Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Bos Daging Anjing Disikat di Sukoharjo, DMFI Tantang Solo Berani : Ada 83 Warung Masih Beroperasi

Organisasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menyambut baik dengan penangkapan bos daging anjing di Kabupaten Sukoharjo.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima-Istimewa
Nasib GTS (40) asal Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen yang disikat Polres Sukoharjo saat jumpa pers bersama Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho, Kamis (25/11/2021). Penampakan anjing-anjing yang akan jadi santapan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Organisasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menyambut baik dengan penangkapan bos daging anjing di Kabupaten Sukoharjo.

Koordinator Nasional Koalisi DMFI, Karin Franken mengatakan sudah seharusnya saat ini pemerintah bertindak tegas terkait perdagangan anjing ini.

"Memang sudah waktunya, pemerintah tegas karena kegiatan ini memang ilegal, dan tentunya sangat kejam," ujar Karin kepada TribunSolo.com, Jumat (26/11/2021).

Lanjutnya, saat ini wilayah Jawa Tengah secara umum sudah responsif terhadap praktik perdagangan anjing.

Namun di Solo masih banyak ditemui, sehingga dia meminta ada ketegasan.

"Solo masih ada 83 warung (olahan daging anjing) yang kelihatan, mungkin ada lebih banyak lagi," paparnya.

Pihaknya akan terus mendesak Pemkot Solo, untuk segera mengeluarkan peraturan tentang larangan konsumsi daging anjing.

"Iya pasti (akan terus desak pemerintah), Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga sudah ada larangan (konsumsi daging anjing) dan bulan depan Semarang juga," paparnya.

Konsumsi daging anjing, menurut Karin termasuk kasus yang sangat krusial, karena bisa mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.

Baca juga: Intip Dapur Jagal Anjing Kartasura : Ada Kayu untuk Pukul Kepala Sebelum Dirica, Diyakini Biar Enak

Baca juga: Inilah Bos Daging Anjing Solo Raya Asal Gemolong Sragen : Sekali Setor 53 Ekor, Kantongi Cuan Jutaan

Apalagi, sebagian besar anjing di Jawa Tengah didatangkan dari daerah Jawa Barat, yang masih masuk ke dalam kategori rawan rabies.

"WHO bilang salah satu penyebab penyebaran rabies, karena transportasi masif antar kota dan pulau," jelasnya.

"Jateng masih bebas rabies sampai saat ini, dan rata-rata anjing didatangkan dari Jawa Barat yang masih ada banyak kasus rabies," tambahnya.

Ia menyarankan, pedagang daging dan olahan anjing untuk mencari pekerjaan lain yang lebih halal dan tidak merugikan orang lain.

"Ini adalah ilegal, merugikan dan memalukan pemerintah setempat, juga tidak bagus untuk pariwisata," katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved