Berita Klaten Terbaru
Kisah Pilu dari Klaten: Ada Bocah 6 Tahun yang Mendadak Buta Malah Ditinggal Minggat Ayahnya
Malangnya Bocah Asal Klaten. Setelah tiba-tiba buta, sang ayah malah pergi tanpa sebab
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Tri Widodo
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kisah menyayat hati datang dari Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Bagaimana tidak, RDS bocah 6 tahun yang mendadak buta sangat membutuhkan kasih sayang ayahnya.
Baca juga: Kisah Pilu Keluarga di Kartasura Sukoharjo: Suami Kena PHK, Istri Gagal Ginjal, Anak Bocor Jantung
Baca juga: Kisah Pilu Keluarga Cahyo-Wiwin, Bersama 8 Anaknya Tinggal di Tenda HIK, Sudah Tak Mampu Bayar Kos
Namun, sang ayah yang tak bertanggung jawab itu malah justru meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Kepala Desa Sidowayah, Mujahid Jaryanto mengungkapkan salah satu warganya mengalami kebutaan.
RDS mendadak tak bisa menggunakan indra penglihatannya itu setelah kejang-kejang.
"Dia mengalami kebutaan setelah mengalami kejang-kejang," kata Mujahid kepada TribunSolo.com, Kamis (14/10/2021).
Kejang-kejang itu terjadi saat RDS tersebut mengalami panas yang cukup tinggi.
RDS pun kemudian dibawa kerumah sakit agar mendapat pertolongan.
Karena panas yang dialami RDS cukup tinggi, diapun harus menjalani rawat inap di salah satu rumah sakit di Klaten ini.
Di rumah sakit itu, RDS menjalani perawatan selama 10 hari.
"Kemudian anak tersebut merasakan gatal-gatal dan tubuhnya muncul bintik hitam," ucap Mujahid.
Penderitaan RDS semakin berat, saat ayahnya malah meninggal keluargannya tanpa alasan yang jelas.
"Karena ayahnya sudah pergi meninggalkannya. Saat ini, dia hanya tinggal bersama ibu dan neneknya,"ujar Mujahid.
Padahal, lanjut Kades, RDS masih harus kontrol ke RS Sarjito setiap dua pekan sekali.
Baca juga: Kisah Pilu Keluarga Cahyo-Wiwin, Bersama 8 Anaknya Tinggal di Tenda HIK, Sudah Tak Mampu Bayar Kos
Beban keluarga semakin berat, saat sang ibu, Umiyatun yang semula bekerja serabutan kini harus berhenti lantaran harus mengurus RDS tersebut.
" Sehingga saat ini yang menghidupi mereka yaitu Nenek serta Omnya yang bekerja di warung nasi goreng," terang Mujahid.
Balita Jantung Bocor
Seorang balita bernama Nadira Nysha Afiyah (2) mengalami gangguan pada jantungnya sejak lahir.
Balita pasangan Andrean Budi Kurniawan (25) dan Yunita Surya Rahmawati (26) warga Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo itu mengalami bocor jantung.
Kini, Nadira tinggal di rumah kontrakan yang disewa orang tuanya di Dukuh Gunung, RT 01/XII, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh, Bisa untuk Menjaga Kesehatan Jantung hingga Melancarkan Sirkulasi Darah
Baca juga: Kisah Pilu Bayi 7 Bulan di Boyolali Mengidap Jantung Bocor, Keluarga Kebingungan Biaya Operasi
Menurut ibu Nadira, anaknya mengalami kebocoran jantung dikarenakan, sang ibu juga mengalami gagal ginjal.
"Saya melahirkannya prematur, karena saya pasien gagal ginjal. Jadi jantungnya belum mateng gitu," katanya, Kamis (7/10/2021).
Yunita mengatakan, dia mengidap gagal ginjal sejak tahun 2017 lalu.
Baca juga: Guru SMAN 7 Solo Meninggal Dunia saat Gowes di Teras Boyolali, Diduga Serangan Jantung
Hal itu dikarenakan pada umur 7 tahun, Yunita sempat sakit kencing batu, lalu dia melakukan operasi.
Efek dari operasi itu ternyata berpengaruh pada saluran ginjalnya.
"SMP kelas 2, tensi saya tinggi terus, 5 tahun kemudian saya mengalami gagal ginjal," ujarnya.
Baca juga: Stok Oksigen di Rumah Sakit di Kota Solo Bikin Spot Jantung: Habiskan Puluhan Ton Perhari
Dengan kondisinya, dia harus melakukan cuci darah dua kali dalam satu minggu.
Sementara sang anak, mengalami kesulitan pertumbuhan karena penyakit gangguan jantung yang dialami.
"Anak saya kurang gizi juga, jadi harus sering kontrol," ujarnya.
Baca juga: Alami Henti Jantung saat Bela Denmark, Nasib Christian Eriksen di Inter Milan Ditentukan Ini
Cobaan yang dialami keluarganya belum usai.
Pasalnya sang suami juga terkena PHK karena pandemi Covid-19.
"Suami saya dulunya kerja sebagai satpam di sebuah supermarket. Tapi karena pandemi Covid-19, dia terkena pengurangan karyawan," ujarnya.
Untuk mencukupi hidup keluarganya, Andrean kini bekerja sebagai kuli bangunan.
Sementara Yunita sebagai Ibu Rumah Tangga, dan sering menerima jasa setrika baju. (*)