Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Cerita Sedih Pria Berkelakuan 'Feminin' Jadi Korban Bully saat Sekolah hingga Dianggap Orang Munafik

Curhat pilu seorang pria jadi korban bully saat sekolah selama bertahun-tahun, penyebabnya karena bersikap lembut.

Penulis: Tribun Network | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TikTok
Pria asal Malaysia yang dibully di sekolah karena berkarakter lemah lembut. 

TRIBUNSOLO.COM - Curhatan seorang pria menjadi korban bully teman sekolahnya jadi sorotan.

Bagaimana tidak, ia dibully sejak SD sampai SMA.

Penyebabnya, karena pria bernama Fariz Azlin berhati lemah lembut.

Parahnya, Fariz juga dikucilkan sedemikian rupa sehingga ia harus sendirian saat berada di tahun terakhir sekolahnya.

Kini Fariz sudah berusia 21 tahun dan menceritakan pengalaman menyakitkannya.

Baca juga: Viral Seorang Ibu Teriak Histeris Disebut Karena Hakim Hilangkan Barang Bukti, Begini Kata PN Jaksel

Baca juga: Viral Pesta Pernikahan Berubah Kacau, Mertua Minta Tambah Mahar, Pengantin Pria Pilih Mundur

"Sejak kecil saya memiliki sisi feminim,.

Saya memiliki karakter yang lembut.

Sejak sekolah saya diejek.

Saat itu, saya dibesarkan di Kelantan.

Kasus bullying semakin parah setelah saya pindah ke Pesantren (SBP) di Kuala Lumpur ketika tingkat empat.

Ini adalah sekolah khusus untuk siswa laki-laki.

Selama ini saya punya banyak teman perempuan, jadi saya harus keluar dari zona nyaman selama di sekolah baru.

Ditambah saya mulai tinggal di asrama.

Awalnya baik-baik saja, tetapi akhirnya mereka mulai menggertak saya secara mental.

Ketika saya di kelas lima, sampai tidak ada yang mau berteman dengan saya," papar pria asal Malaysia sepeti dikutip dari mStar via Tribunstyle, Selasa (1/2/2022).

Ia mengaku kala itu sangat sedih, terlebih Fariz saat itu fokus menghadapi ujian.

Apa saja yang dilakukan Fariz menjadi bahan bagi pem-bully untuk melakukan tindakan barbar terhadap dirinya.

Fariz mengatakan, bagaimanapun, ia bertahan sampai akhir dan puas dengan pencapaiannya meskipun hanya mencapai 5A dalam ujian.

"Saya dibully, dicaci maki, dipandang rendah.

Sampai saya mengaji di surau saya dianggap munafik.

Sampai-sampai saya merasa tidak bisa fokus belajar.

Saat itu, kakak saya membawa saya untuk konseling dengan sebuah LSM.

Ada beberapa guru di dekat saya untuk membantu saya.

Tapi tidak setiap kali mereka bersama saya.

Ada banyak kasus bullying selama di asrama.

Ada suatu waktu, selama pertemuan sekolah, tidak ada satu siswa pun yang ingin berbaris di belakangku.

Penyebabnya adalah jijik karena saya lembut.

Saya tidak melakukan kesalahan.

Saya dilahirkan seperti ini.

Itu membuat saya bertanya-tanya.

Saya bersyukur tidak diintimidasi secara fisik, tapi bullying verbal juga berdampak pada mental," papar Fariz Azlin.

Kini hidupnya mulai berubah setelah ia melanjutkan studinya di bangku kuliah.

Rupanya ia berkuliah Universitas Manajemen dan Sains (MSU) Shah Alam, Selangor pada tahun 2019.

Lebih lanjut, Fariz merasa lebih tenang dari gangguan masa lalu.

"Di universitas, banyak orang yang menerima.

Saya lebih nyaman belajar, ada banyak semangat positif di sini.

Baru saja menyelesaikan semester lima dan setiap semester saya mendapatkan keputusan dekan.

Saya pikir mungkin dulu fokusnya terganggu karena orang-orang tidak berhenti membicarakan saya.

Sekarang masih ada beberapa, tapi saya tidak ingin fokus pada hal sepele itu.

Pengalaman masa lalu telah membuat saya dewasa.

Dulu saya remaja yang beranjak dewasa, saya merasa tidak berdaya.

Sekarang jika ada yang mencoba mengutuk, saya mengambil pendekatan tanpa basa-basi.

Orang lembut belum tentu berakhir di lorong gelap, banyak yang sukses," ungkapnya.

Kisah Fariz pun menarik perhatian warganet di TikTok.

Alasannya membagikan kisahnya agar masyarakat tidak memandang rendah pria-pria lembut seperti dirinya.

Baca juga: Ingat Siswa Viral Nikahi Gurunya Lebih Tua 25 Tahun? Perlakuannya Kini Bikin Sang Istri Bahagia

"Melalui video ini, saya juga ingin memberitahu mereka yang seberuntung saya bahwa mereka tidak sendiri.

Tentu saja ada yang lebih parah di-bully dariku.

Setiap orang punya perjalanannya masing-masing.

Dunia sudah memasuki tahun 2022, jadi mengapa masih ada pemikiran kuno.

Belum tentu lunak tidak ada masa depan.

Hentikan bullying," tandasnya.

(*)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved