbaik Windy Cantika adalah 110 kg yang didapat pada kesempatan ketiga.
Berselang sehari giliran lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan berhasil mendulang perak.
Eko meraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 setelah mencatatkan total angkatan seberat 302 kg (snatch, clean & jerk).

Dari tiga kali angkatan snatch, lifter berusia 32 tahun itu membukukan angkatan terbaiknya seberat 137 kg.
Dua dari tiga angkatan snatch Eko Yuli Irawan sendiri harus berujung dengan kegagalan.
Pada angkatan clean & jerk, Eko Yuli Irawanan mencatatkan angkatan terbaiknya seberat 165 kg.
Eko Yuli Irawan hanya kalah dari wakil China yakni Fabin Li yang mencatatkan total angkatan snatch, clean & jerk seberat 313 kg.
Tidak menyangka Eko yang dulunya adalah seorang penggembala kambing bisa mendulang medali di Olimpiade.