Berita Solo Terbaru
Sebelum Bhre Cakrahutomo, Ternyata Mangkunegaran Pernah Memiliki Raja Muda, Ini sosoknya
Mangkunegaran segera memiliki raja muda yakni Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mangkunegaran segera memiliki raja muda yakni Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Bhre adalah sosok muda bakal memimpin Mangkunegaran.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com dari berbagai sumber, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo adalah putra bungsu hasil pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Dia lahir pada tanggal 29 Maret 1997 atau 24 tahun silam.
Baca juga: Pemerhati Sejarah Solo Sebut Penetapan Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X Sudah Sesuai Aturan
Baca juga: Sempat Ada Polemik, Ini Pandangan Pengamat Soal GPH Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X
Penetapan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai Raja dianggap sesuai paugeran (aturan).
Pemerhati sejarah kota solo KMRT L Nuky Mahendranaya Nagoro alias Kanjeng Nuky mengatakan, penetapan Gusti Bhre sebagai Pengageng Pura Mangkunegaran X yang berdasar putra laki-laki dari permaisuri itu sah.
"Penetapan pemimpin Mangkunegara yang baru saja terjadi itu, saya kira sudah dibicarakan melalui mekanisme dewan adat keluarga atau kelembagaan yang ada pada Mangkunegaran sendiri," kata Nuky, kepada TribunSolo.com, Selasa (1/3/2022).
Nuky mengatakan, penetapan penerus sebuah keraton atau kadipaten seperti Mangkunegaran dan Pakualaman tetap memakai paugeran atau adat kebiasaan yang berlaku pada masing-masing keraton atau praja kadipaten itu sendiri.
Baca juga: Isi Pembicaraan Jokowi & Gibran saat Bertemu di Solo, Soroti Pembangunan Proyek IKM Gilingan-Gatsu
Dia menjelaskan regenerasi pemimpin Mangkunegaran memang berbeda dengan Keraton Surakarta maupun Kasultanan Yogyakarta.
Kemudian ia menjelaskan, di dalam mangkunegaran bisa saja penggantinya tidak langsung dari anak langsung.
Sosok muda yang memimpin Mangkunegaran juga pernah ada sebelumnya, saat itu pemberian tahta Raja Mangkunegara dari Raden Mas Said, Mangkunegara I ke cucunya bernama BRM Sulama pada tahun 1796. Saat itu usianya 26 tahun.
"Pada saat pergantian Mangkunegaran I Ke Mangkunegaran II, penetapan berdasarkan dari cucu laki-laki dari putri tertua Mangkunagoro I," kata Nuky.
Kemudian, ia mengatakan akan muncul ketidakpuasan dari keputusan tersebut.
Dia meminta kepada pihak-pihak lain untuk legowo dan menerima keputusan tersebut.
"Semoga semua bisa menerima pilihan alam dan pepestining zaman dan kita mendoakan semoga semua yang menjadi pilihan ini bisa mengayomi seluruh keluarga besar Mangkunegaran dan kebudayaan Jawa itu sendiri," pungkasnya. (*)