Berita Karanganyar Terbaru
Warga Desa Wisata di Bugisan Prambanan Kembangkan Batik Ecoprint, Buat Suvenir Wisatawan
Sejumlah warga di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, dilatih untuk membuat batik ecoprint.
Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sejumlah warga di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, dilatih untuk membuat batik ecoprint.
Dalam pelatihan tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat khususnya Desa Bugisan sebagai Desa Wisata, Minggu (27/3/2022).
Kegiatan tersebut, sebagai upaya memanfaatkan limbah tanaman yang ada di pekarangan rumah, agar tetap dapat diolah sehingga memiliki nilai ekonomis.
Baca juga: Temui KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo, Gibran Pakai Kemeja Batik Buatan GPH Paundra Berlogo P
Baca juga: Misteri Huruf P pada Batik Hijau Tua yang Dipakai Gibran Rakabuming Raka, Ternyata Ini Maknanya
"Hari ini kita melakukan workshop ecoprint, dalam kegiatan ini kita mengolah aneka limbah daun dan bunga," papar Erna Kuswandari (42) merupakan mentor sekaligus pemilik dari usaha batik ecoprint di Kecamatan Pedan.
"Limbah yang biasanya hanya menjadi sampah dan dibakar tersebut kita manfaatkan untuk menjadi sesuatu yang nantinya bernilai ekonomis tinggi," tegasnya.
Workshop Batik Ecoprint tersebut lebih banyak mengeksplor aneka daun dan tumbuhan yang ada di sekitar Desa Bugisan.
"Kita manfaatkan Daun dan bunga yang ada di sekitar lingkungan untuk dijadikan motif batik, ecoprint yang akan dijadikan ciri khas Desa Bugisan," jelasnya.
Baca juga: Kronologi Miss World Malaysia Dibully Warganet Usai Klaim Batik Milik Malaysia, Kini Minta Maaf
Dari limbah tersebut, Erna berharap agar warga dapat berinovasi untuk menambahkan nilai jual dari limbah tersebut.
Erna menambahkan, jika proses pembuatan batik ecoprint memiliki perbedaan dengan batik tulis.
"Kalau batik tulis menggunakan canting dan malam. Untuk batik ecoprint hanya menggunakan bahan alami saat proses pembuatannya," jelasnya.
"Selain itu bumbu racikan yang digunakan juga dari kayu-kayu. Untuk pewarna yang dipakai semuanya dari bahan alami," imbuhnya.
Baca juga: 40 Link Twibbon Hari Batik Nasional 2 Oktober 2021, Cocok Dibagikan di Media Sosial
Pewarna yang digunakan dari kayu teger, secang, tingi, mahoni, akasia, mangrove dan lain-lain.
Kami berharap, setelah mengikuti pelatihan hari ini nantinya warga dapat memproduksi batik ecoprint dan dan menghasilkan nilai ekonomis terlebih dimasa pandemi.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bugisan, Hastin Nuryani berharap dengan pelatihan tersebut memberi dampak positif kepada peserta pelatihan.