Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Profil Jembatan Rp 10 Miliar di Tambakboyo Sukoharjo : Dibangun Oktober, Baru Desember Sudah Ambruk

Jembatan gantung yang baru selesai dibangun di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo tak bisa dipakai.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Jembatan Gantung Tambakboyo senilai Rp 10,8 miliar di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo ambruk, Jum'at (31/12/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Jembatan gantung yang baru selesai dibangun di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo tak bisa dipakai.

Ya, jembatan yang dibangun dengan uang rakyat senilai Rp 10,8 miliar itu ambruk tiba-tiba padahal baru saja selesai, Jumat (31/12/2021).

Dari informasi yang diterima TribunSolo.com, jembatan tersebut dibangun pada Oktober dengan kontraktor CV Tunjung Jaya.

Maka dari itu, jembatan hanya berusia sekuku jari baru beberapa bulan dikerjakan.

Akibat kejadian tersebut, dua orang mengalami luka-luka.

Baca juga: BREAKING NEWS : Baru Selesai, Jembatan Rp 10 Miliar di Tambakboyo Sukoharjo Ambruk, 2 Orang Terluka

Baca juga: Jembatan Penghubung Desa Tambakboyo Segera Dibangun, Warga Tak Perlu Jalan Memutar Lagi

Kapolsek Tawangsari AKP Tri Jalu Wahyudi membenarkan kejadian tersebut.

"Benar tadi Jembatan Tambakboyo ambruk, sekitar pukul 10.00 WIB," kata Tri Jalu, kepada TribunSolo.com..

Lanjut, Tri Jalu menjelaskan rusaknya jembatan karena tali pengikat pada jembatan itu terlepas.

Saat itu, jembatan itu sedang dilakukan penyetelan keseimbangan di jembatan tersebut.

"Jembatan tersebut dilakukan penyetelan keseimbangan kanan dan kiri jembatan, namun talinya lepas dan rubuh," ujar Tri Jalu.

Dia menuturkan, atas kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa meski ada dua orang yang mengalami luka-luka.

"Terkait kerugian atas kejadian tersebut kami tak bisa menghitung karena proyek Pemkab Sukoharjo tersebut masih berjalan," jelas dia.

Baca juga: BREAKING NEWS : Baru Selesai, Jembatan Rp 10 Miliar di Tambakboyo Sukoharjo Ambruk, 2 Orang Terluka

Baca juga: Kecelakaan Karambol di Jalan Raya Krisak-Bulu Sukoharjo: Toyota Avanza Ringsek, Pikap Terperosok

Lelang September

Rencana pembangunan jembatan di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo akan segera terealisasi. 

Kepala Desa (Kades) Tambakboyo, Samsul Arifin mengatakan pihaknya telah melakukan rapat pembangunan dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. 

Hasilnya, pembangunan jembatan memasuki tahap lelang. 

Baca juga: Viral Polisi Beri Uang kepada Pria yang Tinggal di Kolong Jembatan, Kini Si Pria Malah Minta Maaf

Baca juga: Jembatan di SimoPutus Gegara Truk Lewat dan Terperosok, Kini Warga Harus Tempuh Jarak Lebih Jauh

"Tahun ini pembangunan jembatan akan terealisasi. Bulan September 2021 pemenang lelang akan diumumkan," katanya,  Selasa (31/8/2021).

"Untuk pelaksanaan pembangunan, kemungkinan akan mulai dikerjakan pada bulan September atau Oktober nanti," jelasnya. 

Pembangunan jembatam Tambakboyo ini sangat dinantikan masyarakat.

Baca juga: Kecelakaan Maut Jembatan Jurug Solo: Pengendara Honda Beat Meninggal Setelah Tabrak Pembatas Jalan

Pasalnya, Desa Tambakboyo wilayahnya dipisahkan aliran sungai Bengawan Solo. 

Selama ini, masyarakat membangun jembatan sesek (jembatan bambu) untuk menyebrang. 

Namun jembatan itu hanya bisa digunakan saat debit air sungai Bengawan Solo kecil, karena jika debit airnya besar, jembatan sesek itu akan hancur.

Baca juga: Ini Identitas & Barang Milik Gadis Sragen yang Terjun ke Bengawan : Vario, Bogo & Sepatu di Jembatan

Jembatan permanen ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk mempermudah mobolisasi masyarakat dari Kadus 2 ke Kadus 1, dan sebaliknya.

Kadus 1 merupakan jantung wilayah pemerintahan Tambakboyo, yang terdiri dari 12 RT dan 3 RW dengan jumlah penduduk sekitar 3.200 jiwa.

Sedangkan Kadus 2 terdiri dari 11 RT dan 4 RW dengan jumlah penduduk sekitar 1.700 jiwa.

Baca juga: Inilah Kebun Pisang, Lokasi Terbunuhnya Ridwan, Pemuda yang Mayatnya Ditemukan di Jembatan Jumantono

Namun minimnya akses jalan penghubung antara Kadus 1 dan Kadus 2, membuat masyarakat harus memutar jauh agar bisa menyebrang.

Warga Kadus 2 yang mau ke Kadus 1 harus memutar hingga melewati Serenan, Klaten lalu masuk Bulakan, Kriwen, baru sampai ke Kadus 1.

"Dengan adanya jembatan itu, masyarakat bisa memangkas jarak 8 km untuk menyebrang," ujarnya.

Baca juga: Sosok Ridwan, Pria yang Dibunuh & Dibuang di Kolong Jembatan Karanganyar : 4 Tahun Jadi Pesilat PSHT

Alasan lain mengapa Arifin ingin dibangunkan jembatan permanen adalah, saat warga dukuh Sidodadi ada yang meninggal dunia, pemakaman dari rumah duka menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) terlalu jauh.

"Untuk penguburan dari Sidodadi harus melewati Dukuh Ngares, Bulakan, Serenan, Panjangan, Blerok, lalu Karang Waru, karena TPU ada di dukuh Karang Waru," papar dia.  

"Seandainya ada akses jembatan, tanpa harus menggunakan kendaraan bisa, karena lebih dekat," jelasnya.

Selain itu, warga Dukuh Sidodadi yang harusnya sekolah di SDN 2 Tambakboyo, terpaksa harus sekolah di Bulakan karena jarak yang lebih dekat.

"Yang saya takutkan, SDN 2 Tambakboyo kekurangan murid, lalu sekolahnya ditutup," imbuhnya.

Dengan adanya jembatan permanen ini, dapat memudahkan mobilisasi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved