Berita Solo Terbaru
Teguh Prakosa Blak-blakan Jika Vaksinasi Booster di Solo Masih Terbatas : Rebutan Sama Daerah Lain
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, Pemkot Solo masih memprioritaskan vaksinasi booster untuk kategori lansia dan pelayanan publik.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Vaksin booster di Kota Solo kali ini masih terbatas, sehingga warga luar belum bisa ikut program di dalamnya.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, Pemkot Solo masih memprioritaskan vaksinasi booster untuk kategori lansia dan pelayanan publik.
"Kita belum menyentuh masyarakat umum yang usia 15-50, setelah itu (lansia dan pelayanan publik) baru masyarakat umum," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (14/2/2022).
Teguh mengatakan, hal tersebut karena vaksin yang digunakan untuk vaksin booster masih cukup langka, sehingga satgas masih memprioritaskan pada kategori-kategori tertentu.
"Karena barangnya terbatas, sama daerah lain saja tarik-tarik terus," ujarnya.
"Jika sama kayak Sinovac kemarin sampa membludak gitu gak masalah," tambahnya.
Ada lima jenis vaksin yang akan digunakan sebagai vaksinasi booster ini, yakni Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.
Daftar ke Puskesmas
Vaksinasi booster Covid-19 di Kota Solo akan dilaksanakan di 39 fasilitas pelayanan kesehatan.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti vaksin ketiga itu, harus mengikuti prosedur yang ada.
Bagiamana caranya?
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Siti Wahyuningsih mengatakan e-tiket yang diterima masyarakat melalui aplikasi PeduliLindungi tidak menjamin akan mendapatkan vaksin booster.
"Harus daftar dulu lewat kelurahan atau puskesmas, nantinya masyarakat datang sesuai panggilan," ucap Siti kepada TribunSolo.com, Selasa (25/1/2022).
Di mana vaksinasi booster Covid-19 di Kota Solo akan dilaksanakan di 39 fasilitas pelayanan kesehatan.
Siti mengatakan pihaknya masih fokus dalam vaksinasi Covid-19 untuk anak sekolah beberapa hari.
Dia menuturkan setelah vaksinasi anak sekolah sudah selesai, pihaknya akan memfokuskan vaksin booster.
"Jadi kita mengundang masyarakat vaksin melalui kader di kelurahan atau puskesmas, namun jangan minta hari itu," ucap Siti.
Baca juga: Nasib Peternak di Boyolali : Dulu Harga Telur Rp 36 Ribu, Kini Tombok karena Hanya Rp 18 Ribu Per Kg
Baca juga: Kronologi Telaga Rindu Resto Lalung Ambruk Disapu Angin, Pengunjung Selamat, 2 Mobil & 6 Motor Rusak
"Setelah itu, kami undang ke puskesmas terdekat, jika tidak datang, kita jadwal ulangkan, dan kalau tidak datang lahi, kita berikan ke yang lain," ungkapnya.
Dapat Vaksin Pinjaman
Saling pinjam vaksin untuk Pemerintah Kota/Kabupaten di wilayah Jawa Tengah (Jateng) ternyata sudah biasa dilakukan.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Seperti diketahui, Kota Solo sendiri mendapat pinjaman sebanyak 2000 dosis untuk vaksin booster.
Baca juga: Jadwal Vaksin Booster Boyolali: Klinik Pratama Bhayangkara Sediakan 500 Dosis Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Vaksin Booster di Boyolali Belum Dilaksanakan, Dinkes: Tunggu Juknis hingga Tak Ada Stok Vaksin
"Iya (dapat bantuan 2000 dosis), baru kita request-kan ke Pemerintah Pusat. Komplainnya kita karena suplainya sedikit," ujar Gibran, Senin (17/1/2022).
"Pokoknya kita cepat, barangnya (vaksin) habis kita pinjem. Iya, kalau barangnya ada kita lanjut terus," Lanjutnya.
Gibran menjelaskan, saling pinjam vaksin di wilayah Jawa Tengah, sudah lama berlangsung.
"Sudah biasa, dari instruksi Pak Gubernur, vaksin yang akan expired diharuskan untuk dipinjamkan," kata Gibran.
"Setiap rapat koordinasi Gubernur, ada list daerah kota-kota yang lambat vaksinasinya, ada kota-kota yang vaksin mau expired, jadi harus dipinjamkan kata Pak Gubernur," ujarnya.
Baca juga: Pengguna Jasa Joki Vaksin Mulai Diperiksa, Terungkap Alasan Bayar Joki untuk Menolak Divaksin
Meski demikian, Gibran mengatakan kondisi saling pinjam akan menjadi hal lumrah dan akan dilakukan secara bergantian.
"Jadi kalau kita kelebihan kita kasih balik. Kan beberapa kota ada yang mau expired , daripada expired mending kita ambil," jelas Gibran.
Sedangkan untuk kesediaan tenaga kesehatan (nakes) untuk penyuntikan vaksinasi booster mengalami kelangkaan.
"Bisa kita kondisikan, tenang saja, karena Nakes masih fokus vaksinasi anak 6-12 tahun," katanya. (*)