Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Kejadian Aneh di Makam Prajurit Pangeran Sambernyawa : Lampu Tak Bisa Hidup, Kerbau Tiba-tiba Lumpuh

Makam kuno nan keramat di Dukuh Krisik, Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali memiliki banyak cerita di luar nalar.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Makam kuno nan keramat di Dukuh Krisik, Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali memiliki banyak cerita di luar nalar. 

Menurutnya, setiap kali dipasangi lampu, tidak akan menyala dalam waktu lama dan pernah tiba-tiba sudah terlempar jauh.

"Jadi ya kalau malam gelap banget di sini," ujarnya.

Baca juga: Inilah Sumardi, Sosok Penting yang Selama Ini Pasok Mebel ke Pabrik Milik Jokowi di Kalijambe Sragen

Baca juga: Sisi Lain Makam Ki Ageng Balak Sukoharjo : Banyak Peziarah yang Minta Bisa Lepas dari Jeratan Hukum

Makam Balak

Makam kuno Ki Ageng Balak yang berada di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo dikenal fenomenal.

Ada saja orang atau peziarah yang meminta sesuatu sehingga disangkut-sangkutkan dengan sosok Ki Ageng Balak.

Ya, Ki Ageng Balak yang memiliki nama asli Raden Sujono dikenal sebagai putra Prabu Brawijaya , raja terakhir Kerajaan Majapahit kala itu.

Raden Sujono disebutkan dalam berbagai literatur, sebagai pradot agung (hakim) yang memiliki tugas untuk menegakkan hukum di Majapahit. 

Makam kuno Ki Ageng Balak yang berada di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.
Makam kuno Ki Ageng Balak yang berada di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. (TribunSolo.com/Agil Tri)

Baca juga: Biodata Agung Supardi : Sebelum Sukses Jadi Anggota DPRD Boyolali,Pernah Jadi Guru di Sekolah Swasta

Baca juga: Dulu Kirab Keliling Kampung, Sekarang Pulung Langse di Makam Balakan Sukoharjo Dilakukan Tertutup

Juru kunci makam Ki Ageng Balak, Slamet membenarkan, jika sosok Raden Sujono merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit.

"Beliau sampai ke sini itu untuk mengembara, dan menimba ilmu," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (27/9/2021).

Hingga akhirnya, Ki Ageng Balak dan dimakamkan di Desa Mertan yang dahulunya masih hutan lebat.

Sampai akhir hayatnya, Ki Ageng Balak ditemani dua pengawalnya, yakni Tumenggung Simbarjo, dan Tumenggung Simbarjoyo.

Raden Sujono sendiri dikenal sebagai sosok yang bijaksana, serta menguasai berbagai ilmu.

Oleh karenanya, mitor dari pezairah, jika mendatangi makam Raden Sujono diyakini mampu memberikan tuah yang tinggi.

"Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang berziarah, tapi biasanya yang ramai itu saat malam jumat, apalagi malam jumat kliwon," ujarnya.

Terdapat mitos, jika banyak peziarah yang datang ke sini dengan keinginan untuk bisa lepas dari kasus hukum yang sedang dihadapi.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved