Berita Solo Terbaru
Alasan Pembekuan Menwa UNS: Tim Temukan Temuan Fakta Penting, Pelaksanaan Tak Sesuai Surat Ijin
Alasan pembekuan Menwa UNS terkuak. Adanya fakta-fakta yang ditemukan Tim Evaluasi
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Tri Widodo
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Menwa UNS secara resmi telah dibekukan melalui surat keputusan (SK) Rektor UNS.
Dengan terbitnya SK bermomor 2815/UN27/KH/2021 tertanggal 27 Oktober 2021, yang ditandatangani oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho itu, Menwa UNS dilarang melakukan aktivitas apapun, selama pembekuan ini diberlakukan.
Baca juga: Resmi ! Menwa UNS Dibekukan, Ini Alasannya: Tim Evaluasi Temukan Fakta Pelanggaran saat Diklatsar
Baca juga: Polisi Sita Barang Bukti, Berupa Replika Senjata dan Helm Mahasiswa UNS yang Tewas saat Diklat Menwa
Baca juga: BREAKING NEWS : Penyebab Mahasiswa UNS Solo Tewas saat Ikuti Diklat Menwa, karena Luka Benda Tumpul
Lantas mengapa? Salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 UNS ini dibekukan.
Bukankah, UKM Menwa ini yang menjadi ujung tombak dalam meningkatkan kesadaran bela negara di kalangan mahasiswa ?
TribunSolo.com telah berhasil mendapatkan konfirmasi dari Ketua Tim Evaluasi Menwa UNS, Sunny Ummul Firdaus mengenai pembekuan Menwa UNS ini.
Sunny menyakan sehari setelah insiden maut ini terjadi, Rektor UNS langsung membentuk Tim Evaluasi Menwa.
Tim ini terdiri atas enam orang dosen dari berbagai Fakultas di lingkungan UNS.
Antara lain doses dari Fakultas Hukum (FH), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP).
Setelah terbentuk, tim langsung bekerja untuk melakukan penelusuran.
Dar penelusuran itu, tim mendapatkan fakta-faktar atas meninggalnya salah satu mahasiswa yang menjadi peserta Diklatsar itu.
“Berdasar hasil pemeriksaan atas fakta-fakta berupa dokumen-dokumen dan keterangan dari beberapa pihak, Tim Evaluasi menyimpulkan bahwa telah terjadi aktivitas yang melanggar ketentuan," ujar Sunny, kepada Tribunsolo.com, Sabtu (30/10/2021).
Pelaksanaan kegiatan tidak seperti yang telah ditetapkan melalui Surat Ijin Kegiatan (SIK)
Dengan kata lain, terjadi pelanggaran aturan dalam pelaksanaan Diklatsar Menwa.
Dari temuan Tim evaluasi itu, Rektor UNS lalu membekukan Menwa UNS.
Kepala Staff Konas Menwa Datangi Polresta Solo
Kepala Staff Komando Nasional (Konas) Resimen Mahasiswa (Menwa), M Arwani Denny mendatangi Polresta Solo, Kamis (28/10/2021).
Kedatangannya ini terkait proses penyidikan kasus mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, GE, yang meninggal dunia saat Diklatsar Menwa.
Pantauan TribunSolo.com, Kepala Staff Konas Menwa saat tiba di Mako Polresta Solo langsung melakukan audiensi dengan Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, di Mapolresta Solo.
M Arwani Denny mengatakan, audiensi tersebut untuk berkoordinasi menyelidiki penyebab meninggalnya GE beberapa waktu lalu.
Baca juga: Saksi Tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa Bertambah, Kapolresta Solo : Ada Barang Bukti Baru
Baca juga: Mahasiswa Fakultas Hukum Meninggal saat Diklatsar Menwa, UMS Sebut karena Sakit
"Berkoordinasi dan memberikan dukungan kepada Kepolisian terkait pengusutan kasus mahasiswa UNS, serta mengumpulkan bahan keterangan agar segera terungkap," ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (28/10/2021).
Arwani menjelaskan, pihaknya tidak dapat berbicara banyak terkait keterangan-keterangan penyebab meninggalnya GE.
"Soal keterangan itu kami satu pintu dengan pihak kepolisian, karena masih dalam penyidikan dan kami tidak berkompeten membicarakan hal itu," ucap dia.
Soal desakan pembubaran organisasi Menwa seluruh Indonesia, Arwani menganggap desakan ini bisa memiliki arti luas.
"Aspirasi biasa itu, saya kira kami masih bekerja sesui frame. Bakal Ketemu titik terang (setelahOenyidikan)," ujarnya.
Karena menurut Arwani, semua organisasi yang ada di Indonesia mempunyai tujuan baik. Demikian dengan Menwa.
"Kita sebenarnya sama-sama ingin membangun bangsa. Tapi dalam satu kegiatan ada kejadian tidak bisa kita tolak ini adalah musibah, untuk itu hari ini kita pertanggungjawabkan apa yang terjadi," pungkas dia.
23 Saksi Sudah Diperiksa Polisi
Tewasnya mahasiswa UNS saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (Diklatsar) masih jadi teka-teki.
Hasil penyelidikan sementara kuat dugaan GE (20) meninggal dunia akibat mengalami kekerasan.
Meski begitu, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus itu.
Baca juga: Kata Bupati Juliyatmono,Warganya Tewas saat Diklat Menwa UNS : Proses Penyelidikan Diikuti & Dikawal
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan sejuah ini Polisi telah memeriksa sedikitnya 23 orang terkait kasus tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa.
"Kemarin ada 3 saksi yang diperiksa," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (21/10/2021).
"Dan sore ini kita periksa 5 saksi dari panitia dan peserta yang ikut acara diklat," jelas Ade Safri.
Selain itu, lanjut Kapolresta, penyidik juga telah berkoordinasi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).
"Penyidik akan bersurat kepada LPSK untuk memberikan pendampingan saksi, agar kasus ini segera terungkap," aku dia.
Baca juga: Polisi Belum Tetapkan Tersangka, Meskipun Diduga Tewasnya Mahasiswa UNS karena Pukulan di Kepalanya
Baca juga: BREAKING NEWS: Menwa UNS Solo Dibekukan Sementara, Kampus Buat Tim Evaluasi
Sementara itu, dari dari pemeriksaan saksi tersebut, sejumlah barang bukti baru ditemukan.
"Ada beberapa barang bukti yang muncul dari pemeriksaan saksi, penyidik sudah melakukan penyitaan," jelas dia.
"Barang buktinya berupa barang elektronik," ujarnya.
Barang bukti kemudian dikirim ke Mapolda Jateng untuk dianalisa.
Ada barang bukti baru yang ditemukan pihak kepolisian dari kasus meninggalnya GE (20).
Seperti diketahui, GE meninggal saat mengikuti diklat dasar (Diksar) Menwa UNS.
Menelusuri kasus ini, Polisi sudah memeriksa saksi tambahan.
Belum Ditetapkan Tersangka
Polisi menyebut belum menetapkan tersangka meski tewasnya mahasiswa UNS, GE (20) saat diklat Menwa diduga pukulan hingga terjadi penyumbatan otak.
Kasatreskrim Polresta Surakarta AKP Djohan Andika mengatakan, ada banyak saksi yang diperiksa yang terdiri dari peserta, panitia dan pembina.
Selain itu, polisi juga akan memeriksa sejumlah saksi lainnya yakni seperti dokter.
"Kita akan mintai keterangan dokter yang menerima pertama kali korban, yang kini juga melakukan autopsi," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (27/10/2021).
"Kita juga minta keterangan ahli seperti forensik dan ahli pidana," tambahnya.
Baca juga: Keras! Layang-layang Raksasa di Boyolali Dilarang Diterbangkan, Jika Nekat Bakal Langsung Dibakar
Baca juga: BREAKING NEWS: Menwa UNS Solo Dibekukan Sementara, Kampus Buat Tim Evaluasi
AKP Djohan Andika menjelaskan, ada sebanyak 25 panitia dalam acara diklat Menwa UNS itu.
Namun, polisi hanya melakukan pemeriksaan terhadap panitia yang mengikuti acara tersebut hingga acara dihentikan.
"Tidak ada senior yang sudah alumni yang jadi panitia, semua mahasiswa aktid," terangnya.
Meski sudah memeriksa banyak saksi, namun polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini terlebih disebutkan akibat meninggal karena dugaan pemukulan.
"Tersangka belum ada, tapi kasus ini masuk ranah penyidikan," ujarnya.
Adapun dia menambahkan, tewasnya GE terjadi saat perjalanan menuju ke rumah sakit.
"Korban sudah kelelehan, sehingga korban dibawa ke rumah sakit," terangnya.
"Korban meninggal saat perjalanan ke rumah sakit, sehingga tidak dibawa ke UGD, tapi langsung dibawa ke ruang jenazah," aku dia.
Ada Pukulan di Kepala
Polda Jateng mengungkap penyebab tewasnya mahasiswa GE saat mengikuti diklat calon anggota Menwa UNS.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menerangkan, GE menghembuskan napas karena dugaan kekerasan atau pemukulan yang mengenai kepalanya.
"Korban terkena beberapa pukulan di bagian kepala," terang dia kepada TribunSolo.com, Selasa (26/10/2021).
Dugaan sementara, menurut Iqbal menjadi penyebab kematiannya GE, sehingga terjadi luka pada bagian kepalanya.
"Korban meninggal diduga akibat terjadi penyumbatan di bagian otak," jelas dia.
Baca juga: Biodata Hamenang Wajar Ismoyo : Pernah Jadi Reporter, Kini Ketua DPRD Klaten Termuda di Solo Raya
Baca juga: Ada Mahasiswa Tewas saat Diklat Menwa di UNS Solo, Gibran : Saya Sangat Menyayangkan, Bikin Malu!
Lebih lanjut dia menjelaskan, hal itu di antaranya diperoleh dari hasil autopsi yang dilakukan langsung Kabid Dokes Polda Jateng Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti.
Dari hasil sementara autopsi menyatakan adanya tanda-tanda kekerasan.
"Untuk berapa titik (kekerasan) saya belum bisa sebutkan," tuturnya.
Menurutnya, hasil autopsi akan disampaikan secara resmi kurang dari sepekan.
"Hasil autopsi pastinya keluar kurang dari sepekan," kata dia.
Iqbal menuturkan hingga saat belum ada satu yang ditetapkan tersangka.
Namun demikian kepolisian masih terus melakukan penyelidikan perkara tersebut.
"Sementara kami masih sidik. Belum ada yang ditetapkan tersangka. Namun dari visum (luka fisik) ada tanda-tanda kekerasan," aku dia.
Baca juga: Insiden Mahasiswa UNS Solo Meninggal saat Diklat, Aktivis Minta Menwa Dibekukan
Ia menambahkan, hingga saat ini polisi telah memeriksa saksi yang terlibat dalam diklat tersebut.
Disamping itu polisi juga telah memeriksa saksi dari pihak kampus.
"Semua sudah kami periksa, pemeriksaan dilakukan secara maraton, secepat akan kami sampaikan," aku dia.
Gibran : Bikin Malu!
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ikut buka suara terhadap kasus tewasnya mahasiswa UNS saat diklat calon anggota Menwa.
Bahkan orang nomor satu di Kota Bengawan menekankan, jika dirinya mengaku bertanggung jawab secara penuh.
"Kejadian apa pun yang terjadi di Kota Solo itu tanggung jawab saya," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Selasa (26/10/2021).
"Sudah nanti saya koordinasikan dengan Pak Rektor, lagi diurus Pak Kapolres, kita tunggu saja hasil penyelidikan," ujarnya menekankan.
Baca juga: Lika-liku Puluhan Eks Napiter Sukoharjo, Ada yang Usahanya Laris Manis, Ada yang Salah Pakai Bantuan
Baca juga: Bukan Kesurupan, Polisi Ungkap Ada Dugaan Kekerasan yang Bikin Mahasiswa UNS Tewas saat Diklat Menwa
Gibran menambahkan saat ini dirinya masih menunggu hasil autopsi GE dari RSUD Moewardi.
"Kita tunggu saja hasil autopsi serti apa, yang jelas saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini, bikin malu," katanya.
Dia mengimbau bagi yang melakukan pelatihan fisik, jangan berlebihan.
"Jangan berlebih, jangan sampai kejadian kayak seperti ini terlulang lagi," ujarnya.
Kapolresta : Ada Dugaan Kekerasan
Teka-teki penyebab kematian mahasiswa GE (20) saat diklat calon anggota Menwa UNS, mulai terkuak.
Kini, paling baru polisi telah menyampaikan hasil pemeriksaan dan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan, tim sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi selama berlangsungnya diklat di dalam kampus itu.
Polisi memeriksa mulai pengurus hingga dosen pembimbing.
"Total ada 18 saksi, dengan rincian 8 peserta diklat, 9 panitia dan 1 dosen," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Berkabung, Mahasiswa UNS Gelar Doa & Nyalakan 100 Lilin untuk Teman yang Meninggal saat Diklat Menwa
Baca juga: Insiden Mahasiswa UNS Solo Meninggal saat Diklat, Aktivis Minta Menwa Dibekukan
Ade menekankan, dari hasil penyelidikan di kampus UNS dan kawasan Jembatan Jurung, Bengawan Solo, polisi kini mengubah status kasus jadi penyidikan.
"Karena adanya dugaan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia," ungkapnya.
Adapun sejak kasus muncul, penyelidikan dilakukan oleh Satreskrim Polresta Solo, Direskrimum Polda Jateng dan Dokter kesehatan Polda Jateng.
"Jadi peroses penyelidikan dari tim gabungan, ada hasil berita acara klarifikasi beberapa saksi termasuk saksi yang bersama korban saat dinyatakan meninggal dunia," aku dia.
Polisi Periksa Saksi
Polisi memeriksa sejumlah saksi terkait kasus kematian mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) saat diklat Resimen Mahasiswa (Menwa).
Kasatreskrim Polresta Surakarta AKP Djohan Andika mengatakan saat ini sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kita mendatangi beberapa lokasi yang menjadi lokasi diklat," terang dia kepada TribunSolo.com, Senin (25/10/2021).
Dia menyebut, lokasi diklat di antara, Sekertariat Menwa, Belakang Audiotorum, Gedung Olahraga dan Fakultas Teknik.
Baca juga: Tunggu Hasil Autopsi Mahasiswa UNS yang Meninggal saat Diklat Menwa, Keluarga : Serahkan ke Polisi
Baca juga: Dosa Besar Pinjol Ilegal yang Teror Seorang Ibu di Wonogiri hingga Akhiri Hidup, Ini Temuan Polisi
"Balik lagi ke sini (Sekretariat Menwa), tapi juga ada yang mengikuti ke kawasan Jurung Bengawan Solo," jelasnya.
Djohan mengatakan saat ini belum mengamankan terhadap para saksi yang merupakan anggota Menwa,
"Bukan pengamanan, tapi kami masih minta keterangan-keterangan (saksi) terkait kegiatan sepajang dua hari kegiatan Diklat," aku dia.
Selain itu, Djohan memastikan saat ini GE telah melakukan autopsi di RSUD Dr Moewardi Solo.
"Penyebab masih dalam penyelidikan, termasuk korban sedang dilakukan autopsi, menunggu hasil," ujarnya.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Solo Sutanto membenarkan, anggota organisasi Menwa beberapa sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
"Yang stanby di situ tadi (di Sekertariat Menwa) ada 4-5 orang," terang dia.
Disebut karena Kesurupan?
Penyebab pasti meninggalnya mahasiswa UNS, GE (20) saat mengikuti Diklat calon anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) masih menjadi teka-teki.
Namun kini, keluarganya asal Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar terus mengikuti perkembangan penyelidikan.
Paman korban, Sutarno mengungkapkan kejadian tersebut diawali ketika GE mengikuti kegiatan panjat tebing dalam rangkaian diklat Menwa.
Versi pengurus Menwa UNS kata dia, sempat menyampaikan kronologi kepada keluarga.
Baca juga: Mahasiswa UNS Solo yang Meninggal saat Diklat Sempat Pamit ke Keluarga: Ikut Diklat Menwa
Baca juga: Mahasiswa Taman Siswa Palembang Tewas saat Ikut Pra Diksar Menwa, Ini Penjelasan Panitia
"Saat di rumah sakit diceritakan, awalnya ketika GE turun dari tebing menggunakan tali, kemudian lemas," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (25/10/2021).
Lanjut Sutarno, ketika sampai di bawah, GE disebut mengalami kesurupan.
"Di lokasi sempat di ruqyah, habis itu ceritanya seperti apa tidak tahu, tahu-tahu sudah di rumah sakit," terangnya.
Masih belum diketahui secara pasti, penyebab kematian korban, apakah murni karena kecelakaan atau kekerasan alias perpeloncoan saat diklat calon anggota itu.
Sutarno menduga korban meninggal lebih dari dua jam setelah dikabari pada pukul 02.00 WIB.
"Kalau melihat lukanya seperti itu, nggak satu atau dua jam, kemungkinan sudah lama, karena cairan yang keluar dari kepalanya sudah bau," kata dia.
Berdasarkan informasi terbaru dari pihak keluarga, diduga korban sudah meninggal pada hari Minggu (24/10/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.
Kemungkinan, saat masih di lokasi kejadian, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Korban baru dibawa ke rumah sakit, sebelum akhirnya kabar duka tersebut terdengar oleh keluarga," aku dia.
Anak Sudah di Ruang Jenazah
Lantas, keluarga diajak ke Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi, dan baru mengetahui jika anak pertama tersebut sudah terbujur kaku di ruang jenazah.
Baca juga: Keluarga Mahasiswa UNS yang Meninggal Dikabari Dini Hari, Ada Dua Orang Datang: Hanya Bilang Penting
Baca juga: Mahasiswa UNS ini Akan Lari dari Salatiga ke Klaten, Nazar Dapat Medali Emas Silat di PON XX Papua
Paman korban, Sutarno mengatakan awalnya keluarga merasa tidak curiga, terhadap penyebab kematian anaknya.
"Kondisi jenazah memang tidak diperiksa, karena tidak tega, inginnya segera dibawa pulang," ungkapnya.
Kemudian, saat di rumah duka, keluarga baru mengetahui kondisi korban yang ternyata dipenuhi luka, terutama di bagian wajah.
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh, Apakah Bisa untuk Mengobati Tipes? Berikut Jawaban Farmakolog UNS Solo
"Yang terlihat bagian mata lebam, bawah mata sudah menghitam, bibir juga berdarah, selain itu juga keluar cairan bening di kepala bagian belakang," terangnya.
Kemudian, bersamaan dengan kedatangan polisi ke rumah duka, akhirnya keluarga memutuskan untuk dilakukan autopsi.
Sebelumnya, menurut Sutarno korban pamit untuk mengikuti diklat Menwa tersebut.
Baca juga: Biodata Ketua BEM UNS Zakky Musthofa : Pimpin Aksi di KPK, Ternyata Dai Muda, Punya Seabrek Prestasi
"Sebelumnya memang pamit ikut diklat menwa itu, sejak hari Jum'at, tapi dia pulang pergi, pulang pergi," terangnya.
Ia menambahkan, jika kegiatan diklat dilakukan di dalam area kampus UNS.
"Iya di dalam kampus," singkatnya.
Keluarga kini belum mengetahui secara pasti, penyebab GE meninggal dunia sembari menunggu hasil autopsi.
Komentar Kampus
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Solo Sutanto, mengatakan GE mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi UNS angkatan tahun 2020.
"Kegiatan pendidikan dan latihan pra gladi angkatan 36 Menwa, dilaksanakan mulai tanggal 23-31 Oktober 2021," ujarny.
Sutanto menjelaskan kegiatan itu diikuti 12 mahasiswa.
"Kegiatannya di sekitar kampus, dengan materi soal Keselamatan Kesehatan Kerja, agenda pendidikan dasar," ujarnya.
Terkait detik-detik meninggalnya GE, Sutanto tidak menjelaskan secara detail.
Namun, dia memastikan, kondisi GE sebelum dibawa ke rumah sakit mengalami keram kaki.
"Langsung dibawa ke Rumah Sakit Moewardi, lalu dinyatakan meninggal untuk penyebabnya masih menuggu autopsi," ujar. (*)