Berita Karanganyar Terbaru
Hujan Tiba, Warga di Karanganyar Diminta Siaga : Jangan Berteduh di Baliho & Cek Titik Rawan Longsor
Intensitas hujan yang mulai tinggi membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar siaga.
Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Desty Luthfiani
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Intensitas hujan yang mulai tinggi membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar siaga.
Kepala pelaksana harian BPBD Karanganyar, Bagus Darmadi menerangkan, antisipasi terhadap bencana mulai ditingkatkan karena memasuki musim penghujan.
Di antaranya ancaman banjir, longor hingga angin lisus.
“Intensitas curah hujan dan angin semakin tinggi, harusnya bikin masyarakat maupun pemerintah selalu waspada mengenai bencana,” terang dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (06/11/2021).
Baca juga: Meski Pikap Bawa Ayam yang Kecelakaan di Tulung Rusak Parah, Polisi : Sopir Selamat, Hanya Lecet
Baca juga: Awas, Sejumlah Lokasi di Wonogiri Ini Rawan Longsor: Ada 44 Kejadian Tahun Ini
Khususnya angin yang bisanya menyertai hujan, dia berharap warga waspada jika berteduh saat hujan turun.
Terlebih menurutnya, banyak baliho-baliho besar usianya sudah tua.
"Intansi terkait harus ngecek mana yang sudah rapuh atau belum, termasuk perapian pohon-pohon," harap dia.
Di sisi lain, pihaknya juga memantau early warning system (EWS) yang dipasang dibeberapa titik daerah rawan bencana.
“Hingga saat dalam catatan masih aman, dan harapannya ini aman,” ujarnya.
Pemasangan alat penditeksi bencana di antaranya longsor itu telah terpasang sejak tahun 2019 dibeberapa titik daerah rawan bencana.
Di antaranya Karangpandan, Kerjo, Matesih, Jatiyoso, Ngargoyoso, Tawangmangu dan Jenawi.
“Early warning sudah berfungsi ada 7 titik yang sudah terpasang,” aku dia.
Imbas Becana Awal Tahun
Warga Dusun Pengkok, Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar akhirnya sudah bisa beraktivitas normal setelah sebelumnya terisolasi akibat longsor yang menutup jalan utama desa pada Sabtu (20/3/2021).
Adapun jumlah warga yang terisolasi di dusun tersebut mencapai 500 orang.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto, bahwa timnya telah melakukan upaya penyingkiran material.
Baca juga: Rumah Warga Nyaris Ambrol, Imbas Tebing Longsor Pasca Hujan Deras di Jatipuro Karanganyar
Baca juga: Jalur Kereta Api di Blitar Tertimbun Longsor, Perjalanan 2 KA Lumpuh
Oleh karenanya jalur utama desa itu sudah bisa diakses warga sejak Sabtu pagi.
Adapun longsor sendiri sudah terjadi pada Kamis (18/3/2021) dan menutup ruas jalan yang lebarnya 3 meter.
"Pada Jumat (19/3/2021) kemarin pembersihan sudah sampai 75 persen," terangnya.
Sundoro sendiri juga mengakui bahwa lokasi tersebut memang sering menjadi langganan longsor.
Baca juga: 11 Makam di TPU Bendungan Klodran Terancam Longsor, Pemindahan Terkendala Biaya dan Identitas
"Dalam pelaksanaan mitigasi juga cukup sulit, nanti kami akan tanami pohon guna mencegah terjadinya longsor susulan," ujarnya.
Selain akses jalan yang terputus, aliran listrik juga sempat terkendala.
"Sudah normal, aliran listriknya sudah sampai ke rumah warga, karena sebelumnya salah satu kabel listrik tertimpa pohon," jelasnya.
Sempat Dihentikan
Evakuasi longsoran yang menutup jalan di Dusun Kuryo, Desa Globo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar terpaksa dihentikan, Senin (15/3/2021).
Sebab, saat warga dan relawan melakukan kerja bakti tiba-tiba hujan turun.
Melihat cuara yang tidak mendukung tersebut, evakuasi dihentikan sementara.
Baca juga: Sedihnya Sularno : Siap Ditanam, Ternyata Ribuan Bibit Padi Hancur Tertimpa Longsor di Jumantono
Baca juga: Rumah Warga Tangkil Sragen Terancam Hanyut karena Longsor, Tak Bisa Tidur Nyenyak Kala Hujan Turun
"Tiba-tiba hujan gerimis di sela bersih-bersih, terpaksa kami hentikan," kata PLT Camat Jatiyoso, Kusbiantoro, Senin (15/3/2021).
"Kami khawatir kalau ada longsor susulan tiba," imbuhnya.
Guna mengatasi adanya longsor susulan, Kusbiantoro meminta warga untuk mengaktifkan segala saluran irigasi yang sebelumnya terbengkalai di sisi atas tebing.
"Ada saluran irigasi warga namun tidak terurus dan mampat, sehingga kami benahi dahulu kalau ada hujan bisa buat menampung," ujarnya.
Baca juga: Khawatir Terjadi Longsor Susulan, Warga Gabusan Sragen Tak Bisa Tidur Nyenyak
Namun melihat kondisi awan yang tebal, Kusbiantoro terpaksa harus menghentikan upaya pembersihan sedikit lebih lama.
"Kalau hanya gerimis masih bisa kita lanjutkan tapi karena kita lihat awannya sangat tebal, kami lumayan khawatir, takutnya parit meluap malah longsor lagi," terangnya.
Guna mengatasi sisa longsor yang membuat jalan utama desa itu lumpuh, Kusbiantoro menghadirkan sebuah excavator dan mesin penyedot air.
"Kami semprot air dari sungai dan dibantu excavator," ungkapnya.
"Target kami sebelum sore bisa terbuka walau sebagian," harapnya.
Dalam proses kerja bakti tersebut hadir para masyarakat dibantu oleh relawan BPBD, hingga aparatur TNI dan Polisi.
Sebelumnya, longsor akibat hujan deras yang mengguyur Dusun Kuryo, Desa Globo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar memutus akses jalan desa setempat, Minggu (15/3/2021).
Jalan tersebut merupakan penghubung antar desa dengan ruas yang tertutup lumpur sepanjang 20 meter.
Menurut PLT Camat Jatiyoso, Kusbiantoro, longsor tidak hanya menyeret tanah saja namun juga pepohonan yang berdiri di atasnya.
Baca juga: Sedihnya Sularno : Siap Ditanam, Ternyata Ribuan Bibit Padi Hancur Tertimpa Longsor di Jumantono
Baca juga: Khawatir Terjadi Longsor Susulan, Warga Gabusan Sragen Tak Bisa Tidur Nyenyak
"Banyak pohon dengan berbagai ukuran yang berserakan di atas jalan," katanya kepada TribunSolo.com pada Senin (15/3/2021).
Pohon yang berukuran besar itu menyulitkan proses evakuasi karena harus memotongnya terlebih dahulu sebelum dipindahkan.
"Kami harus memotongnya kecil-kecil karena cukup berat juga untuk dipindahkan secara langsung," terangnya.
Guna memudahkan proses pembersihan jalan, pemerintah setempat mendatangkan excavator untuk memindahkan material berat di sepanjang jalan.
Baca juga: Antisipasi Longsor Susulan di Makam Klodran, Bupati Karanganyar Buatkan Talut dari Bambu
"Kami datangkan excavator untuk memindahkan material berat, kalau hanya kerikil saja kami bisa secara manual," ungkapnya.
"Selain itu agar lancar kami gunakan juga pompa air untuk menyedot air sungai guna menyemprot sisa lumpur," ucapnya.
Saat ini proses pembersihan masih ditunda sementara karena cuaca yang belum mendukung.
"Masih hujan kami tunda sementara," jelasnya.
Sebelumnya, kasus longsor juga pernah terjadi di Karanganyar, tebing di sekitar rumah warga di Dusun Talang RT 11 Desa Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar mengalami longsor.
Menurut Camat Jatipuro, Murseno, kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa dalam longsor yang terjadi pada Selasa (9/3/2021) dinihari pukul 02.30 WIB.
Hanya menutupi jalan akses desa dengan panjang 15 meter dan ketinggian tebing 5 meter.
"Tidak ada korban jiwa hanya kerusakan tanah saja," ujarnya kepada TribunSolo.com.
Dirinya mengungkapkan bahwa lokasi longsor itu sangat dekat dengan pemukiman warga.
Baca juga: Sedihnya Sularno : Siap Ditanam, Ternyata Ribuan Bibit Padi Hancur Tertimpa Longsor di Jumantono
"Sangat mepet dengan rumah warga," ungkapnya.
Kedepannya akan dibangun talut guna mencegah longsor serupa terjadi lagi.
"Tadi sore sudah kerja bakti dengan warga untuk membersihkan sisa longsor," terangnya.
" Selain itu kami juga membuat saluran air supay tidak menimbulkan genangan yangberakibat longsor," jelasnya.
Timpa Sawah
Jalan yang sehari-hari dilewati pengendara di Desa Gemantara, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar mengalami longsor.
Jalan itu merupakan penghubung antara Dusun Sentono dan Dusun Kayen.
Longsor yang terjadi pada Minggu (7/3/2021) mengakibatkan hujan deras yang melanda sehingga meruntuhkan sisi pinggir dari jalan.
Selain itu kontur tanah liat pada lapisan jalan membuat longsor menjadikan air hujan tidak bisa merembes ke dalam tanah.
Akibatnya longsor itu menimpa sawah milik Sularno (60) yang ditanami padi.
Baca juga: Jalur Kereta Api di Blitar Tertimbun Longsor, Perjalanan 2 KA Lumpuh
Baca juga: Rumah Warga Tangkil Sragen Terancam Hanyut karena Longsor, Tak Bisa Tidur Nyenyak Kala Hujan Turun
Kini ribuan bibit padi yang akan dia tanam hancur lebur.
"Padi-padi saya rusak semua tertimpa beton talurt yang longsor," ungkapnya kepada TribunSolo.com pada Senin (8/3/2021).
Dirinya mengisahkan pada saat longsor itu terjadi, dirinya sedang berada di gubuk untuk berteduh dari derasnya hujan deras.
"Tiba-tiba ada suara menggelegar saya kira petir ternyata longsor kena sawah saya," ujarnya.
Sularno masih belum menghitung jumlah kerugian yang dialaminya.
"Nanti belum sewa backhoe, untuk mengangkat material yang hancur ini," terangnya.
Longsor di Sragen
Sementara itu, talut longsor di kawasan Dukuh Gabusan, Desa Tangkil, Kecamatan/Kabupaten Sragen membuat warga tidak tenang.
Sebab, talut tersebut berada tepat di dekat sungai.
Warga yang rumahnya terdampak talut longsor sampai saat ini was-was, khawatir rumah mereka hanyut ke sungai kala ada longsor susulan.
Baca juga: Talut Ambrol di Desa Tangkil Sragen Belum Diperbaiki, BBWSBS Sebut Anggaran Terbatas
Salah seorang warga terdampak, Sukidi (59) mengatakan, dia tidak tidur saat hujan deras.
"Karena kalau hujan deras arus sungainya kencang sekali dan takut ada longsor susulan," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Antisipasi Longsor Susulan di Makam Klodran, Bupati Karanganyar Buatkan Talut dari Bambu
Baca juga: Penampakan Makam di Tepi Anak Bengawan Solo yang Longsor, Jenazah Sampai Tersangkut Pohon
Sukidi tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini.
"Sudah sekitar satu minggu ini saya tidurnya enggak nyenyak," ucapnya.
Menurutnya, bagian belakang rumahnya sudah amblas akibat erosi air sungai pada 17 Februari 2021 lalu.
"Saat itu, kan, talut yang ada di belakang rumah saya amblas karena erosi air sungai."
"Terlebih empat rumah yang terdampak lokasinya persis ada di tikungan arus sungai," paparnya.
Dia pun tidak mengungsi ke rumah sanak saudaranya.
"Rumah saya ya dari dulu di sini, enggak mau mengungsi," jelasnya. (*)