Berita Solo Terbaru
Islamic Center Solo Tak Jadi Dibangun di Lahan 3,9 Hektare, Pindah ke Kompleks Solo Technopark
Pembangunan Islamic Center Kota Solo tak jadi dilakukan di lahan seluas 3,9 hektare di dekat Universitas Sebelas Maret (UNS).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Gibran mengaku belum mendapatkan permintaan khusus dari Jokowi terkait masjid tersebut.
"Tanya pak Jokowi, di sini Solo hanya mengeksekusi," akunya.
Rencananya oleh Jokowi
Sebelumnya, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Mustain Ahmad yang sebelumnya Kepala Kaemenag Solo itu mengatakan, sejumlah persiapan tengah dirampungkan.
Pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) di lahan seluas kurang lebih 2,8 hektare itu menjadi satu diantaranya yang dipersiapkan.
"Kami terus melakukan persiapan-persiapan. Pengurusan IMB dan sebagainya direncanakan selesai bulan Oktober atau November," kata Mustain kepada TribunSolo.com, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Tak Hanya Beri Nama Jalan Jokowi, Uni Emirat Arab Juga Bangun Masjid di Solo, Kini IMB Tengah Proses
Baca juga: Indonesia Bakal Dapat Kiriman 10 Juta Vaksin Covid-19 Tahun Ini Dari Perusahaan Uni Emirat Arab
"Diharapkan tidak sampai akhir tahun," tambahnya.
Mustain menuturkan waktu mulai pembangunan masjid masih menunggu keputusan pemerintah pusat dan UEA, termasuk soal groundbreaking.
"Kami masih menunggu jadwal Presiden kapan akan dilakukan ground breaking," tuturnya.
Soal luasan masjid, Mustain belum menerima keputusan resmi akan hal tersebut.
"Ukuran yang disepakati belum tahu. Karena keputusan ada di pemerintah pusat dan Uni Emirat Arab," tandasnya.
Masjid tersebut digadang-gadang mirip dengan Masjid Grand Mosque, Abu Dhabi.
Untuk lokasi pembangunannya, masjid itu akan dibangun di atas lahan bekas Depo Pertamina, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Pengukuran arah kiblat sudah dilakukan, Kamis (9/7/2020) lalu dengan dihadiri perwakilan Dubes Indonesia untuk UEA dan Kementerian Agama (Kemenag).
Mirip Grand Mosque Abu Dhabi
Masjid dan Islamic Center hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Sheik Mohammed bin Zayed Nahyan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memasuki tahap pengukuran kiblat.
Adapun pengukuran kiblat dilakukan di bekas Depo Pertamina, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo dengan luasan 3 hektar, Kamis (9/7/2020).
Perwakilan Dubes Indonesia untuk UEA, Setyo Wisnu Broto menyampaikan proses ground breaking atau peletakan batu pertama diperkirakan dilakukan Desember 2020.
Sementara itu, kontraktor yang akan bertanggung jawab membangun sampai saat ini masih dalam tahap lelang.
• Sebelum Pergi ke Klaten, Baim Wong dan Krunya Jalani Rapid Test
• Jusuf Kalla Meminta Pihak Masjid Membakar Tabloid Indonesia Barokah: Jangan Masjid Jadi Tempat Hoax
"Lahan ini dulu milik Pertamina yang sudah diserahkan ke negara lalu diserahkan ke Kementerian Agama, statusnya tanah wakaf," kata Wisnu.
Desain masjid yang akan dibangun, lanjut Wisnu, hampir mirip dengan Grand Mosque Abu Dhabi.
"Hampir mirip Grand Mosque, masjid terindah di dunia kalau ingin melihat sangat luar biasa desainnya," tutur dia.
"Sebenarnya, itu punya hak intelektual, namun pangeran telah memberikannya kepada Indonesia, ini penghargaan luar biasa," tambahnya.
Wisnu enggan menyebut terperinci nilai hak intelektual desain Grand Mosque yang akan diadaptasi ke masjid itu.
"Nilai hak intelektualnya secara detail saya tidak berani ngomong," ujarnya.
Pengukuran kiblat masjid hadiah Sheik Mohammed bin Zayed Nahyan melibatkan Tim Falakiyah Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia dan Urais Kemenag Surakarta.
Pengukuran juga disaksikan perwakilan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kalau sudah dibangun dan salah kan susah, harus membongkar ulang," kata Wisnu.
Sementara itu, Kepala Kemenang Solo, Musta'in Ahmad memperkerikan sertifikat tanah kelar pertangahan Juli 2020.
Kemenang telah berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) berkaitan hal itu.
"Tidak sampai akhir bulan selesai, harapannya dengan berdirinya masjid ini bisa menjadi hadiah untuk umat islam," tandasnya. (*)