Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kronologi Atap Sekolah di SDN Patihan 3 Sragen Ambrol, Dua Tahun Tidak Digunakan karena Pandemi 

Sebuah gedung di SD N Patihan 3 Sidoharjo, Kabupaten Sragen ambrol pada, Minggu, (5/9/2021) sekitar pukul 14.15 WIB.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Kondisi atap SDN Patihan 3 Sidoharjo Sragen, yang terancam ambrol karena kayu yang mulai rapuh. 

Diketahui, hanya terdapat total 27 siswa di SD Negeri Patihan 3, Sidoharjo, Sragen.

Menimbang sedikitnya siswa yang belajar, rencana akan terjadi peleburan siswa ke sekolah terdekat.

"Rencananya memang akan dilebur ke sekolah terdekat, saya sebagai kepala sekolah SD N Patihan 1 juga sudah siap apabila dilebur disana," terangnya.

"Siswa SDN Patihan 1 totalnya ada 110 murid, jadi jika ditambah yang dari SD N Patihan 3 ini masih cukup," tambahnya.

Tak Ada Korban 

Sehari menjelang pembelajaran tatap muka, atap SD Negeri 3 Patihan, Sidoharjo, Sragen ambrol, pada Minggu (5/9/2021) lalu.

PLT Kepala Sekolah SD N 3 Patihan, Sri Sukamti mengatakan ambrolnya atap terjadi begitu saja. 

"Tidak ada angin tidak ada hujan, atapnya langsung ambrol ke tanah, untung hari itu sedang libur, sehingga tidak ada murid disana," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Tak Ada Siswa & Guru Terpapar Corona, Bupati Boyolali Sebut Sekolah Tatap Muka Bakal Diperluas Lagi

Baca juga: Jokowi Pantau Vaksinasi Pelajar di SMAN 1 Kartasura Besok, Sekolah Siapkan Tenda Merah Putih

Sri Sukamti menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.15 WIB dan memang tidak ada orang disana.

Ambrolnya atap sekolah, diketahui oleh warga sekitar yang mendengar bunyi keras yang berasal dari arah sekolah. 

"Tahunya dari warga sekitar sini, mereka kaget, ada bunyi mak bruk, seperti gempa, ternyata atap sekolah yang jatuh," jelasnya.

Baca juga: Pekan Depan Sukoharjo Gelar Sekolah Tatap Muka, Siswa Dilarang Gunakan Angkutan Umum

Menurut Sri Sukamti, penyebab robohnya atap sekolah karena kayu penyangga atap memang sudah rapuh.

"Karena kayunya itu sudah lapuk, dimakan rayap, jadinya tidak sudah kuat lagi menyangga atap," ujar Sri Sukamti.

Robohnya atap, tepat sehari menjelang pembelajaran tatap muka di sekolah yang diberlakukan di Kabupaten Sragen.

Baca juga: 11 Sekolah di Kabupaten Sragen Ditunjuk Jadi Pelopor Sekolah Penggerak, Apa Itu?

Pantauan TribunSolo.com di lapangan, dalam satu deret bangunan tersebut, terdapat 4 ruang kelas.

Atap kelas 2 dan kelas 3 kini telah dibongkar, dan mulai dibersihkan sisa-sisa runtuhan atap tersebut. 

Masih ada atap yang terancam roboh, yakni berada di kelas 4.

Nampak, plafon sudah jebol dan kayu penyangga juga sudah rapuh. 

Bahkan, terdapat beberapa kayu yang sudah patah, dan kondisi atap yang mulai mencekung. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved