Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Ingat Bocah SD di Sragen yang Dirudapaksa? Nasibnya Pilu, Ketemu Pelaku Lantas Diberi Kepalan Tangan

Bocah SD berinisial W (9) yang jadi korban pemerkosaan mengalami nasib pilu berkepanjangan.

Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribun Jogja/Suluh Pamungkas
Ilustrasi pencabulan anak di bawah umur. 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN – Bocah SD berinisial W (9) yang jadi korban pemerkosaan mengalami nasib pilu berkepanjangan.

W merupakan bocah asal Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, masih ingatkah?

Ya, W merupakan bocah yang kasusnya mencuat usai mendapatkan perlakuan tak manusiawi oleh S pada November 2020 lalu.

Hingga kini S (38) yang juga tetangga korban masih berkeliaran.

Bahkan cerita W semakin memilukan, sehingga akhir-akhir ini enggan mengikuti pembelajaran secara kelompok dengan teman-teman sekelasnya.

Hal ini dikarenakan, W secara tidak sengaja bertemu pria yang memperkosanya, S (38) yang juga merupakan tetangga korban.

Baca juga: Pelaku Rudapaksa Bocah 9 Tahun di Sragen Belum Ditahan, Polisi : Kami Masih Dalami Keterangan Saksi

Baca juga: Pelaku Rudapaksa Bocah 9 Tahun di Sragen Berkeliaran, Pengacara : Tangkap Supaya Tak Ada Korban Lagi

Saat itu, W baru akan berangkat belajar kelompok dengan teman-temannya.

Namun ketika perjalan, W tidak sengaja bertemu, S yang memperkosanya pada November 2020 silam.

Ayah W, DS mengatakan kejadian tersebut terakhir dialami anaknya pekan lalu.

DS menyampaikan anaknya mengalami trauma yang berkepanjangan.

Usai kejadian itu, W langsung pulang dan menangis di belakang rumahnya.

"Anak saya pulang sambil nangis, waktu saya tanya ternyata di jalan bertemu S. Saat bertemu, S ini menunjukkan kepalan tangan kepada anak saya sehingga dia takut," kata DS, Senin (16/8/2021).

Tidak hanya mendapatkan intimidasi dari pelaku, DS mengatakan teman-teman dan warga sekitar juga mengucilkan anaknya.

Sehingga W tidak pernah mau keluar rumah.

DS melanjutkan anaknya kini juga sering uring-uringan.

Setiap dimintai tolong pergi ke warung untuk membeli sesuatu, W selalu menolak dengan marah-marah.

Karena kejadian ini, DS berharap tim penyidik Polres Sragen segera menetapkan S sebagai tersangka dan segera menahan tersangka.

Baca juga: Siswi Kelas 2 SMP di Jember Jadi Korban Rudapaksa, Dihamili Ayah Tiri dan Pamannya Sendiri

Baca juga: Kronologi Remaja 16 Tahun Dirudapaksa Oknum Polisi di Polsek, Korban Tiba-tiba Didatangi Polisi

Didampingi LBH Mawar Saron, hari ini mereka kembali menemui Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Sragen.

Ketua LBH Mawar Saron, Andar Beniala Lumbanraja menyayangkan kasus ini belum menemui titik terang.

Pasalnya sejak dilaporkan Desember 2020 lalu hingga kini masih stagnan.

"Kejadian pemerkosaan sudah November dan dilaporkan Desember 2020. Sudah jalan sembilan bulan, tetapi belum ada penetapan tersangka," kata Andar.

Dirinya menilai penanganan kasus ini sangatlah lamban.

Menurutnya, penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak bisa diselesaikan lebih cepat.

Jika pelaku masih bebas berkeliaran, pihaknya mengkhawatirkan proses pemulihan kondisi psikologis W akan terganggu.

Sementara itu, dihubungi lewat sambungan telepon Kasat Reskrim Polres Sragen AKP Guruh Bagus Edi Suryana mengatakan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

Dirinya sudah meminta Kepala Unit (Kanit) PPA yang baru agar mempelajari kasus tersebut agar kasus ini segera dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Selain pergantian Kanit PPA, dirinya menyebut adanya perbedaan dari salah satu saksi kepada polisi menjadi salah satu kendala dalam penyelidikan.

"Keterangan teman korban yang jadi saksi tidak bisa kita pegang. Padahal keterangan itu yang menunjukkan terkait peristiwanya seperti apa," kata Guruh mewakili Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi.

Guruh melanjutkan saat ini penyidik masih melengkapi bukti-bukti yang merujuk pada penetapan tersangka.

Dirinya mengaku jika sudah lengkap Polres Sragen akan segera gelar perkara.

Pelaku Masih Berkeliaran

Sebelumnya, Polres Sragen belum melakukan penahanan pelaku pemerkosaan berinisial S (38) di Kecamatan Sukodono pada 10 November 2020 lalu.

Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Guruh Bagus Eddy Suryana mengatakan, pihaknya saat ini sedang memeriksa lima orang saksi.

"Keterangan dari saksi-saksi masih kami dalami," ujar dia kepada TribunSolo.com, Jumat (26//2/2021).

Sejauh ini, terlapor baru satu orang dengan inisial S.

Dia tak menampik bila pelaku belum ditahan.

”Belum dilakukan penahanan, untuk terlapor belum kami panggil,” paparnya.

Baca juga: Pelaku Rudapaksa Bocah 9 Tahun di Sragen Berkeliaran, Pengacara : Tangkap Supaya Tak Ada Korban Lagi

Baca juga: Dapat Undangan Hadiri Pelantikan Etik-Agus, Mantan Wabup Sukoharjo Tak Hadir, Mengaku ke Bandung

Khawatir Ada Korban Lain

Oknum pesilat S pelaku pemerkosaan terhadap bocah perempuan berinisial W di bawah umur hingga kini belum ditahan oleh polisi.

Pengacara korban dari LBH Mawar Saron Solo, Andar Beniala Lumbanraja mengatakan, laporan pihak korban ke Polres Sragen pada 29 Desember 2020 lalu.

Korban sudah terbukti mengalami luka robek di bagian kelamin.

"Tapi sayangnya sampai saat ini pelaku belum dilakukan penahanan," kata Andar kepada TribunSolo.com, Jumat (26/2/2021).

Andar mendesak Polres Sragen supaya pelaku segera ditahan dan tidak berkeliaran.

"Yang kami takutnya adalah pelaku mengulangi tindakan bejatnya dan bisa ada korban lain,” terang Andar.

Menurutnya, hasil visum sudah cukup kuat untuk dijadikan bukti dan menjerat pelaku.

"Seharusnya dari visum itu sudah bisa untuk menjerat pelaku," tegasnya.

Sebelumnya, S tega memperkosa W di sebuah rumah kosong pada 10 November 2020 lalu.

S mengajak W untuk menonton video porno sebelum diperkosa.

Digilir Juga

Sebuah balai desa di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sukodono dijadikan tempat pesta seks oleh lima anak yang statusnya masih di bawah umur.

Aksi tidak senonoh tersebut terjadi pada 12 Desember 2020 sekitar pukul 14.00 WIB.

Yang membuat miris lagi adalah korban yang diperkosa tak lain ialah W (9).

W sebelumnya dirudapaksa oknum pesilat pada 10 November 2020 lalu di sebuah rumah kosong.

Informasi yang dihimpun, awalnya W diajak oleh temannya bernama P (14) seorang siswi kelas IX untuk bermain di balai desa.

Baca juga: Status WA Terakhir TKW Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan di Malaysia:Aku Akan Dipinang Malaikat Maut

Baca juga: Curiga Anak Sering Murung, Remaja 13 Tahun Ternyata Jadi Korban Pemerkosaan Kenalan Lewat Facebook

Untuk meyakinkan W agar mau diajak ke balai desa, P memberi iming-iming diajak jajan.

Namun sesampainya di lokasi, ternyata di sana sudah ada tiga orang laki-laki yang juga masih duduk di bangku SMP.

"Korban pun langsung diajak masuk ke dalam kamar mandi. Di sana mereka melakukan tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan," tutur dia.

Lebih lanjut Andar menjelaskan, di dalam toilet, P melakukan hubungan seks dengan dua orang pria.

"Sedangkan W dipaksa untuk melakukan hubungan seks juga dengan salah satu pria teman si P," ucapnya.

Andar mengaku belum bisa mengungkap inisial dari para pelaku di toilet kantor desa.

”Anak ini baru pertama kali bertemu anak-anak tersebut sehingga tidak tahu namanya. Sementara P saat ini belum menyampaikan,” imbuhnya.

Psikologis Terguncang

Akibat kejadian tersebut, sekarang kondisi psikologis terguncang.

"W sangat ketakutan apabila bertemu dengan gerombolan laki-laki yang sedang nongkrong," kata dia.

Andar menyatakan, W kerap marah-marah saat berpapasan dengan rombongan laki-laki.

Selain itu, korban juga tidak mau berbicara terlalu banyak tentang apapun, terlebih lawan bicaranya seorang laki-laki.

"Dia cuma mau terbuka kalau teman ngobrolnya perempuan," jelas dia.

Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dari korban mengenai kejadian yang dialaminya, pihaknya memberi pendamping seorang perempuan.

"Ada anggota kami yang mendampinginya," tuturnya.

Pendamping korban, Desideria Anindita Sari menuturkan bahwa, W baru mau menjawab pertanyaan-pertanyaan jika dia yang menanyakan.

"Korban baru mau buka suara kalau saya yang ajak bicara," katanya.

Oknum Guru Silat

Sebelumnya, seorang bocah perempuan berinisial W (9) asal Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen menjadi korban pemerkosaan oleh seorang oknum guru silat yaitu S (38) pada 10 November 2020 lalu.

Dari informasi yang didapat, W dirudapaksa S di sebuah rumah kosong.

Sebelum merudapaksa korban, S sempat mengajak W untuk menonton video porno.

Baca juga: Status WA Terakhir TKW Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan di Malaysia:Aku Akan Dipinang Malaikat Maut

Baca juga: Detik-detik PN Karanganyar Ricuh, Gas Air Mata Bikin Ratusan Pesilat PSHT Lari Tunggang Langgang

Selesai menonton film porno, korban diperkosa oleh S.

Ayah W, yakni D, menjelaskan bahwa saat kejadian, putri kecilnya itu tak bisa melawan lantaran kedua tangannya diangkat.

"Bagian ulu hati anak saya juga digencet oleh si pelaku."

"Bahkan pelaku mengancam akan memukul korban jika menceritakan kejadian ini kepada siapa pun," ujarnya kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).

Pelaku kemudian membuang celana dalam korban ke kakus.

Lantas korban pulang dengan keadaan tidak memakai celana dalam.

Dari situlah, muncul kecurigaan orang tua korban karena anaknya pulang tidak memakai celana dalam.

"Setelah kejadian itu, bulan Desember kemarin, anak saya mengalami panas tinggi. Saya kira dia terkena Covid-19, lalu saya bawa ke Puskesmas setempat," paparnya.

Sesampainya di puskesmas, ayah korban diminta petugas Puskesmas untuk lapor ke kantor polisi.

"Saya kaget kenapa malah disuruh lapor ke kantor polisi. Ternyata saya diberitahu bahwa anak saya sudah tidak perawan dan robek searah jarum jam 6," katanya.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil visum yang dilakukan pihak puskesmas.

Akhirnya, D mendesak dan korban mengaku telah diperkosa.

"Saya langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Sragen akhir Desember lalu," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pernah Jadi Korban Pemerkosaan, Siswi SD di Sragen Ini Trauma bila Bertemu Pelaku di Jalan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved