Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Longsor di Jalur SSB Boyolali Usai Hujan, Lalu Lintas Sempat Macet, Beruntung Tak Ada Korban Jiwa

Jalur Solo-Selo-Borobudur atau dikenal SSB di lereng Gunung Merbabu longsor, Rabu (23/3/2022)

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Petugas membersihkan longsoran yang terjadi di Jalur Solo-Selo-Borobudur atau dikenal SSB di lereng Gunung Merbabu, Rabu (23/3/2022) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Jalur Solo-Selo-Borobudur atau dikenal SSB di lereng Gunung Merbabu longsor, Rabu (23/3/2022)

Tepatnya menutupi sebagian jalan raya di kawasan Irung Petruk Dukuh Kadipiro, Desa Genting, Kecamatan Cepogo.

Danramil Cepogo Kapten Inf. Sri Suraya mengatakan tanah longsor ini terjadi usai hujan deras selama setengah jam.

Tebing selebar kurang lebih 20 meter dengan ketinggian 8 meter itu kemudian longsor dan hampir menutup jalur SSB ini.

"Beruntung tak ada korban jiwa, karena saat longsor sepi," kata dia kepada TribunSolo.com.

"Kemudian kami bersama polsek, kecamatan dan masyarakat sekitar melakukan menyingkirkan tanah yang longsor supaya jalur bisa dilewati," jelasnya.

Tak butuh waktu lama untuk melakukan evakuasi jalan ini dari material longsoran.

"Alhamdulillah saat ini dua jalur bisa dilalui kendaraan," jelasnya.

Baca juga: Siasat Emak-emak di Sragen Harga Telur Naik : Belilah Telur Retak, Harga Sama, Dapat Lebih Banyak

Baca juga: Penampakan Longsor di Kismantoro, Akibatnya Arus Lalu Lintas Penghubung Wonogiri-Pacitan Putus

Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan menambahkan tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Masyarakat sekitar yang langsung tanggap dengan kejadian ini, menjadikan proses evakuasi juga berjalan cepat.

"Tidak ada pengendara yang sampai terpeleset juga," jelasnya.

Kapolsek menyebut jika setiap musim hujan, di wilayah Cepogo ini kerap terjadi bencana tanah longsor.

Kontur tanah yang terjal dan kondisi tanah yang gembur menjadikan tanah dengan mudah mengalami longsor.

Untuk itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang memiliki lahan dengan kemiringan terjal dapat menanaminya dengan tanaman keras.

"Kemudian bagi pengendara, jika hujan deras melanda sebaiknya berhenti dulu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Longsor di Jalur Wonogiri-Pacitan

Akses arus lalu lintas penghubung Kabupaten Wonogiri dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur via jalur alternatif putus.

Hal ini terjadi karena tertimbun material longsor yang cukup parah sehingga menutupi jalan tepatnya di Dusun Setren RT 03 RW 08, Desa Lemahbang.

Akibatnya, sebagian besar jalan itu tertutup sehingga hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua untuk sementara waktu.

Kades Lemahbang, Sugito Najib, mengatakan longsor itu terjadi pada Jumat (18/3/2022) lalu sekitar pukul 22.00 WIB. Tebing yang berada di dekat jalan longsor akibat diguyur hujan lebat. 

"Untuk saat ini, baru bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki saja," kata dia, kepada TribunSolo.com (21/3/2022). 

Menurut Kades, jalan di desanya yang tertimbun material longsor itu menghubungkan dengan Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan. 

Dia menuturkan, warga sudah berupaya untuk melakukan upaya evakuasi material longsoran secara manual, namun tak mampu karena cukup banyak dan terdapat batu berukuran besar.

Baca juga: Nasib Lansia Usia 76 Tahun di Sidoharjo Sragen, Terpaksa Menggeser Rumah karena Tanah Longsor

"Warga sudah kerja bakti, itu kan material longsoran batunya besar-besar dan juga ada tanah," terang Kades. 

Pihaknya kemudian melaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU). 

Akhirnya, excavator akan dikerahkan ke lokasi longsoran untuk membersihkan material longsor sehingga jalan tersebut bisa kembali digunakan kendaraan roda empat. 

"Masih bisa cari jalan lain. Lewat jalan yang ada di sebelah barat. Jalur provinsi yang menghubungkan desa-desa," jelas dia. 

Kendati demikian, kendaraan roda empat yang datang dari Desa Lemahbang harus memutar cukup jauh mencapai hampir 15 kilometer.

Baca juga: Longsor di Cepogo Boyolali : Tebing Setinggi 10 Meter Ambrol, Jalan Antar Desa Terputus

Camat Kismantoro, Andika Krisnayana, juga mengamini bahwa warga sudah berupaya melakukan kerja bakti untuk membersihkan material longsoran sehingga bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua. 

Menurut Andika, membersihkan seluruh material longsoran memerlukan waktu yang cukup lama. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. 

"Sudah kita koordinasikan dengan pihak terkait untuk mendatangkan alat berat," kata dia.(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved