Berita Sukoharjo Terbaru
Belajar dari Petani Sukoharjo, Kendalikan Hama Tikus dengan Burung Hantu Jenis Tyto Alba
Cara unik diterapkan petani di Sukoharjo untuk mengendalikan populasi hama tikus.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Cara unik diterapkan petani di Sukoharjo untuk mengendalikan populasi hama tikus.
Petani di Kelurahan/kecamatan Sukoharjo, menernak burung hantu jenis tyto alba, sebagai puncak rantai makanan ekosistem di sawah.
Salah satu peternak, Widodo mengatakan, pemanfaatan burung hantu sebagai pembasmi hama alami cukup efektif.
Baca juga: Burung Hantu Bantuan Tak Betah di Kandang, Gapoktan Sragen Bingung : Pagupon Cuma Buat Transit
Baca juga: Jebakan Tikus Berlistrik Bikin 12 Orang Tewas, Kodim Sragen Beri Petani Burung Hantu, Ini Alasannya
Pasalnya, burung hantu ini hanya memangsa tikus, dan tidak mengganggu hasil pertanian para petani.
"Saya mulai melakukan budidaya tyto alba, pada tahun 2013 lalu. Saat itu, saya ikut pelatihan di Demak," katanya, Senin (30/8/2021).
Widodo merupakan peternak burung hantu satu-satunya yang ada di Kabupaten Sukoharjo.
Baca juga: Tes Kepribadian: Gambar Burung Hantu atau Wanita? Jawabanmu Ungkap Bagaimana Dirimu di Pekerjaan
Dia menekuni ternak burung hantu ini, karena keresahannya dengan hama tikus yang semakin meraja rela.
"Dulu sebelum ada pemanfaatan burung hantu ini, kita melakukan grobyokan tikus itu sampai 9 kali. Apalagi saat musim tanam," jelasnya.
"Saat ini, paling kita cuma melakukan satu atau dua kali grobyokan tikus saja," imbuhnya.
Meski dengan sistem pelepasan burung hantu ini cukup efektif, namun upaya lain untuk membasmi hama tikus tetap harus dilakukan.
Ia menuturkan, satu burung tyto alba ini bisa membasmi 1 sampai 5 ekor tikus per harinya.
"Yang sudah dewasa itu bisa membunuh hingga lima ekor tikus, tapi yang dimakan paling cuma tiga ekor saja," pungkasnya.
Petani Sragen Juga Mulai Pakai Burung Hantu
Sejak tahun 2019, sebanyak 20 petani di Sragen meninggal dunia, karena tersengat jebakan tikus yang dipasang di sawah.