Ingat Kampung Miliader Tuban? Dulu Viral Beli Mobil, Kini Jual Sapi untuk Makan karena Tak Ada Panen
Usai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, TUBAN -- Ingat kisah viral warga kampung miliarder di Kecamatan Jenu, Tuban?
Beberapa bulan lalu kampung ini sempat jadi perbincangan hangat.
Pasalnya, warganya beramai-ramai membeli mobil mewah karena mendapat uang kompensasi lahan dari Pertamina.
Namun, rupanya kini muncul polemik baru.
Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.
Baca juga: Tak Hanya di Tuban,Ternyata Warga Klaten Kena Tol Solo-Jogja Borong Mobil, Harga Minimal Rp 300 Juta
Baca juga: Ingat Kisah Viral Nama Anak Terpanjang di Tuban? Sudah Dapat Akta, Inilah Nama Baru Sang Anak
Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022).
Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.
Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.
Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.
"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela-sela aksi demo.
Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.

Usai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.
Jika biasanya bisa mendapat Rp 40 juta saat panen, sekarang sudah tak lagi mendapat hasil tersebut.
"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Kini tak lagi memiliki penghasilan, setelah menjual lahan," ungkapnya.