Kuliner Solo
Cabuk Wijen Khas Wonogiri, Kuliner Legendaris yang Wajib Dinikmati: Warnanya Hitam Pekat
Nikmatnya Cabuk Wijen, kuliner khas Wonogiri yang memiliki warna hitam. Rasanya dijamin bikin ketagihan.
Penulis: Reza Dwi Wijayanti | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Jika Kota Solo terkenal dengan selat dan sate buntel, Kabupaten Wonogiri juga punya kuliner yang tak kalah enak.
Seperti diketahui, Wonogiri merupakan daerah yang terletak di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah ini terkenal panas dan kering.
Karena suhu di daerah tersebut cukup panas membuatnya hanya bisa ditumbuhi beberapa tanaman kuat seperti wijen, singkong, dan lainnya.
Hasil dari tanaman tersebut juga mempengaruhi kuliner khasnya.
Baca juga: Gudeg Koyor Mercon Sumringah, Rekomendasi Kuliner Pedas di Solo, Cocok untuk Menu Makan Siang Ini
Salah satu kuliner dari tanaman tersebut adalah Cabuk Wijen.
Dari namanya pasti Anda sudah tahu jika makanan tersebut terbuat dari wijen.
Uniknya, cambuk wijen khas Wonogiri memiliki warna hitam.
Bagi beberapa orang pasti akan merasa heran dengan tampilan makanan tersebut.
Namun, jika sudah mencobanya pasti akan ketagihan.
Kepada Tribunsolo.com, salah satu pengrajin Cabuk Wijen Hitam, Samin membagikan cara membuat kuliner khas Wonogiri itu.
Warga Dusun Pengkol RT 2 RW 1, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan/kabupaten Wonogiri ini menyebut cabuk terbuat dari wijen yang dihaluskan.
Setelah halus, wijen kemudian dikukus.
Selanjutnya di-press untuk dipisahkan dari minyaknya.
"Untuk mendapatkan warna hitam, biji wijen tersebut kemudian diberi pewarna yang berasal dari arang batang padi," terangnya pada Tribunsolo.com.
Soal warna hitam, Samin mengaku jika pewarna alami yang digunakan aman untuk dikonsumsi.
Lebih lanjut, Samin mengatakan jika usaha cabuk wijen yang digelutinya adalah bisnis keluarga yang diwariskan secara turun-temurun.
Meski begitu, resep dan cita rasa selama puluhan tahun masih dipertahankan.
Sehingga tak heran jika para pelanggan tetap setia.
"Ini sudah generasi keempat yang menekuni bisnis ini," ucap Samin.
Bisa diartikan jika bisnis ini sudah dijalankan sejak nenek buyut Samin.
Dalam sehari Samin bisa menjual 25-30 kilogram cabuk wijen.
Baca juga: Menikmati Kuliner Wonogiri: Mie Ayam Instan Wonogiren, Rasa Tak Kalah Enak & Cocok Jadi Buah Tangan
Soal cita rasa, cabuk wijen khas Wonogiri tak perlu diragukan lagi.
Bahkan, banyak para pelanggan yang datang dari luar kota demi bisa membeli cabuk hitam.
Namun, cabuk hitam di Samin tidak bisa langsung dikonsumsi.
Perlu dimasak dahulu sebelum dikonsumsi.
Biasanya cambuk wijen diolah seperti pepes, namun ukurannya lebih kecil.
Untuk menghasilkan rasa yang enak, cambuk wijen dicampur dengan bumbu-bumbu lalu dibungkus daun pisang.
Selanjutnya dikukus dan dibakar.
(*)