Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Jawaban Gibran Soal Jokowi yang Kerap Dihina: Sudah Biasa dan Tidak Usah Diambil Pusing

Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai soal pembicaraan yang ramai akhir-akhir ini, soal hinaan pada Presiden Joko Widodo. 

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Azhfar Muhammad Robbani
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat ditemui TribunSolo.com di kawasan Solo Paragon Mall, Minggu (13/6/2021). 

Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai soal pembicaraan yang ramai akhir-akhir ini, soal hinaan pada Presiden Joko Widodo

Apalagi setelah ramai, Megawati Sukarnoputri menangis karena Jokowi sering dihina. 

Sang Ketua Umum PDIP menyesalkan adanya oknum yang menghina Presiden Joko Widodo.

"Coba lihat Pak Jokowi. Saya suka nangis lho. Beliau itu sampai kurus. Kurus kenapa, mikir kita, mikir rakyat. Masa masih ada yang mengatakan Jokowi kodok lah. Orang itu benar-benar tidak punya moral. Pengecut, saya bilang," kata Megawati dalam sebuah video YouTube.

Baca juga: Asyik, Presiden Jokowi Beri Lampu Hijau Belajar Tatap Muka Bisa Dilakukan, Asalkan Penuhi Syarat Ini

Baca juga: Pakaian Adat dan Ikat Kepala Suku Baduy yang Dikenakan Jokowi Punya Arti Khusus, Ada Makna Tersirat

Menanggapi hal itu putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menerangkan bahwa hinaan dan cercaan kepada ayahnya bukanlah hal baru.

"Sudah biasa dan tidak usah diambil pusing," katanya pada Jumat (20/8/2021).

Dirinya menjelaskan, bahwa hinaan dan bullyan adalah resiko menjadi pejabat publik.

Baca juga: Jokowi Pakai Baju Adat Baduy, Gibran Punya Gaya Sendiri : Setelan Jas Berdasi

"Sudah resiko beliau menjadi publik, tentu ada yang suka dan juga tidak" jelasnya.

Sang Wali Kota Solo tersebut juga mengimbau kepada para pendukung Presiden agar tidak gegabah dan asal melaporkan.

"Tidak usah repot-repot, kita fokus pada Covid-19," kata dia. 

Momen Menangis

Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menceritakan momen saat ia menangis karena memikirkan Presiden Joko Widodo.

Rupanya, Megawati pernah menangis mengetahui Presiden Joko Widodo kerap mendapatkan kritik dari masyarakat.

Baca juga: Kenang Sosok Rachmawati, Mudrick Sangidu : Konsisten Bersikap, Berani Kritik Megawati Soekarnoputri

Baca juga: Hariadi Saptono, Sosok Penting di Balik Gibran Dapat Restu Megawati di Pilkada Solo, Ini Kisahnya

Hal tersebut disampaikan Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan peletakan batu pertama pembangunan perlindungan kawasan suci Pura Besakih, Bali, secara daring, Rabu (18/8/2021).

Ia berseloroh, tubuh Jokowi kurus karena memikirkan nasib rakyatnya.

“Coba lihat Pak Jokowi. Saya suka nangis lo. Beliau itu sampai kurus. Kurus kenapa. Mikir kita. Mikir rakyat,” kata Megawati Soekarnoputri.

Lebih lanjut, Megawati Soekarnoputri menyebut ia heran lantaran masih saja ada orang yang mengatai Presiden Jokowi.

“Masak masih ada yang mengatakan Jokowi kodok lah. Orang itu benar-benar tidak punya moral,” ujarnya.

Bagi Megawati Soekarnoputri orang-orang yang tidak bermoral dan kerap mengatakan hal negatif terhadap Presiden Jokowi adalah pengecut.

“Pengecut, saya bilang. Saya di-bully juga gak takut kok. Coba datang berhadapan. Jantan kamu. Kita mesti berkelakuan sebagai warga negara yang punya etika moral. Jangan sembarangan,” tegas Megawati Soekarnoputri.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini pun menyampaikan harapannya kepada pihak-pihak yang kerap mengkritik Presiden Jokowi.

Ia berharap, kritik terhadap Presiden Jokowi dan pemerintahannya dilakukan secara beretika, konstruktif, dan solutif.

“Saya hanya ingin orang itu datang baik-baik bertemu Pak Jokowi. Kegagalannya dimana dan konsep dari orang itu supaya tidak gagal seperti apa,” ujarnya.

Menyoal kritik terhadap Jokowi, Megawati Soekarnoputri mengaku pernah menguatkan kadernya untuk menjalankan tugasnya sebagai Kepala Negara.

Ia meminta, Presiden Jokowi untuk tegar menghadapi ujian-ujian dalam menjalankan pemerintahan.

“Saya katakan ke Pak jokowi. Bapak yang tegar saja. Kami di belakang Bapak, karena ini adalah cobaan bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia,” ujarnya.

“Coba dilihat di televisi negara super power Amerika pun mengalami. Saya sangat sedih kalau banyak orang yang sepertinya menjelekkan Pak Jokowi. Pak Jokowi gagal. Pemerintah kita gagal," tutup Megawati.

Megawati Sebut Pemimpin Itu Harus Mau Turun ke Rakyat, Bukan Jago Pencitraan

Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan pandangannya soal pemimpin.

Megawati menyebut bahwa pemimpin strategik bukanlah sosok yang suka melakukan pencitraan semata.

Menurutnya, pemimpin harus turun ke bawah dan langsung bersentuhan dengan rakyat kecil.

Baca juga: Megawati Ingatkan Kader PDIP Adalah Petugas Partai: Kalau Tak Mau Diberi Tugas, Out Saja

Baca juga: Pesan Ketua DPC PDIP Solo FX Rudy ke Gubernur Ganjar Pranowo: Urusan Capres, Urusan Ketum Megawati 

Megawati menyampaikan itu saat orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat (11/6/2021).

"Kepemimpinan strategik juga tidak bisa berdiri atas dasar pencitraan," kata Megawati.

Mengutip Jim Collins, Megawati mengatakan kepemimpinan strategik merupakan kepemimpinan yang membangun organisasi, yang jauh lebih penting daripada sekadar popularitas diri.

Sebaliknya, kepemimpinan strategik memerlukan kerja turun ke bawah, dan langsung bersentuhan dengan rakyat bawah atau wong cilik.

"Sebab ukuran kemajuan suatu bangsa, parameter ideologis justru diambil dari kemampuan negara di dalam mengangkat nasib rakyat yang paling miskin dan terpinggirkan," kata Megawati.

"Itulah tanggung jawab etik dan moral terbesar seorang pemimpin: menghadirkan terciptanya keadilan sosial," imbuhnya.

Megawati lalu mengajak agar kritik dan otokritik dilakukan, agar hakikat kepemimpinan strategik bagi bangsa dan negara dipahami esensi dan implementasinya.

"Saya mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin di jajaran pemerintahan negara, baik pusat maupun daerah, Pimpinan Partai Politik, TNI, POLRI dan seluruh aparatur sipil negara, untuk mengambil hikmah terbesar tentang makna kepemimpinan strategik yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Megawati: Pemimpin Strategik Itu Turun ke Rakyat, Bukan Jago Pencitraan dan Kompas.tv dengan judul: Megawati Mengaku Menangis karena Jokowi, Ada Apa?

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved