Atlet Lifter Putri Indonesia Berhasil Raih Peringkat Lima : Kalahkan Atlet Transgender Selandia Baru
Prestasi memukau dari atlet lifter Indonesia yang berhasil menduduki peringkat lima bidang lifter dan mengalahkan atlet Transgender dari Selandia BAru
Namun, laki-laki yang melewati masa pubertas secara biologis akan diuntungkan dengan pertumbuhan tulang dan kepadatan otot yang lebih besar.
Hubbard sendiri menggunakan masa hiatus panjang dari angkat besi sebagai alasan dirinya tidak akan mendapat keuntungan karena jenis kelamin aslinya.
Hubbard sempat keluar dari kompetisi pada 2002, di usia 23 tahun, dan baru melakoni comeback pada 2017 alias 16 tahun berselang.
Runner-up Kejuaraan Dunia 2017 itu akhirnya mendapat lampu hijau untuk tampil di Olimpiade dengan total angkatan terbaik keempat dalam daftar kontestan lomba.
Malang bagi Hubbard, perjuangannya terhenti lebih awal setelah gagal melakukan satu pun angkatan sukses pada sesi snatch.
Hubbard tak dapat menuntaskan target beban 120kg, 5kg lebih berat dari angkatan snatch Amel, yang dipasangnya.
Usaha Hubbard menaikkan target menjadi 125kg pada angkatan kedua dan ketiga pun tidak membuahkan hasil.
Hubbard sejatinya mampu mengangkat barbel pada salah satu percobaan tetapi 2 dari 3 juri menyatakan angkatannya tidak berhasil.
Seperti diketahui, atlet dinyatakan keluar dari lomba jika gagal menorehkan angkatan sukses pada salah satu sesi.
Hubbard pun menempati peringkat terbawah pada hasil akhir lomba angkat besi kelas +87kg putri Olimpiade Tokyo 2020.
Artikel ini telah tayang dengan judul Olimpiade Tokyo 2020 - Kisah Lifter Indonesia Nurul Akmal Ungguli Atlet Transgender