Berita Solo Terbaru
Pakar Budaya UNS Singgung Soal Wahyu Keprabon Dalam Suksesi Mangkunegaran, Apa Itu?
Tidak banyak yang tahu apa arti dari istilah Wahyu Keprabon. Istilah tersebut, disebut saat ramai pembicaraan soal suksesi Mangkunegaran.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tidak banyak yang tahu apa arti dari istilah Wahyu Keprabon.
Istilah tersebut, disebut saat ramai pembicaraan soal suksesi Mangkunegaran.
Pakar Budaya UNS, Prof Dr Andrik Purwasito menyebutkan, perlu adanya kebersatuan keinginan kontekstual dan situasional dengan Wahyu Keprabon.
Baca juga: Pendapat Pengamat Sejarah Soal Pola Suksesi Mangkunegaran: Bisa Situasional
Baca juga: Alasan Himpunan Kawula Muda Deklarasi Paundra Cucu Bung Karno, Layak Jadi Raja Baru Mangkunegaran X
Ada sejumlah syarat Wahyu Keprabon yang dimaksud yakni sebuah tanda yang dipercayai sebagai bentuk 'cahya' yang melekat dalam sosok raja.
Nantinya Wahyu Keprabon ini akan memilih sendiri terkait sosok calon raja yang akan memegang kekuasaan Pura Mangkunegaran.
Saat ini muncul tiga nama, calon raja Mangkunegaran di antaranya putra KGPAA Mangkunegara IX GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, serta cucu Raja Mangkunegara VIII yakni KRMH Roy Rahajasa Yamin.
Berikut syarat menjadi KGPAA Mangkunegara, jika ingin dipilih oleh Wahyu Keprabon.
Baca juga: Pantau Vaksinasi Covid-19, Gibran Didampingi Calon Raja Pura Mangkunegaran Bhre Cakrahutomo
Wicaksono atau unggul dalam pengetahuan lahir dan batin, berpandangan jernih, waskito (mampu merasakan hal yang gaib, bisa memberantas kejahatan, tutur bahasa halus seperti Dewa Surya hingga teliti dan detail seperti Dewa Bayu).
Tak berhenti sampai situ, menurutnya Wahyu Keprabon di antaranya suka bersedekah, tegar dan tegas dan berani melawan kejahatan.
"Itulah yang akan ketiban Wahyu Keprabon. Ada spirit wicaksono artinya cenderung orang yang bijaksana. Jadi jika diberikan orang sembarangan tidak mungkin, karena Wahyu Keprabon itu memilih. Istilahnya jika ada orang yang haus memberi air. Maka kalau ada yang seperti itu ya jadi Gusti Mangku ke X," tuturnya.
Baca juga: Prediksi Siapa Raja Mangkunegaran, Jatuh ke GPH Paundra atau GPH Bhre? Begini Kata Pakar Budaya UNS
Andrik menjelaskan, sosok KGPAA Mangkunegara bisa jadi tidak 'orang dalam' keturunan Raja.
"Tidak harus orang dalam, artinya 'rembesing madu'. Orang yang suka bertapa dan bijaksana. Saya tidak mengomentari dalam Pura. Hanya ada kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di lingkungan Jawa yang bisa dilihat," ungkap dia.
Dia menjelaskan, Raja dan masyarakat itu keris dan warangka.
Raja itu keris, sementara masyarakat itu warangka atau selubung yang terbuat dari kayu.
"Ada hubungan timbal balik di situ. Tentang sesuai situasi. Meskipun tidak punya suara yang menentukan pengganti Gusti Mangku IX, tapi ada spirit memberikan masukan. Mengingat Pura Mangkunegaran sangat luar biasa asetnya dan SDM-nya, harus dikelola dan dimaksimalkan kembali," jelasnya. (*)