Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Viral Bambang Soesatyo Jual Video Kecelakaan dengan Sean Gelael di OpenSea, Harganya Fantastis

Transaksi jual-beli pasar Non-Fungible Token (NFT) kini tengah digandrungi di Indonesia.

Istimewa
Bamsoet dan Sean Gelael di Reli Meikarta menggunakan Citroen C3 R5. 

Selain itu, ia ingin mendorong generasi muda untuk turut aktif memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang menunjang sektor ekonomi digital.

Bamsoet optimis dengan tingkat kreativitas yang tinggi, generasi muda pasti bisa menghasilkan sebuah karya hebat yang bisa dijual melalui NFT.

Terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi tersebut, target pasar yang bisa didapat tidak hanya dari dalam negeri saja.

"Melainkan bisa diakses oleh berbagai orang dari seluruh penjuru negara dunia," pungkas Bamsoet.

Mengapa harga NFT bisa tinggi?

Mengapa harga NFT bisa tinggi, dan faktor-faktor apa yang membuatnya menjadi mahal? Dikutip KompasTekno dari Alan Turing Institute, Selasa (18/1/2022), alasan paling mendasar adalah karena tidak ada penguasaan dan dominasi dalam skema perdagangan NFT.

Dengan kata lain, tidak ada aktor dominan yang bisa mengendalikan harga di NFT. Peneliti di Alan Turing Institute menyebut bahwa terdapat heterogenitas yang sangat luar biasa besar dalam perdagangan NFT.

Banyak karya seni digital NFT yang tersedia tapi tidak ada yang menguasai penentuan nilai atau harganya.

Nilai atau harga dari NFT sepenuhnya dibuat antara penjual dan pembeli bukan ditentukan pihak ketiga, seperti pada perdagangan konvesional yang membutuhkan campur tangan pemerintah atau perusahaan besar.

Skema perdagangan barang seperti ini mungkin mirip seperti skema perdagangan karya seni. Nilai satu lukisan dihasilkan dari hubungan yang kompleks antara penjual dan pembeli.

Selera dan tren yang menjadi dasar untuk menentukan harga bersifat dinamis dan tidak pasti. Seleran dan tren bisa ditafsirkan berulang-ulang oleh penjual dan pembeli, sebagaimana dikutip KompasTekno dari jurnal “The art machine: dynamics of a value generating mechanism for contemporary art”.

Demikian juga temuan dari Alan Turing Institute, yang pada dasarnya harga dari NFT bisa dinamis dan melambung karena semua orang bisa menentukkan harga dari NFT-nya, dan semua orang bebas mengajukan penawaran untuk membeli NFT itu.

Baca juga: Viral Ridwan Kamil Jual Lukisan Karyanya di NFT, Siapa Sangka Karyanya Laku dengan Harga Fantastis

3 faktor

Meski dinamis, Alan Turing Institute menemukan tiga faktor terbesar yang memengaruhi penjual atau pembeli dalam menafsirkan harga di NFT, antara lain faktor visual, harga jual NFT sebelumnya, serta hubungan antara penjual dan pembeli.

Dalam menemukan faktor itu, para peneliti telah mempelajari data dari 4,7 juta NFT yang telah diperdagangkan oleh lebih dari 500.000 pembeli dan penjual.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved