Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Jangan Kaget Ada Prajurit Keraton di Setiap Sudut Kota Solo, Ternyata Program Baru Dongkrak Wisata

Di setiap sudut Kota Solo kini ada prajurit keraton yang berjaga, ternyata ini tujuannya.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Tribunsolo.com
Prajurit Budaya Kota Solo 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Dinas Pariwisata Kota Solo menggelar program baru, untuk mendongkrak wisata di Solo.

Setiap hari Sabtu, masyarakat akan melihat prajurit Keraton yang berada hampir di setiap sudut Kota Solo.

Prajurit itu dinamakan Prajurit Budaya Kota Solo, yang mengenakan seregam lengkap dengan senjata waktu zaman kolonial.

Baca juga: FX Rudy Dapat Tugas Baru dari Megawati, Bukan Jadi Cagub Jateng Tapi Bikin Pagar Rumah

Baca juga: FX Rudy Usul UMK Ada Perubahan, Minta Ganjar Pranowo Beri BST Bagi Buruh Bergaji di Bawah Rp 5 Juta

Komandan Prajurit Budaya Kota Solo, M Nurdin Warsito mengatakan prajurit itu mulai dilaunching per hari ini, Sabtu (13/11/2021).

"Kita siagakan di enam destinasi, yakni Pasar Gede, Balaikota, Jalan Sudirman, Depan Keraton (Geladak), Pasar Klewer, dan Kampung Batik Kauman," katanya.

Setiap prajurit yang berjaga di masing-masing pos, memiliki nama sendiri-sendiri.

Prajurit Budaya Kota Solo
Prajurit Budaya Kota Solo (Tribunsolo.com)

Seperti di Pasar Gede bernama Naraboga, di Balaikota bernama Nayakoprojo, di Jalan Jendral Sudirman bernama Margoutomo, di Geladak bernama Ngarsokedaton, di Pasar Klewer bernama Norowarso, dan di Kampung Batik Kauman bernama Norotirtyonangso.

"Setiap prajurit beranggotakan enam orang.

Khusus di Balikota, jumlahnya 10 orang," ujarnya.

Mereka akan berjaga mulai pukul 13.00-15.00 WIB, dan sebelumnya akan diawali dengan apel pasukan di Balaikota Solo.

Setiap kompi pasukan dibekali senjata, dan seragam yang berbeda.

Senjata yang digunakan berupa replika tombak, dan senapan saat zaman kolonial Belanda.

Warsito menjelaskan, warna seragam menyesuaikan filosofi dari tempat yang dijaga.

Baca juga: Satgas UU Cipta Kerja Hadir di Solo, Berikan Solusi Agar Mempercepat Perubahan Regulasi di Daerah

Baca juga: Jalan Jogja-Solo Sempat Macet Parah, Usai Kecelakaan Karambol yang Libatkan Truk, Innova & Pajero

"Tugasnya ada yang berkeliling sambil mengkampanyekan protokol kesehatan, dan berjaga di tempat destinasi," ungkapnya.

Ada 40 pasukan yang berjaga hari ini. Mereka merupakan pemuda dari masing-masing Kelurahan di Kota Solo yang sudah lolos seleksi.

Selain itu, aba-aba pasukan yang digunakan juga unik. Mereka menggunakan aba-aba dalam bahasa jawa.

Berikut bahasa yang digunakan:

Tandio: gerak

Gerahito: perhatian

Siogi Tandio: Siap Grak

Lumaksono Mangarso: berjalan kedepan

Sigek Tandiyo: berhenti bergerak

Madep Mangiring: hadap kiri

Madep Manengen: hadap kanan

Karti Sampiko: hormat

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved