Travelling Solo
Mitos Pantangan di Gunung Kemukus : Berani Bawa Pulang Ranting Pohon dari Makam, Bakal Kena Musibah
Ada pantangan untuk membawa pulang ranting kayu dari pohon yang ada di kawasan makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Gunung Kemukus menjadi harapan baru Sragen untuk bangkit menjadi daerah wisata.
Baca juga: Viral Tiket Masuk Ngepruk Jadi Biang Kerok, Kini Jumlah Wisatawan di Gunung Kemukus Sragen Merosot
Setelah direvitalisasi, Gunung Kemukus jadi primadona baru wisatawan.
Wisata yang beralamat di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen tersebut terkenal dengan wisata religinya.
Nah, ada satu mitos yang diyakini masyarakat sekitar di kawasan ini.
Yakni, pantangan untuk membawa pulang ranting kayu dari pohon yang ada di kawasan makam Pangeran Samudro, seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit yang menyebarkan agama Islam di Gunung Kemukus.
Makam Pangeran Samudro ini terletak di atas bukit Gunung Kemukus.
Saat berziarah ke kawasan makam, akan disambut dengan suasana tenang dan sejuk.
Area makam memang dipenuhi pohon-pohon berukuran besar yang rimbun.
Pohon-pohon tersebut diyakini berusia ratusan tahun.
Konon, pohon-pohon yang ada di area Makam Pangeran Samudro merupakan tumbuhan langka.
Pengelola Objek Wisata Gunung Kemukus, Marcellus Suparno mengatakan, warga percaya pohon-pohon mulai ada sejak zaman kerajaan kuno.
Folklore atau cerita yang ada turun temurun, pohon itu tumbuh setelah momen ghaib yang dialami oleh Dewi Ontrowulan, ibu tiri dari Pangeran Samudro.
Konon, saat bersedih karena kematian Pangeran Samudro, jepit rambut bentuk bunga Dewi Ontrowulan jatuh ke tanah, kemudian berubah menjadi pohon.
"Ceritanya Dewi Ontrowulan datang kesini setelah meninggalnya Pangeran Samudro, dengan memanjatkan doa, agar ia bisa bertemu dengan Pangeran Samudro meski sudah berbeda dunia," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (16/2/2022).
Setelah berdoa, Dewi Ontrowulan akhirnya bisa berkomunikasi dengan Pangeran Samudro, namun tidak dapat berkumpul karena Dewi Ontrowulan masih memiliki jasmani.
Dalam percakapan tersebut, Pangeran Samudro meminta kepada ibu angkatnya itu untuk bersuci di belik atau sendang yang ada dibawah bukit.
Hal itu dilakukan, agar kekuatan Dewi Ontrowulan bisa kembali pulih, sehingga mereka dapat berkumpul.
"Dewi Ontrowulan menuruti perkataan Pangeran Samudro, lalu turun ke bawah bukit," jelasnya.
"Saat hendak turun itu, Dewi Ontrowulan mengibaskan rambutnya, yang akhirnya membuat sesupe atau riasan rambut berupa bunga jatuh ke tanah, dengan ajaibnya kemudian tumbuh menjadi pohon-pohon tersebut," terangnya.
Setelah itu, Dewi Ontrowulan bersuci dengan mandi di sendang, yang kini dikenal dengan sendang Ontrowulan.
Saat masih dibawah bukit, Dewi Ontrowulan melihat kemukus atau asap mengepul yang berasal dari atas bukit, yang akhirnya itu menjadi cikal bakal penamaan Gunung Kemukus.
Setelah kekuatannya pulih, kemudian Dewi Ontrowulan kembali naik ke atas, yang tak lama ia juga meninggal dunia, dan dimakamkan di lokasi yang sama.
Pohon-pohon tersebut kemudian diberi nama yang unik-unik seperti Nogosari, Kebo Kera, Adem Ati, Rantai Guling, Akar Gelung dan lain-lain.
Diperkirakan jumlah pohon keramat disekitar Makam Pangeran Samudro berjumlah puluhan.
Pantangan
Nah, oleh warga sekitar, pohon-pohon yang ada disekitar Gunung Kemukus memang dikeramatkan dan tidak boleh ditebang.
Banyak kejadian aneh, apabila mengusik keberadaan pohon-pohon tersebut.
"Kemarin waktu pembangunan, alat berat atau bego tidak sengaja menyenggol pohon akar gulung, kemudian langsung mati atau rusak," aku Marcellus.
Cerita lain datang dari Warini, yang merupakan warga asli Gunung Kemukus.
Ia menceritakan pernah ada peziarah dari Tegal, yang kemudian membawa pulang ranting pohon yang jatuh ke tanah.
"Tahunnya saya lupa, kemudian lewat mimpi, orang tersebut diminta untuk mengembalikan ranting yang dibawanya," kata Warini.
Namun, orang tersebut tidak mengindahkan perintah tersebut, yang akhirnya ia terkena musibah.
"Karena tak percaya, tak lama orang tersebut meninggal dunia," singkatnya.
"Seharusnya memang kayu-kayu dari atas tidak boleh dibawa keluar dari Gunung Kemukus," ucapnya.
Ia dan warga sekitar sudah memahami, jika pohon-pohon yang ada di area makam adalah pohon yang dikeramatkan. (*)