Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Pedihnya Petani Bawang di Sragen : Libur Nataru Biasanya Panen Uang, Kini Menjerit, Harga Anjlok

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan petani bawang merah di Kabupaten Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Bawang merah yang dijemur oleh petani di depan rumahnya, di Desa Padas, Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan petani bawang merah di Kabupaten Sragen.

Bersamaan dengan itu, biasanya harga bawang merah selalu meroket.

Namun, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, libur Nataru berubah menjadi kelabu bagi para petani bawang merah.

Penyebabnya, tak lain karena pandemi covid-19 yang membuat jumlah permintaan pasar turun drastis imbas pengetatan mobilitas masyarakat.

Pedagang bawang merah, Mustofa Kamaludin mengatakan perbedaan tren tersebut sudah terjadi sejak tahun 2019 lalu.

"Sebelum 2018, menjelang Nataru baru mesti merangkak naik, 2019 dan 2020 kemarin, harga malah mengalami penurunan," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (25/11/2021).

Biasanya petani telah menyesuaikan waktu tanam, agar saat panen bisa bertepatan dengan Nataru.

"Saat ini banyak petani seperti kapusan (tertipu), waktu tanam petani biasanya sudah disesuaikan, dengan harapan bisa panen saat Nataru, namun ternyata saat ini malah anjlok harganya," terangnya.

Baca juga: Bos Daging Anjing Disikat di Sukoharjo, DMFI Tantang Solo Berani : Ada 83 Warung Masih Beroperasi

Baca juga: Petani Bawang Merah di Sragen Tombok: Harga Terjun Bebas, Rugi Jutaan Rupiah

Diketahui, saat ini harga bawang merah dengan kualitas super door hanya dikisaran Rp 10 ribu hinga Rp 11 ribu saja.

Harga tersebut jauh dari kata normal, yang mana biasanya dikisaran Rp 25.000/kilogram, agar petani bisa mendapat untung.

Dengan anjloknya harga bawang merah, bisa membuat petani trauma menanam bawah merah kembali.

"Jika seperti ini terus, petani yang menanam bawang merah semakin berkurang, mereka akan kapok, karena harga diperkirakan akan terus turun," jelas dia.

Petani Menjerit

Petani bawang merah di Kabupaten Sragen kini tengah menjerit. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved