Rusia Dijatuhi Sanksi Bertubi-tubi, Vladimir Putin Tak Gentar: Negara Barat yang Bakal Rugi
Vladimir Putin menyebut negara-negara Barat yang bakal rugi karena berani memberi sanksi Rusia.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM -- Presiden Rusia Vladimir Putin tetap bersikap tenang meskipun negaranya bertubi-tubi dijatuhi sanksi.
Meski demikian, Vladimir Putin mengancam Barat atas keputusan mereka memberikan sanksi ke negaranya.
Vladimir Putin menyebut negara-negara Barat yang bakal rugi karena berani memberi sanksi Rusia.
Hal itu disampaikan Vladimir Putin saat melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Rusia di Moskow, Kamis (10/3/2022).
Dalam pertemuan tersebut. Putin menegaskan tak ada alternatif atas operasi militer khusus yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Kandasnya Pernikahan Vladimir Putin & Lyudmila Shkrebneva Diungkit, Eks Istri Ngaku Jarang Disentuh
Baca juga: Ada Mural Menarik di Solo: Gambar Vladimir Putin hingga Jokowi, Apa Artinya?
Ia juga mengungkapkan, Rusia bukan negara yang bisa berkompromi terkait kedaulatannya, hanya untuk semacam keuntungan ekonomi jangka pendek.
“Bagaimana pun juga sanksi ini akan diberikan. Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan, tetapi di masa lalu kita bisa melewatinya dan kini kita juga bisa melakukannya,” tutur Putin dikutip dari Al-Jazeera.
Pada akhirnya, ini semua mengarah pada peningkatan kemandirian dan kedaulatan kita,” katanya.
Komentarnya tersebut untuk menggambarkan sanksi Barat sebagai tindakan yang merugikan diri mereka sendiri.
Selain itu, ia meyakini Rusia dapat menahan apa yang disebut Moskow, sebagai perang ekonomi antara Barat melawan bank, bisnis dan oligarki bisnisnya.
Putin mengatakan Moskow, produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa, akan terus memenuhi kewajiban kontraktualnya, meski telah dikecam dengan sanksi komprehensif.
Salah satunya, termasuk larangan pembelian minyaknya oleh Amerika Serikat (AS).
“Mereka mengumumkan bahwa mereka akan menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika,” tuturnya, dilansir dari Kompas.tv.
“Harga di sana akan tinggi, inflasi sangat tinggi, telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Mereka mencoba menyalahkan hasil kesalahan mereka sendiri pada kami. Kami sama sekali tak ada hubungannya dengan itu,” ujarnya.
Pemerintahan Rusia sendiri sebelumnya telah bereaksi dengan sanksi yang diberikan negara Barat dan sekutunya.
Mereka memutuskan melarang ekspor barang-barang telekomunikasi, medis, otomotif, pertanian, kelistrikan, teknologi dan kehutanan ke sejumlah negara barat pemberi sanksi, hingga akhir 2022.
Diperkirakan ada 200 barang yang masuk ke dalam barang yang dilarang ekspor, termasuk gerbong kereta api, kontainer, turbin dan barang lainnya. (*)