Berita Sukoharjo Terbaru
Kunjungi Sukoharjo, Anggota Komisi IX DPR Soroti Soal Vaksinasi di Wilayah Non Aglomerasi
Pemerintah tengah menggenjot percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi, seperti di Solo Raya.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com. Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pemerintah tengah menggenjot percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi, seperti di Solo Raya.
Hasilnya, capaian vaksin Kota Solo sudah tembus 115 persen, sementara wilayah aglomerasi di sekitarnya masih menggenjot untuk mencapai 70 persen.
Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen mengatakan, dampak percepatan wilayah aglomerasi ini membuat wilayah non aglomerasi capaian vaksinnyamasih rendah.
Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus Sudah Bisa Vaksin, Pemerintah Upayakan Percepatan Vaksinasi: Dijamin Aman
Baca juga: Sayembara di Boyolali : Desa Pertama yang Bisa Vaksin 100 Persen Warganya Dapat Hadiah Ini
"Yang bukan wilayah aglomerasi memang capaian vaksinasi masih rendah, seperti Blora masih diangka 32 persen," katanya saat tinjauan vaksinasi di kampus STIES, Senin (4/10/2021).
Pria yang akrab disapa Gus Nabil itu mengatakan, sudah satu minggu lebih ini dia memantau vaksinasi di Solo Raya.
Dirinya mengapresiasi capaian percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi Solo Raya.
Baca juga: Bupati Yuni Janji Oktober 70 Persen Warga Sragen Sudah Divaksin, Kini Petugas Pun Sisir Setiap Rumah
"Saya turun ke solo raya karena capaiannya masih rendah, tapi berkat kerjasama dari Pemda, Dinkes, Polres, dan Kodim kita sudah capai 70 persen di aglomerasi Solo Raya," ujarnya.
Resep percepatan vaksinasi dikarenakan program vaksinasi menggunakan sistem berbasis desa.
Sehingga bidan desa proaktif mematau masyarakat yang belum mendapatkan vaksin.
Baca juga: Vaksinasi di Klaten Digenjot, Puluhan Pedagang di Pasar Desa Delanggu Disuntik Saat Berjualan
Hasilnya, untuk di Sukoharjo dan Boyolali, bisa menyuntikan vaksin diangka 50 ribu dosis per harinya.
"Stok vaksin kita sangat aman. Saya rasa sampai suntikan dosis kedua hingga 100 persen masih bisa," jelasnya.
Dengan sistem basis desa ini, pihaknya akan menyiapkan langkah berikutnya, yakni dengan pendirian Pos Kesehatan tingkat RT.
Hal ini untuk menyisir vaksinasi untuk masyarakat yang belum menerima vaksinansi seperti lansia, dan anak di bawah usia 12 tahun.
"Karena ditingkat RT mereka lebih tau, dan kita akan mendorong Pos Kesehatan tingkat RT untuk mendeteksi, lalu bidan desa akan jemput bola," jelasnya.
Strategi seperti itu akan diterapkan juga untuk wilayah non aglomerasi yang capaian vaksinasinya masih rendah.
"Jika wilayah aglomerasi sudah selesai, akan kita genjot wilayah non aglomerasi," pungkasnya. (*)