Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Mitos Ritual di Sendang Songo Boyolali : Diyakini Bawa Hoki Demi Kenaikan Pangkat & Usahanya Lancar

Di Kabupaten Boyolali banyak sekali sumber-sumber mata air atau sendang yang biasa digunakan untuk melakukan ritual tersebut.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Lokasi Sendang Songo, yang ada di Dukuh Slembi, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Senin (11/10/2021). 

Makam kuno nan keramat di Dukuh Krisik, Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali memiliki banyak cerita di luar nalar.

Adapun makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir ulama dan kesatria Pura Mangkunegaran Solo.

Makam yang berada diatas bukit itu kian seram oleh rimbunnya pepohonan yang memayungi makam Ki Singoprono III dan VI hingga ibu mertua Raja Solo PB VI Raden Ayu Tasik Wulan ini.

Salah satu tokoh masyarakat, Eko Adi Prasongko mengatakan, kompleks pemakaman yang sudah ada sejak tahun 1.800.

Di makam tersebut dimakamkam para prajurit Pangeran Sambernyawa.

Baca juga: Habis ke Kawasan Pabrik Jokowi, Teten ke Mall Andalan Presiden saat Momong Jan Ethes, Ada Apa?

Baca juga: Viral Nobar Persis Vs AHHA PS Pati di Cafe yang Diduga di Solo, Begini Reaksi Wali Kota Gibran

Makam yang berada di ujung hutan jati itu terlihat cukup terkesan seram.

Lalu saat akan memasuki area makam banyak pohon Kamboja lapuk yang sudah tumbang dibiarkan mengering lalu jatuh membaur dengan tanah.

Pohon itu berada di luar tembok makam ada diatas salah satu makam itu memang dibiarkan begitu saja.

Pasalnya tidak ada yang berani mengambil pohon batang sedikit pun dari areal makam tersebut.

Warga meyakini bakal terjadi masalah dalam tubuh usai nengambil batang pohon di kawasan kompleks makam ini.

"Pernah ada yang menebang pohon tepat di atas makam ini, tapi malam harinya dihantui sesosok laki-laki bertubuh besar," ujar dia kepada TribunSolo.com, Selasa (28/9/2021).

Tak hanya bagi manusia, pantangan di makam keramat itu juga berlaku bagi binatang.

"Kan warga sini dulu banyak yang memelihara kerbau. Jadi beberapa kali pernah ada yang makan rumput di sini pasti langsung lumpuh dan buta," ucapnya.

Dia mengaku sebagai warga yang tinggal di sekitar makam bukannya sengaja membiarkan makam ini gelap gulita saat malam hari karena tidak ada penerangannya.

Menurutnya, setiap kali dipasangi lampu, tidak akan menyala dalam waktu lama dan pernah tiba-tiba sudah terlempar jauh.

"Jadi ya kalau malam gelap banget di sini," ujarnya. (*)
 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved