Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kisah Kasto Jadi Bakul Gorengan di Jalan Veteran Sragen : Bisa Kuliahkan Anak, Meski Bayarnya Mahal

Untuk anak, orangtua akan melakukan apa saja yang penting halal dan bisa mewujudkan mimpinya.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Kasto setia menjual aneka gorengan di Jalan Veteran, Kelurahan Sragen Tengah. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Untuk anak, orangtua akan melakukan apa saja yang penting halal dan bisa mewujudkan mimpinya.

Seperti yang dilakukan Kasto, bapak 45 tahun asal Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen.

Sudah belasan tahun, Kasto menjual aneka gorengan di Jalan Veteran, Kelurahan Sragen Tengah.

Mungkin saking lamanya, warga Bumi Sukowati tak asing dengan bakul gorengan yang satu ini.

Lewat jualan gorengan khas Jawa Barat seperti tempe, tahu, pisang, hingga bala-bala dia bisa mewujudkan impian sang anak untuk kuliah.

Kasto memiliki pelanggan yang cukup banyak, karena sudah berjualan sejak belasan tahun lalu.

"Awalnya saya kerja serabutan, apa saja saya kerjakan, kemudian saya jualan gorengan di Kartasura, baru pada tahun 2010 pindah ke Sragen," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (21/1/2022).

Kasto setiap harinya pulang dan pergi dari tempat tinggalnya saat ini, yakni dari Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

Ia berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB, kemudian mampir di Pasar Bunder Sragen untuk membeli kebutuhan jualannya.

Baca juga: Update Kasus Covid-19 Sragen : Hanya Ada 1 Kasus Aktif, Rumah Sakit dan Isoter Kosong

Baca juga: Harga Capai Rp 20 Ribu, Minyak Goreng di Pasar Sragen Tak Sepi Peminat, Meski Pembeli Tetap Menawar

Kemudian, ia mulai memasak di gerobak miliknya, dan sudah siap pada pukul 07.00 WIB.

Gorengannya banyak dibeli saat jam makan siang, lantaran tempatnya berjualan dekat dengan kantor pemerintahan.

Kasto selesai berjualan sekitar pukul 17.00 WIB atau sampai dagangannya habis.

Kasto menuturkan dalam waktu normal ia bisa mendapatkan omzet Rp 500.000 hingga Rp 600.000 perharinya.

"Kalau sekarang pandemi ya turun 50 persen, sehari dapatnya Rp 300.000, itu masih dikurangi modal besoknya, yang saat ini, harga sembako naik semua," terangnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved