Berita Sukoharjo Terbaru
Dedi Mulyadi & KLHK Sidak Limbah PT RUM Sukoharjo, Emak-emak : Jangan Menyenangkan Sebentar Saja
Dedi Mulyadi menyusuri Kali Gupit, dimana di sana dilaporkan warga adanya pipa limbah PT RUM yang rusak sehingga muncul bau di mana-mana.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Elite di Jakarta tiba-tiba melakukan sidak karena keluhan bau busuk PT Rayon Utama Makmur (TUM) Sukoharjo, Selasa (23/11/2021).
Dari pengamatan TribunSolo.com, di antaranya Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan Dirjen Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rasio Ridho Sani.
Keduanya turun langsung ke lokasi masyarakat yang mengeluhkan limbah bau busuk PT RUM selama bertahun-tahun lamanya.
Dedi Mulyadi menyusuri Kali Gupit, dimana di sana dilaporkan warga adanya pipa pembuangan limbah PT RUM yang rusak sehingga muncul bau di mana-mana.
Baca juga: Warga Desa Pengkol Sukoharjo Terganggu Bau Limbah PT RUM, Kumpulkan Data untuk Dilaporkan ke Dinas
Baca juga: Sidak Aliran Limbah PT RUM di Nguter Sukoharjo, Tim Temukan Kebocoran Limbah Cair
Usai melakukan sidak, Dedi Mulyadi dicegat dua emak-emak, yang ingin menyampaikan aspirasinya.
"Kunjungan ke sini jangan hanya menyenangkan sebentar saja," kata salah satu emak-emak.
Bahkan warga berharap ada tindak lanjut dari kunjungan, sehingga warga tidak lagi merana merasakan bau tak sedap gara-gara limbah.
"Semoga kunjungan Pak Dedi kita bisa terselamatkan dari bau limbah PT RUM," harap dia.
Dedi Mulyadi pun memberikan waktu kedua emak-emak itu untuk menyampaikan aspirasi mereka.
"Yang penting kembalikan udara bersih kami, kambalikan lingkungan bersih kami, udah itu saja, gak usah muluk-muluk," ujarnya.
Dedi mengaku, dia sempat membuka masker untuk mencium sendiri bau limbah PT RUM yang dikeluhkan warga.
"Makanya saya buka masker biar saya mengisap (menghirup), semoga masalahnya segera terselesaikan," kata Dedi.
Sidak Sebelumnya
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Perum Jasa Tirta (PJT), dan sejumlah warga Nguter, Sukoharjo melakukan pengecekan sungai, Kamis (29/4/2021).
Sidak dilakukan untuk menindaklanjuti aduan warga terkait tercemarnya aliran irigasi dan sungai karena limbah cair PT RUM.
Menurut tokoh masyarakat Kecamatan Nguter, Tomo, tim ditunjukan langsung fakta-fakta dilapangan dari aduan yang telah disampaikan kemarin.
Baca juga: Tak Tahan Bau Busuk Limbah Pabrik, Warga Nguter Sukoharjo Geruduk BBWSBS, Tapi Diminta ke DLH
Baca juga: Bau Busuk Limbah PT RUM Muncul Akibat Blower Rusak, Warga Minta Produksi Dihentikan, karena Tak Kuat
Ada sejumlah tempat yang dikunjungi, seperti di Water Intek PT RUM di Desa Pengkol, aliran saluran pembuangan di Desa Gupit, dan saluran pembuangan limbah cair PT RUM di aliran Bengawan Solo di Desa Nguter.
"Tadi kita tunjukan ada kebocoran air got, bukan air limbah. Tapi sering membuat air berubah membuat warna, dan bau," kata Tomo.
"Kami juga tinjukan kebocoran pipa limbah di sawah. Itu mencemari sawah, tanahnya menjadi hitam sehingga tidak bisa ditanami," imbuhnya.
Selain itu, tim juga ditunjukan titik-titik sambungan pipa pembuangan PT RUM yang sudah rusak.
Baca juga: Cerita Warga, Gegara Bau Busuk Limbah Diduga dari PT RUM Nguter Sukoharjo, Malam Tak Bisa Tidur
Kerusakan terjadi pada sambungan pipa uang sudah mulai terbuka disejumlah titik.
Tomo beranggapan, pemasangan pipa PT RUM ini tidak sesuai prosedur. Pasalnya, disejumlah tempat, pipa ditanam ke dalam tanah.
Dan di beberapa titik lainnya pipa menempel tanah.
"Harusnya pemasangannya 1 meter diatasi tanah, ini kan menempel. Dan disini (saluran pembuangan) bau," ujarnya.
"Harapan kita, menghentikan pencemaran lingkungan, dan mari kita selamatkan Sungai Bengawan Solo," tambahnya.
Baca juga: Ungkap Limbah Medis di Jaten Karanganyar, Polisi Periksa 8 Fasilitas Kesehatan di Radius 5 Kilometer
Dia meminta PT RUM untuk tutup dulu hingga permasalahan limbahnya bisa diselesaikan.
Sementara itu, tim BBWSBS telah mengambil tiga sempel air aliran kali belakang pabrik PT Rum dan di areal persawahan di Dusun Ngrapah, Desa Gupit.
Dan di Sungai Aliran Bengawan Solo didekat pipa pembuangan akhir limbah PT RUM di Desa Nguter.
PPNS BBWSBS Wahyono mengatakan, sempel air yang diambil akan dibawa ke laboratorium untuk diuji.
"Hasilnya labnya nanti, akan kita jadikan landasan untuk membuat rekomendasi terkait kondisi ini," kata dia.
Baca juga: Warga Mulur Keluhkan Bau Busuk Diduga Limbah PT RUM Nguter : Kades Kirim Surat, Beri Waktu Seminggu
Selain itu pihaknya juga telah mengambil dokumentasi di lokasi yang ditunjukan warga.
Wahyono mengatakan, BBWS hanya melakukan monitoring terkait dengan kondisi air sungai ini.
"Untuk tindakan nanti di Dinas Lingkung Hidup (DLH)," ujarnya.
"Semoga kedepannya sudah tidak ada lagi keresahan ditengah masyarakat," pungkasnya. (*)