Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sepekan Guguran Lava Merapi Lebih Sedikit, Tapi Tinggi Kubah Lava Tengah Bertambah 4 Meter

Aktivitas gunung Merapi terus melandai. Sepekan terakhir, ada sebanyak 41 guguran lava yang teramati

Editor: Tri Widodo
TribunSolo.com/Tri Widodo
Ilustrasi: Puncak Merapi dilihat dari Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, beberapa waktu lalu. 

Meski jumlah guguran lavanya turun, namun kubah lava barat daya malah bertambah tinggi lebih 1 meter.

Begitu juga dengan vulumenya bertambah 30 ribu meter kubik.

Sedangkan untuk,  deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di gunung Merapi," kata Kepala BPPTKG Jogjakarta, Hanik Humaida.

Dia menyebut,  Aktivitas vulkanik berupa aktivitas erupsi efusif gunung Merapi masih cukup tinggi.

Saat ini  status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas masih mengarah ke sektor Tenggara–Barat Daya.

Di antaranya ke arah sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer  dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

"Potensi lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," imbuh dia.

Baca juga: Duduk Perkara Latihan Tim AHHA PS Pati Milik Atta Halilintar,Dihentikan Suporter Persika Karanganyar

Guguran Sebelumnya
 
Gunung Merapi kembali luncurkan guguran lava, Minggu (26/9/2021) sekira pukul 00.00 WIB.

Dilansir TribunSolo.com dikutip dari Magma Indonesia guguran lava tersebut mengarah ke Tenggara dan Barat Daya tepatnya ke arah 2 Km Sungai Woro serta 5 Km ke arah Sungai Gendong, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida membenarkan hal tersebut dan mengaku guguran lava tidak terlihat karena kabut menyelimuti sekitar area guguran.

"Guguran tidak teramati, tertutup kabut," kata Hanik kepada TribunSolo.com Minggu (26/9/2021).

Baca juga: Klaten Masih Tutup Objek Wisata, Pembukaan Tunggu Solo Raya Level 2: Kuliner Boleh Buka

Baca juga: Pemuda Asal Desa Sidowayah Klaten Ciptakan Makanan Masa Depan, Berbentuk Kapsul dari Lumut

Hanik mengaku akibat guguran lava tersebut tidak membuat gempa vulkanik terasa oleh penduduk.

"Tidak ada gempa terasa. Gempa vulkanik gempa skala kecil yang tidak terasa," jelasnya.

"Apalagi erupsi yg sifat efusif atau lelehan seperti itu," aku Hanik.

Hanik juga menjelaskan guguran lava masih jauh dari pemukiman penduduk karena jarak luncurnya terbilang kecil.

"Masih jauh dari penduduk, jarak luncur sekitar 2000 m," jelas Hanik.

Kondisi Gunung Merapi yang terpantau dari PGM Babadan, Rabu (15/9/2021). Secara visual, Gunung Merapi tampak, suhu udara 18.2°C, kelembaban 78%rh, tekanan udara 874.3 hpa, angin tenang.
Ilustrasi: Kondisi Gunung Merapi yang terpantau dari PGM Babadan, Rabu (15/9/2021). Secara visual, Gunung Merapi tampak, suhu udara 18.2°C, kelembaban 78%rh, tekanan udara 874.3 hpa, angin tenang. (Twitter BPPTKG)

Meskipun demikian warga dihimbau menjauhi daerah potensi bahaya karena status Gunung Merapi adalah Level III atau Siaga.

Magma Indonesia menghimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

Serta pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved