Berita Sragen Terbaru
Sejarah Dukuh Turi di Sragen, Tempo Dulu Masih Rawa-rawa, Bahkan Ada Larangan Warga Membuat Sumur
Cerita aneh diyakini secara turun temurun di Dukuh Turi, Kelurahan Sine, Kecamatan/Kabupaten Sragen.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Sumber air tersebut diperkirakan dibangun sejak jaman penjajahan Belanda, yang airnya masih ada hingga kini.
Dulu, ibu-ibu warga Turi berbondong-bondong mengambil air dari sendang itu dengan menggunakan wadah semacam kendi.
Oleh warga sekampung, air tersebut digunakan untuk keperluan rumah tangga, mulai dari mencuci, memasak, hingga untuk minum.
Joko Mulyo Pitutur juga berpesan, agar warga dilarang untuk membuat sumur sendiri.
"Pesannya jika sumber air ini masih terus mengalir, jangan ada warga yang membuat sumur sendiri," jelasnya.
"Kenapa tidak boleh, karena nanti berkahnya beda," tambahnya.
Menurut legenda, air dari sendang Joko Mulyo Pitutur dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
"Jika sakit, hanya perlu meminum air dari sini, yang sudah diberi bunga setaman, tidak usah mencari dokter, karena memang dokter waktu itu sulit mencarinya," jelasnya.
Mungkin, jika ada warga yang membuat sumur sendiri, maka kemampuan air yang bisa menyembuhkan penyakit orang dapat berkurang.
Baca juga: Cerita Aneh di Lintasan Jetak Sragen yang Berkali-kali Bikin Celaka : Sering Muncul Bayangan Hitam
Namun, seiring perkembangan waktu, semakin banyak orang yang menempati kampung itu.
Satu persatu rumah dibangun, dan warga mulai membuat sumur di rumah masing-masing.
"Karena sumber airnya sudah tidak cukup lagi untuk seluruh warga kampung, makanya warga membuat sumur sendiri," ucapnya.
"Masih ada warga yang percaya, baru bikin sumur setelah generasi keempat ini, baru-baru saja, karena masih susah mencari sumber airnya," pungkasnya. (*)