Berita Wonogiri Terbaru
Muncul Demam Setelah Disuntik Vaksin Moderna, Tak Perlu Panik: Itu Proses yang Wajar
Setiap orang memiliki reaksi bermacam-macam setelah mengikuti vaksinasi. Ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat dan tidak.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Setiap orang memiliki reaksi bermacam-macam setelah mengikuti vaksinasi.
Ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat dan tidak.
Saat ini vaksin yang disebut memiliki KIPI berat yakni Moderna.
Baca juga: Vaksinasi di SMA Van Lith Muntilan : 2 Hari, 1.159 Vaksin untuk Masyarakat Terserap Habis
Baca juga: Info Terbaru Vaksin Sputnik-V di Indonesia : Resmi, Sudah Dapat Persetujuan dari BPOM
Diterangkan oleh Endra Dwi Cahyana, Ketua Pokja KIPI Kabupaten Wonogiri, KIPI yang paling sering ditemui usai disuntik dengan vaksin Moderna adalah munculnya demam.
Bukan hanya itu, kadang juga terjadi nyeri otot, pusing hingga tubuh menggigil.
Namun, menurut Endra, kejadian-kejadian ikutan itu adalah hal yang lumrah.
Baca juga: Ogah Kalah dari Solo, Bupati Jekek Janji Bisa Suntikkan Vaksin Bagi 25 Ribu Warga Wonogiri Per Hari
"Itu disebabkan adanya interaksi vaksin dengan tubuh, jadi ya wajar," jelas Endra pada Sabtu (28/8/2021).
Ketika masyarakat merasakan demam usai disuntik vaksin, kata Endra, mereka tak perlu panik.
Masyarakat boleh meminum obat penurun panas, seperti paracetamol. Dikompres pun juga bisa.
Baca juga: Usai Batalkan Biaya Vaksin 50 Ribu, Buruh di Karanganyar Diintimidasi: Jangan Suka Posting di Medsos
Endra menambahkan, misal ada masyarakat yang sampai mengalami pusing kepala hingga mual dan muntah, bisa dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Bisa dibawa ke RS untuk pemberian cairan, tapi yang sampai seperti itu jarang ditemukan," kata dia.
Tak hanya itu, KIPI lain yang mungkin bisa dirasakan yaitu alergi.
Baca juga: Ramai di Medsos Klaten, Ada Pejabat Pemkab Terima Vaksin Dosis ke-3, Begini Penjelasan PMI
Kejadian itu bisa dirasakan oleh warga yang memiliki alergi terhadap antibiotik.
Namun kejadian itu belum pernah ia temukan di Wonogiri setelah ada masyarakat yang disuntik Moderna.
"Paling sering yang demam itu tadi. Tapi ya itu, bisa diredakan dengan paracetamol," jelasnya.
Baca juga: Tak Main-main, di Sragen Pakai 4 Jenis Vaksin : Mulai Sinovac, Sinopharm, Moderna & Astrazeneca
Lebih jauh Endra menjelaskan, bahwa masyarakat yang mengalami KIPI demam saat di rumah, bisa membeli paracetamol ke apotek terdekat.
Masyarakat juga bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang nomor ponselnya sudah tertulis di kartu vaksin.
Kalau kondisi KIPI cukup berat, diharapkan warga segera melapor untuk mendapat perawatan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Khusus disana, perawatan akan ditanggung oleh pemerintah.
Wonogiri 25 Ribu Sasaran Vaksin Per Hari
Kabar baik soal ketersediaan vaksin datang bagi warga Kabupaten Wonogiri.
Ya, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo janji bisa memberikan vaksin bagi sebanyak 25.000 sasaran per hari di seluruh 25 Kecamatan.
Angka tersebut tidak semata-mata hasil hitungan lisan saja, namun berdasarkan sistem pelaksanaan vaksinasi yang ada di Wonogiri.
Seperti yang sudah diketahui, sejak hari Selasa (24/8/2021) kemarin, hingga hari Sabtu (28/8/2021) mendatang Wonogiri sedang melakukan percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi.
Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri, menyebut setiap harinya tiap kecamatan mampu menyuntikkan vaksin ke 1.000 target per hari.
Baca juga: Cara Urus Surat-surat Tanah di Wonogiri Pakai Aplikasi Sego Tiwul : Tak Ribet,Bisa Daftar di Rumah
Baca juga: Kesedihan Keluarga Boyolali, Kemarin Neneknya yang Stroke Meninggal, Kini Cucunya Bayi Hidrosefalus
Dicontohkan oleh Jekek, hari ini di Pendopo Kabupaten Wonogiri digelar vaksinasi untuk sasaran dari Kecamatan Manyaran.
"Hari ini tadi dari Kecamatan Manyaran ke sini, targetnya 1.240 orang," kata Jekek Jumat (27/8/2021).
Atas dasar itu, Jekek meyakini bahwa Wonogiri mampu menggelar vaksinasi untuk 25.000 sasaran di 25 kecamatan dalam satu hari.
Jika tiap kecamatan mampu 1.000 orang per hari, maka bila dihitung bisa mencapai 25.000 sasaran per harinya.
Namum, hal itu bisa dilakukan bila ketersediaan stok vaksin sudah dimiliki oleh Wonogiri.
"Yang kami bicarakan ini data dan fakta yang sudah kami lakukan selama beberapa hari disini," kata dia.
Lebih jauh capaian itu bisa dilakukan karena pihaknya sudah mempersiapkan segala sesuatunya, baik SDM maupun infrastruktur pendukung.
"Prinsipnya, kami melakukan vaksinasi dengan pemetaan dan sasaran yang tepat, dengan itu maka akan memperlancar," kata dia.
Selain itu, Jekek menyebut bahwa percepatan vaksinasi ini juga dilakukan sembari memberikan edukasi ke masyarakat terkait prioritas pemberian vaksin.
Agustus Ini 80 Persen
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan merencanakan dirinya akan kembali berkunjung ke Kota Solo akhir Agustus nanti.
Dirinya menargetkan pada kunjungan tersebut Kota Solo sudah berhasil melakukan vaksinasi sebanyak 75 persen dari target penduduk.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan, bahwa target yang dicanangkan oleh Luhut sudah mendekati pencapaian.
Baca juga: Kisah Nenek 78 Tahun Semangat Divaksin Meski Digendong, Ingin Panjang Umur untuk Urus Cucu Yatim
Baca juga: Belum Dapat Vaksin di Karanganyar? Kapolres : Daftar ke Polsek-polsek Terdekat,Per Hari Ribuan Dosis
"Saat ini vaksinasi di Kota Solo sudah jalan dari 70 menuju 80 persen," katanya pada Jumat (6/8/2021).
"Sehingga nanti Pak Luhut datang kita sudah lewati target," jelasnya.
Dari catatan kemenkes.go.id, vaksinasi pertama Kota Solo telah mencapai 293.078 orang atau sebesar 70 persen dari 417.151 total seluruh warga Solo.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Sragen Ditarget 15 Ribu Orang Per Hari, Luhut: Solo Raya 75 Persen Akhir Bulan
Dalam proses mengejar target, Pemkot Solo juga menggalakkan vaksinasi bagi anak sekolah rentang usia 12-17 tahun.
"Diharapkan herd immunity tercapai di Kota Solo, dan diharapkan aktivitas bisa mulai berjalan normal," harapnya.
Gibran menambahkan herd immunity di Kota Solo belum bisa dianggap berhasil, bila wilayah sekitarnya tidak menggalakkan proses vaksinasi.
"Jangan cuma Solo tapi Solo Raya yang mengejar kekebalan komunal," imbuhnya. (*)