Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Pedihnya Petani Bawang di Sragen : Libur Nataru Biasanya Panen Uang, Kini Menjerit, Harga Anjlok

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan petani bawang merah di Kabupaten Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Bawang merah yang dijemur oleh petani di depan rumahnya, di Desa Padas, Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen. 

Pasalnya, harga bawang merah di pasaran kini turun drastis bahkan tidak wajar.

Untuk bawang merah berkualitas super door, harga normal agar petani mendapatkan untung dikisaran Rp 22 ribu hingga Rp 25 ribu per kg.

Baca juga: Petaka Oknum Polantas Minta Bawang Sekarung, Kini Sosoknya Dimutasi dan Terancam Ditahan

Baca juga: Petani di Klaten Kaget, Ratusan Kilo Bawang Merah di Sawahnya Raib: Rugi Rp 12 Juta 

Namun, saat ini, harga bawang merah berkualitas super door hanya dikisaran Rp 10 ribu - Rp 11 ribu per kg.

Semakin rendah kualitas bawang merah, semakin rendah juga harga jualnya, yang bisa menyentuh harga Rp 4 ribu hingga Rp 7 ribu per kg. 

Pedagang Bawang Merah, Mustofa Kamaludin mengatakan petani bawang merah di Sragen saat ini semua menjerit.

Baca juga: Aktivitas Mia, Tersangka Penggelapan Uang Arisan Rp 1 Miliar Selama Ngontrak di Sragen: Jual Bawang

"Saat ini, semua petani menjerit, menangis histeris, harga bawang merah turun anjlok, modalnya sama sekali tidak pulang," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (25/11/2021).

Penurunan bawang merah sudah terjadi sejak satu bulan terakhir, yang terus mengalami penurunan secara bertahap. 

"Dari harga dikisaran Rp 25.000 turun jadi Rp 22.000 per kg, kemudian turun lagi di harga Rp 18.000, turun lagi Rp 15.000, dan saat ini, cuma Rp 10.000-Rp 11.000 per kg," paparnya.

Baca juga: Pidato Jokowi Promosikan Bipang Ambawang Jadi Sorotan, Roy Suryo Beri Tanggapan: Maafkan Saja

Banyak faktor yang mempengaruhi harga komoditas bawang merah di Sragen turun drastis. 

Salah satunya, saat ini terjadi panen raya di berbagai daerah, seperti di Purwodadi, Demak, yang kemudian akan disusul dari daerah Nganjuk dan Brebes.

Panen raya tersebut menyebabkan jumlah bawang merah di pasaran kini berlimpah ruah. 

Tak hanya itu, memasuki musim penghujan, kini banyak sawah yang mulai terendam air. 

"Faktor yang paling mempengaruhi kebijakan PPKM, selama pandemi ini, jumlah permintaan turun drastis," jelasnya.

Baca juga: Daftar Sayuran dan Buah yang Lebih Menyehatkan Jika Dimakan Mentah, Salah Satunya Bawang Merah

"Selain itu juga pabrik-pabrik yang membutuhkan bawang merah juga tutup selama pandemi, sehingga jumlah serapan terus berkurang," tambahnya. 

Faktor utamanya, yakni harga beli bibit bawang merah berkualitas super door kini menyentuh Rp 35.000 hingga Rp 37.000 per kilogram. 

"Yang paling rugi, petani yang miliki lahan paling luas, semakin luas lahannya, bisanya perkotak bisa untung Rp 3 juta, kini perkotak malah rugi Rp 10 juta, bayangkan tinggal dikalikan saja," jelasnya. 

"Belum lagi, biaya pengolahan lahan, harga pupuk, harga obat-obatan, bahkan tenaga," imbuhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved