Berita Solo Terbaru
Melegenda di Solo, Kerupuk UlamSari yang Diborong Gibran Ternyata Sudah 40 Tahun Berdiri
Makanan renyah yang jadi favorit masyarakat Indonesia satu di antaranya Kerupuk.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Makanan renyah yang jadi favorit masyarakat Indonesia satu di antaranya Kerupuk.
Kepopulerannya juga sangat tinggi, tak jarang semua orang suka dengan panganan satu ini.
Seperti halnya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengaku sangat suka makan kerupuk untuk sehari-hari.
Baca juga: Cerita Gibran Borong Kerupuk saat Datang ke Festival di Solo: Buat Makan Pagi - Malam
Baca juga: Kisah Cinta Pasutri Penyandang Tunanetra yang Jual Kerupuk Bersama
Bentuk kerupuk bulat berwarna putih atau kuning ini, bisa ditemui di warung, rumah makan hingga pusat oleh-oleh.
Satu brand cukup legendaris di Kota Solo yakni, Kerupuk UlamSari asal Kota Solo.
Kerupuk UlamSari berdiri sejak tahun 1981, memiliki pabrik di Losari, Semanggi, Pasar Kliwon, Kota Solo.
Baca juga: Siswa Penyandang Disabilitas YPAC Surakarta Lomba Agustusan, Makan Kerupuk hingga Pecah Air
Owner Krupuk UlamSari, Fitriani Sulistyowati (36), menjelaskan usaha pembuatan kerupuk turun-temurun dari keluarganya.
"Usaha keluarga, dari bapak yang mengelola usaha ini. Setiap harinya mengelola 50 kilogram kerupuk," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (21/9/2021).
Uniknya, selama 40 tahun, usaha Kerupuk UlamSari hanya memproduksi satu varian kerupuk saja.
Baca juga: Bentar Lagi 17 Agustus, Meme-meme Lomba Makan Kerupuk Mulai Beredar dan Bikin Ngakak!
"Jenisnya cuma satu (bulat) rasanya gurih pakai bawang, tapi kami berinovasi dari bentuk serta kemasannya tanpa merubah rasa," ungkapnya.
Fitri menjelaskan jenis produk krupuk yang sudah digoreng dan sebelum digoreng.
"Ada kemasan premium yang besar isi dua, untuk restoran atau rumah makan. Kalau yang mentah buat Pusat Oleh-oleh. Sedangkan yang ukuran biasa untuk warung-warung kecil," ungkapnya.
Hampir selama 2 tahun pandemi Covid-19, ternyata usaha Kerupuk ini juga memiliki kesulitan yang sama seperti produk lainnya.
Baca juga: Buruh di Jateng Bawakan Kerupuk untuk Ganjar, Minta UMK 2016 tak Mengacu PP 78/2015
"Sama kayak yang lain, tapi Alhamdulillah kerupuk sudah kayak kebutuhan pokok jadi masih lalu," ujarnya.