Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kabar Gembira, 2 Ribu Lebih Difabel di Sragen Dapat Jatah Suntik Vaksin Covid-19 Jenis Sinopharm

Selain diberikan untuk lansia, pejabat publik hingga masyarakat, vaksinasi covid-19 juga akan diberikan kepada kaum difabel.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Istimewa
BPOM menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) alias izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 Sinopharm. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Vaksinasi di Kabupaten Sragen terus digencarkan.

Selain diberikan untuk lansia, pejabat publik hingga masyarakat, vaksinasi covid-19 juga akan diberikan kepada kaum difabel.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan vaksin yang akan diberikan kepada difabel ialah jenis Sinopharm.

"Untuk difabel, nanti kita akan berikan vaksin merk Sinopharm," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh Sebagai Antiinflamasi hingga Antibakteri, Baik untuk Daya Tahan Tubuh

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, PKL di Taman Kartini Sragen Memohon Jualan Boleh Sampai Jam 10 Malam

Menurut Bupati Yuni, jatah vaksin Sinopharm yang didistribusikan sebanyak 5.000 dosis.

"Kita dapat 5.000 dosis, itu untuk 2 kali penyuntikan, jadi total nanti sasarannya 2.500 difabel," katanya.

Kapan dimulai penyuntikan, Bupati Yuni belum bisa memberikan kepastian.

"Vaksinnya belum datang, mungkin minggu ini baru diminta ambil, jadi ditunggu saja," terangnya.

Sinopharm sendiri merupakan vaksin covid-19 racikan perusahaan farmasi asal China.

Vaksin Sinopharm dan Sinovac memiliki persamaan, yakni terbuat dari virus yang telah dimatikan.

Dengan begitu, imun tubuh akan mengenali partikel virus, sehingga terbentuk antibodi, untuk melawan virus corona.

Pembentukan antibodi terjadi 14 hari setelah disuntik vaksin Sinopharm, dengan efikasi sebesar 79 persen.

Penyuntikan tetap dilakukan dengan dua dosis, dengan tentang waktu 28 hari.

Penurunan Kasus

Selama PPKM yang diberlakukan Pemkab Sragen sebulan ini, Dinas Kesehatan mengklaim terjadi penurunan kasus Covid-19. 

Beberapa saat lalu, keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) hampir mencapai 100 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto mengatakan, jika saat ini BOR rumah sakit mulai mengalami penurunan. 

Baca juga: Ada 722 Pelanggaran Selama PPKM Level 4 Tahap I di Sukoharjo : di Antaranya di Kafe & Tempat Hiburan

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Kota Solo Longgarkan Pernikahan: Boleh di Tempat Ibadah

"BOR rumah sakit sudah agak turun, tapi masih tinggi, masih 88 persen," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (2/8/2021).

Namun, angka itu masih jauh dari batas aman Kementerian Kesehatan RI sebesar 60 persen.

Dengan angka BOR yang masih tinggi, rumah sakit diharuskan untuk menambah tempat tidur isolasi. 

Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4 di Sejumlah Kota dan Kabupaten, Berlaku 3 - 9 Agustus 2021

"Tapi, kendala kita kan di oksigen, kita masih kekurangan saat ini, sehingga tidak memungkinkan untuk menambah tempat tidur," katanya.

Terpisah, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengklaim jika saat ini, angka kematian sudah mengalami penurunan.

"Angka kematian sudah mulai menurun, pasien isolasi mandiri di rumah juga sudah menurun," kata Yuni. 

Bupati Yuni mengungkapkan pemberlakuan PPKM selama sebulan ini, dianggap berhasil menurunkan angka penularan covid-19.

Ada Warga Takut Isolasi Terpusat 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menemukan ada warganya yang tak jujur saat sakit. 

Sebab, mereka takut bila positif Covid-19 akan dibawa ke tempat isolasi terpusat. 

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, warga Sragen kini mulai enggan menjalani isolasi secara terpusat.

Baca juga: Kisah Anak Kost Terpapar Corona di Karanganyar: Disuruh Pulang, hingga Kesulitan Cari Tempat Isoman

Baca juga: Alasan Grha Wisata Niaga Solo Tak Lagi Jadi Lokasi Karantina, Satgas Corona : Masyarakat Tak Nyaman

Seperti diketahui, dalam penanganan Covid-19 di Sragen, Pemkab menyediakan tempat isolasi terpusat, yakni di gedung technopark, dan eks gedung SDN 2 Kragilan, di Kecamatan Gemolong.

"Intinya sekarang kan sudah ada kecenderungan, mereka tidak jujur kalau sakit, takut, kalau dibawa ke technopark," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (26/7/2021). 

Menurut Yuni, warga Sragen juga banyak yang tidak ingin dibawa ke rumah sakit. 

Baca juga: Sudah Terlanjur Viral, Ternyata Kimia Farma Sukoharjo Batal Layani Vaksinasi Corona Mandiri Hari Ini

Hal itu, dikarenakan saat menjalani perawatan Covid-19, tidak boleh ditunggu oleh keluarga.

"Tapi kalau di rumah masih bisa melihat keluarganya, kalau isolasi terpusat tidak boleh ditunggu," jelasnya.

Itulah yang masih menjadi PR Pemkab Sragen, untuk lebih memberikan pemahaman kepada warganya.

"PR kita memang harus sosialisasi, dan memberikan pemahaman (tentang penanganan covid-19)," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved