Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Akhirnya Terjawab Sudah, Inilah Penyebab Truk Sering Celaka di Jalan Gabugan-Sumberlawang Sragen

Beberapa hari terakhir ini sejumlah truk tak henti-hentinya terguling di Jalan Gabugan-Sumberlawang

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Asep Abdullah
Kondisi Jalan Gabugan-Sumberlawang Sragen yang sering terjadi kecelakaan atau truk terguling. Adapun truk selalu memadati kawasan tersebut. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Beberapa hari terakhir ini sejumlah truk tak henti-hentinya terguling di Jalan Gabugan-Sumberlawang

Terakhir truk bermuatan batu bara terguling, pada Rabu (12/1/2022) lalu.

Hal itu dikarenakan ruas jalan yang sempit, serta keadaanya bergelombang dan beberapa ruas berlubang.

Tak hanya itu, kecelakaan truk terguling juga sering terjadi di jalan Gemolong-Sragen.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sragen, Catur Sarjanto mengatakan sebenarnya jalan tersebut merupakan jenis kelas 3.

Baca juga: Kisah Dalang Kondang Klaten : Dulu 15 Kali Pentas, Kini Jadi Perajin Ban Bekas Demi Bertahan Hidup

Baca juga: Ngeri, Jalan Gabugan-Sumberlawang yang Rusak Kerap Makan Korban, Kades: 3 Hari Sekali Ada Kecelakaan

"Kita sering patroli, sering sekali kendaraan yang lewat tidak sesuai dengan kelasnya, seharusnya untuk kelas 3, truk tronton itu nggak boleh," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (14/1/2022).

Jenis kendaraan kelas 3 sendiri memiliki ciri lebar 2,1 meter, panjang 9 meter, dan tinggi 3,5 meter dengan muatan paling berat 8 ton.

Untuk tipikal kendaraan kelas 3 seperti mobil pribadi, truk boks, pikap, minibus, dan bus berukuran kecil.

"Maka dari itu, sebenarnya kendaraan kelas 1 seperti tronton itu, nggak boleh lewat," jelasnya.

Upaya yang dilakukan dinas perhubungan adalah rutin melakukan patroli, untuk menghalau kendaraan berat melewati jalan tersebut.

Namun, kebanyakan kendaraan kelas 1 yang lewat jalan Gabugan-Sumberlawang seringnya terjadi pada sore hingga malam hari.

"Sehingga kecelakaan paling banyak terjadi saat malam hari, karena kendaraan yang lewat bukan kelasnya," ujarnya.

Untuk pemasangan portal, menurut Catur tidak diperkenankan oleh Kementerian Perhubungan RI.

Jalan Gabugan-Sumberlawang dan Jalan Gemolong-Sragen sendiri termasuk jalan provinsi.

Baca juga: Bupati Yuni Bikin Kantor Pemkab Sragen 6 Lantai di Sine : Dana Rp 89 Miliar, Kini Pembebasan Lahan

Maka dari itu, maka Dinas Perhubungan mencoba mendorong untuk segera dilakukan penyesuaian dan perbaikan.

"Sudah dilaporkan ke Dinas Perhubungan Jawa Tengah, setiap kejadian sudah dilaporkan, nanti barangkali dari mereka melakukan kajian secara mendalam," jelasnya.

"Untuk mengurangi potensi kecelakaan mungkin bisa melakukan pelebaran jalwn, atau kenaikan kelas jalan, namun itu menjadi kewenangan dari provinsi," katanya.

Sering Makan Korban

Warga Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, resah karena seringnya terjadi kecelakaan di salah satu ruas jalan di lingkungannya.

Tepatnya, berada di Jalan Gabugan-Sumberlawang yang rusak sepanjang kurang lebih 2 kilometer.

Pantauan TribunSolo.com, kondisi jalan di beberapa sisi tersebut memang berlubang dan bergelombang. 

Bahkan, di salah satu sisi jalan, terdapat kubangan cukup lebar dan dalam, yang kini ditandai dengan karung pasir dan drum agar pengendara tidak terjatuh.

Baca juga: Update Kecelakaan Truk Boks vs Motor di Depan RS PKU Muhammadiyah Delanggu: 1 Pengendara Meninggal

Baca juga: Potret Jalan Gabugan-Sumberlawang Sragen yang Penuh Lubang hingga 2 Km, Corona Buat Warga Gigit Jari

Kepala Desa Bonagung, Suwarno, mengatakan di lubang tersebut beberapa kali banyak mobil yang jatuh terjerembab.

Jalan Gabugan-Sumberlawang di Kecamatan Tanon, Sragen yang rusak dan bergelombang, Kamis (2/12/2021). Kondisi jalan telah rusak selama 1 tahun terakhir.
Jalan Gabugan-Sumberlawang di Kecamatan Tanon, Sragen yang rusak dan bergelombang, Kamis (2/12/2021). Kondisi jalan telah rusak selama 1 tahun terakhir. (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

"Pernah malam-malam mobil Panther dari luar kota, jatuh ke dalam lubang jalan itu, bannya langsung pecah dua-duanya," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (2/12/2021). 

Lanjutnya, selain di titik itu, masih banyak jalan yang bergelombang dan berlubang lainnya.

Salah satunya didepan Balai Desa Bonagung, yang mana satu unit truk tronton pernah terguling. 

"Truk tronton pernah terguling, saking dalamnya lubang disana, sejauh ini itu kecelakaan yang paling besar," ujarnya. 

Suwarno menuturkan di jalan tersebut sering terjadi kecelakaan. 

"Sangat sering terjadi kecelakaan, tiga hari sekali terjadi kecelakaan," jelasnya.

"Sejauh ini tidak ada korban jiwa, hanya sepeda motor terpeleset, kemudian terjatuh, luka sedikit, paling kerugiannya mobil atau sepeda motornya rusak," jelasnya. 

Warga pun kini harus menunggu lebih lama, agar jalan tersebut dapat diperbaiki.

Berdasarkan hasil rapat terbaru, anggaran perbaikan jalan telah dimasukkan ke dalam tahun 2022.

Warga pun berharap, agar jalan dapat segera diperbaiki. 

Kecelakaan di Alun-alun Sragen

Sebelumnya, kecelakaan lalu lintas terjadi di sekitar Alun-alun Sragen, Rabu (1/12/2021) sekitar pukul 07.00 WIB. 

Tepatnya, di depan atrium, di Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen. 

Kecelakaan melibatkan satu unit mobil dengan satu unit sepeda motor.

Satu unit mobil Suzuki Baleno bernopol B 2281 FFT dikendarai oleh Sari (37) warga Perum Grand Cikarang, Karangraharja, Bekasi. 

Sedangkan satu unit sepeda motor Honda Verza bernopol H 2384 UI dikendarai oleh Yono (37) warga Desa Jagir, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. 

Kanit Laka Satlantas Polres Sragen, Ipda Irwan Marviyanto mengatakan kecelakaan terjadi ketika kedua kendaraan melaju dari arah yang berlawanan. 

"Semula mobil Suzuki Baleno melaju dari arah barat ke timur, sedangkan sepeda motor Honda Verza dari arah sebaliknya, yakni timur menuju barat," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Rabu (1/12/2021).

Baca juga: Terungkap, Kecepatan Bus Rela yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Sumberlawang Disebut Capai 70 Km/Jam

Kemudian, mobil Suzuki Baleno menyeberang jalan untuk berbelok ke kanan atau menuju selatan. 

Diduga, karena mengemudikan kendaraan dengan kecepatan terlalu tinggi, menyebabkan pengendara sepeda motor Honda Verza tak mampu mengendalikan laju kendaraan. 

"Karena jarak sudah terlalu dekat, dan akhirnya menabrak mobil tersebut, dan terjadilah laka lantas," jelasnya. 

Kejadian tersebut, menyebabkan bodi mobil penyok dipintu kiri. 

Beruntungnya, tidak ada korban jiwa atas peristiwa kali ini. 

"Pengendara sepeda motor dalam keadaan sadar, dan mengalami luka pada pergelangan tangan kiri nyeri, lutut kiri lecet, dan pipi sebelah kiri lecet," paparnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved