Berita Sukoharjo Terbaru
Saat Damkar Sukoharjo Evakuasi Kerbau Bule Masuk ke Lobang : Butuh 13 Orang untuk Angkut Keluar
Nasib nahas sempat dialami kerbau bule milik Joko, pria 58 tahun di Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Nasib nahas sempat dialami kerbau bule milik Joko, pria 58 tahun di Kabupaten Sukoharjo.
Di mana kerbau berwarna putih itu masuk ke lobang di Dukuh Kijilan RT 1 RW 4 Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Tak bisa melakukan evakuasi, lantas petugas Damkar Sukoharjo turun tangan.
Kepala Bidang Damkar Satpol PP Sukoharjo, Margono, menyebut bahwa kejadian itu diketahui terjadi pada hari ini, Jumat (26/11/2021) pagi.
"Penyebabnya tutup parit sudah ambrol, jadi kerbau milik Pak Joko yang saat itu sedang dilepas untuk diangon terperosok masuk," terang dia kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Wali Kota Solo Gibran Hentikan PTM di Tiga SD, Imbas Tujuh Siswa Terkonfirmasi Positif Covid-19
Baca juga: Insiden Mobil Goyang di Jambi, Pasangan Muda Didenda 1 Ekor Kerbau dan 150 Kg Beras, Tisu Jadi Bukti
Margono menjelaskan, saat itu Joko yang mendapati kerbau yang sedang ia lepas terperosok ke dalam parit yang kemudian meminta pertolongan kepada Damkar.
Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga, di lubang parit yang sama pernah ada anak kecil yang juga terperosok beberapa waktu lalu.
Usai mendapat laporan tersebut, kata dia, pihaknya menurunkan empat personel untuk kegiatan evakuasi kerbau itu.
Kegiatan evakuasi tersebut berjalan kurang lebih selama 20 menit.
Selain itu, beberapa warga juga membantu dalam usaha mengeluarkan kerbau yang terperosok itu.
"Kita juga dibantu warga juga, kurang lebih total yang evakuasi 13 orang. Caranya ditarik pakai tali, pakai bambu juga," jelasnya.
Dia menambahkan, tidak ada korban jiwa maupun kerugian dalam kejadian itu.
Hanya saja kerbau mengalami sedikit luka.
Di sisi lain, dia juga mengimbau kepada masyarakat apabila membutuhkan pertolongan yang kaitannya dengan evakuasi, pihaknya akan selalu siap.
"Sekalian kita imbau kepada masyarakat, kalau membutuhkan bantuan bisa langsung telepon kami. Kami siap 24 jam," kata dia.
Tak Ada Kirab Kerbau
Tradisi kirab pusaka malam 1 Suro di Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran ditiadakan karena masih terjadinya pandemi.
Humas Pura Mangkunegaran, Joko Pramedyo pihaknya mengatakan, tidak membuka acara kirab untuk masyarakat yang seharusnya digelar pada Senin (9/8/2021) mendatang.
"Karena pandemi Covid-19 yang belum mereda kami putuskan untuk meniadakan acara kirab budaya," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Ini Roti Widoro, Oleh-oleh Legendaris Sukoharjo: Ada Sejak 1922, Resep Mantan Koki Keraton Solo
Baca juga: Viral Harimau Taman Satwa Taru Jurug Kurus, Gibran Minta Maaf, Ini Penjelasan Direktur TSTJ
"Kami khawatir bila menimbulkan kerumunan dan bisa menambahkan kasus baru," ujarnya.
Walaupun demikian, pihak Pura Mangkunegaran, tetap melaksanakan kirab satu suro namun hanya untuk internal saja.
"Kami tetap menggelar untuk internal dan dikerjakan secara khusus oleh orang-orang tertentu," ungkapnya.
Senada, di Keraton Solo juga tidak menggelar arak-arakan di jalanan seperti saat sebelum pandemi terjadi.
Di mana sebelumnya saat masih suasana normal, kirab diwarnai dengan arak-arakan kerbau Kiai Slamet dengan dibarengi pusaka-pusaka.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nur Adiningrat menjelaskan, tetapi menggelar Kirab 1 Suro secara internal dengan protokol kesehatan ketat.
"Kami menimbang angka Covid-19 yang masih tinggi, kami hanya membatasi untuk abdi dalem dan keluarga Kraton saja," jelas dia.
Pada tahun sebelumnya hal serupa juga ditiadakan karena masih pandemi.
Baca juga: Senangnya Petani di Sukoharjo, Tiba-tiba Dapat Bingkisan Sembako dari Denpom IV/4 Solo
Malam Selikuran
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar tradisi Malam Selikuran di bulan Ramadan, Minggu (2/ 5/ 2021) sekira pukul 20.00 WIB.
Dalam tradisi itu akan diadakan kirab tumpeng dan arak-arakan abdi dalam dengan membawa lampu lentera yang dimulai dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju kompleks Masjid Agung Solo.
Itu digelar dengan menjalankan protokol kesehatan mengingat masih mewabahnya pandemi Covid-19.
Arak-arakan abdi dalem tetap dibuat berjarak satu sama lain.
Baca juga: Style Rian Dmasiv Kerja Bakti di Kawasan Keraton Solo, Pakai Kaus dan Bawa Kemoceng
Baca juga: Ketua BPK Agung Firman Bergelar Kanjeng Pangeran Haryo, Diberikan Langsung Raja Keraton Solo PB XIII
Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo, mengatakan tradisi malam selikuran miliki makna kemuliaan malam lailatul qadar.
"Tumpeng sewu, melambangkan malam seribu bulan 10 haris sebelum lebaran dan lampu ting sebagai pencahayaan," ungkap Dipokusumo.
Tumpeng tersebut, sambung Dipokusumo, sudah didoakan oleh pemuka agama.
"Kalau dulu sampai ke Stadion Sriwedari, lalu belakangan ini diperpendek di Masjid Agung saja," ujarnya.
Cuma 200 Orang
Sebelumnya, tradisi Malam Selikuran digelar pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Minggu (2/5/2021) mulai pukul 20.00 WIB di tengah wabah pandemi Covid-19.
Dalam tradisi tersebut, proses kirab disebut-sebut bakal dilakukan dengan rute awal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju Masjid Agung Solo.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan acara tersebut sudah mengantongi izin.
Izin diberikan karena pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Sejak dulu sudah ada izin induk untuk Keraton Solo, jadi kalau ada kegiatan - kegiatan lainya sifatnya pemberitahuan," ungkap Ahyani kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Dinilai Lestarikan Budaya, Ketum PBNU Said Aqil Dianugerahi Gelar Keraton Solo Kanjeng Pangeran Arya
Baca juga: Sempat di Zona Orange, Kini Karanganyar Kembali ke Zona Merah Kasus Covid-19
Pembatasan jumlah orang yang mengikuti acara Tradisi Malam Selikuran menjadi salah satu protokol kesehatan yang harus dijalankan.
Kurang lebih 200 orang yang diperbolehkan mengikuti tradisi tersebut. Itu sesuai dengan pemberitahuan yang tertera.
"Nanti kita lihat kalau yang datang melebihi ketentuan yang disepakati yakni 200 orang dalam lingkungan Kraton dan Masjid Agung Solo akan kami bubarkan," ungkapnya.
Ahyani juga menegaskan protokol kesehatan harus dipatuhi keseluruhan, mulai pengunaan masker, penyediaan handsanitezer dan pengatur jarak harus sesui prosedur
"Jika ada yang melanggar prokes akan kami cabut izin, dampaknya pelarangan kegiatan selanjutnya," ujarnya. (*)