Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Cerita Warga Lihat Langsung Angin Puting Beliung Terjang Ngrundul Klaten: Suasana Mencekam

Kejadian angin puting beliung di Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten masih tajam di kepala Rycha Purba (36). 

TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Bangunan yang porak-poranda disapu angin di Dukuh Ngrundul, Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Sabtu (2/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kejadian angin puting beliung di Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten masih tajam di kepala Rycha Purba (36). 

Rycha Purba melihat langsung kejadian tersebut pada Sabtu (2/4/2022).

Suasana saat itu, bagi dia juga menakutkan. 

Sejumlah bangunan mulai dari rumah dan kandang mengalami kerusakan, hingga pohon cukup besar ambruk tercabut hingga akarnya.

Rycha mengatakan, padahal angin hanya muncul selama 10 menit saja, tetapi mampi memporak-porandakan bangunan.

"Bangunan atau kandang saya ikut roboh," ungkapnya kepada TribunSolo.com.

Rycha mengaku sempat merekam detik-detik angin kencang melanda, tetapi hanya sekejap karena pohon di seberang jalan rumahnya roboh.

"Sangat mencekam, karena rumah hingga pohon ambruk," aku dia.

Selain Rycha, rumah warga lain Wantoko juga rusak cukup parah di bagian belakang.

"Temboknya jebol dan atapnya porak-poranda," ungkapnya.

Baca juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang Akibatkan Pohon Nangka Timpa 2 Rumah Warga di Klaten

Baca juga: Saat Wali Kota Solo Gibran Tak Izinkan Buka Bersama Tapi Perbolehkan Ngabuburit, Begini Maksudnya

Sekertaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono mengatakan, petugas dan relawan langsung terjun ke lokasi kejadian setelah angin lisus menerjang kawasan tersebut.

"Sejumlah rumah rusak dan pohon tumbang akibat angin," jelas dia.

Angin Menerjang Sukoharjo

Hujan deras disertai angin lisus mengamuk di lapangan Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (29/3/2022).

Akibatnya, sejumlah tenda yang dipasang untuk sebuah acara berantakan.

Camat Mojolaban, Joko Windarto, mengatakan, tenda yang dipasang di lapangan desa setempat digunakan untuk acara pemecahan rekor Muri di bidang pertanian pada Rabu (30/3/2022).

"Informasi dari Pak Carik, Desa Tegalmade hanya ketempatan untuk acara besok. Itu acaranya pertanian milik sebuah PT," kata dia, kepada TribunSolo.com.

Camat menjelaskan, sejumlah persiapan sudah dilakukan untuk kegiatan tersebut, termasuk pemasangan tenda-tenda semi permanen.

Namun, sekitar pukul 14.00-15.00, sejumlah wilayah di Kecamatan Mojolaban termasuk Desa Tegalmade diguyur hujan dengan intensitas deras.

"Memang tadi hujannya deras, tapi kalau di wilayah Tegalmade juga dengan angin kencang. Kejadiannya sekitar pukul 14.00," terang dia.

Baca juga: Hujan Es dan Angin Kencang Menerjang Wonogiri : Pohon Tumbang, Sejumlah Rumah Ikut Rusak

Baca juga: Ada Ancaman Lisus Jelang Peralihan Musim, BPBD Wonogiri : Ingat, Sepanjang 2021 Ada 40 Kali Kejadian

Akibatnya, sejumlah tenda berbahan seng yang dipasang porak poranda diterpa angin.

Namun hanya sebagian, tidak seluruh tenda yang sudah dipasang.

"Tidak semua tenda, informasi dari Pak Carik hanya beberapa tenda, kebetulan sore tadi sudah dibetulkan," jelasnya.

Meskipun begitu, Joko memastikan bahwa peristiwa tersebut tidak berdampak ke pemukiman warga, hanya sebagian tenda di lapangan yang terdampak angin kencang.

Selain itu, juga tidak ada kejadian serupa di wilayah Kecamatan Mojolaban akibat peristiwa hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.

"Mungkin di sana karena di lapangan ya, hujannya juga deras. Namanya tenda kan kekuatannya tidak maksimal," ujarnya.

Hujan Es Disertai Angin

Hujan es disertai angin kencang terjadi di Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin (28/3/2022).

Camat Eromoko, Danang Erawanto menerangkan, hujan es terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di Desa Panekan dan Desa Sumberharjo.

"Beruntung hujan es tersebut berlangsung selama lima menit saja," aku dia kepada TribunSolo.com.

Menurut Danang, hujan es hanya terjadi di awal hujan saja.

Namun hujan yang cukup deras itu terjadi selama satu jam lamanya disertai angin kencang.

"Hujan es hanya sebentar, kemudian hujan deras dengan angin kencang, yang bahaya justru angin kencang ini," jelas dia.

Akibatnya, sebagian atap rumah milik warga bernama Tarto yang berada di Dusun Nglorok, Desa Panekan tertimpa pohon tumbang.

Kendati demikian, Danang memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Kerusakan rumah tidak parah, ada satu sepeda motor yang terdampak namun tidak parah," jelasnya.

Usai kejadian tersebut, kata dia, warga langsung melakukan kerja bakti.

Penghuni rumah pun juga disebutnya tidak sampai mengungsi.

Baca juga: Kenapa Terjadi Hujan Es di Indonesia? Tak Perlu Panik, Ternyata Begini Penjelasannya Menurut Sains

Baca juga: Viral Fenomena Hujan Es di Sekincau Lampung, Butiran Es Menumpuk di Jalan, Ini Penjelasan BMKG

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, menuturkan bencana angin kencang juga terjadi di Kecamatan Jatiroto.

Dia menjelaskan, ada satu rumah milik warga Dusun Tugu, Desa Pengkol Kecamatan Jatiroto yang mengalami kerusakan akibat genting tersapu angin.

Selain itu, juga terdapat jaringan listrik sumur pertanian yang terletak di Dusun Tugu RT 01 RW 05 Desa Pengkol yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang.

"Ada juga pohon tumbang yang melintang di jalan antar dusun di Desa Pengkol," kata dia.

Bambang memastikan, kejadian tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa maupun korban luka, hanya kerugian materiil sekitar Rp 15 juta rupiah.

"Upaya pemulihan awal telah dilakukan oleh warga dan Relawan Desa. Pemulihan lanjutan akan dilakukan besok pagi," jelas dia.

Hujan Es di Klaten

Hujan es disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan relawan terluka, Sabtu (15/1/2022).

Peristiwa itu terjadi di Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten.

Kepala Desa Bero, Suranto mengatakan, Relawan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Parmanto bahkan terluka saat tengah mengevakuasi warga sekitar.

"Iya, yang kena 1 orang, atas nama Parmanto," terang dia kepada TribunSolo.com.

Suranto menceritakan bahwa batang pohon tersebut menimpa korban saat tengah mengevakuasi pohon tumbang.

"Tadi dari relawan FPRB Desa Bero, saat penangan pohon tumbang tertimpa batang pohon tapi sudah terkondisikan," terang dia.

"Terkena di bagian punggung, jadi saat batang pohon itu sudah terpotong lalu jatuh kena dia yang ada di bawah," imbuhnya.

Suranto menambahkan bahwa ukuran batang pohon tersebut cukup besar, sehingga harus mendapatkan perawatan ke rumah sakit.

Baca juga: Sejarah Masjid Tiban di Wonogiri : Lebih Tua dari Masjid Demak, Dibangun Wali Songo saat Cari Kayu

Baca juga: Tak Hanya di Trucuk, Fenomena Hujan Es Batu Ternyata Pernah Terjadi Juga di Ngawen Klaten

"Ukurannya sekitar 1 lengan orang dewasa, karena jatuh dari atas jadi efek tertimpa batang itu lumayan," ucap Suranto.

Kandang Sapi Rusak

Kandang sapi juga ambruk tertimpa pohon.

Sutinah (46) selaku pemilik pohon mengaku, saat itu angin sangat kencang.

"Anginnya kenceng, hujan deres sama es batu," terangnya.

"Ini pohon yang tumbang namanya pohon adem ati, panjangnya kurang lebih 7 meter mungkin lebih," imbuhnya

Sutinah menjelaskan bahwa pohon miliknya menimpa kandang sapi milik tetangganya, meski begitu tidak ada korban atas kejadian tersebut.

"Menimpa kandang sapi, tapi tidak ada yang jadi korban karena pohonnya tumbang," ujar wanita paruh baya itu.

Dia menuturkan bahwa pohon miliknya banyak yang tumbang akibat angin kencang.

Pemilik kandang, Anita menjelaskan bahwa sebelum kejadian cuaca sedang gerimis.

"Pertama cuma gerimis, terus angin kenceng itu," tegasnya.

"Saya dengar robuhnya, terus nengok kebelakang ternyata itu, pohon tumbang timpa di kandang," sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pohon tersebut hanya menimpa tembok kandang dan atap di kandang sapi miliknya.

"Yaitu tembok roboh sama atap kandang," pungkasnya.

Mencekam saat Hujan Es

Hujan es sebesar kelereng menggemparkan Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Sabtu (15/1/2022).

Bahkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, hujan es itu disertai angin dan hujan air begitu deras dengan petir menyambar-nyambar siang menjelang sore.

Meski kejadian hanya singkat tak sampai berjam-jam, tetapi membuat perkampungan mencekam karena fenomena yang begitu menakutkan.

"Hujan es, angin kencang ditambah deras sekali, kejadiannya sekitar 15 menit," terang warga sekitar, Nabil Zohal Achir (19) kepada TribunSolo.com.

Nabil menambahkan bahwa hujan es batu yang turun dari langit tersebut bervariasi.

"Kecil ada yang besar juga ada, yang besar seukurannya kelereng," ucap Nabil.

"Kaget juga, tadi sampai ada atap seng yang terbang. Selain itu suaranya juga keras," imbuhnya.

Nabil menambahkan akibat kejadian tersebut sebagian atap rumahnya bocor.

"Di rumah bocor karena hujan es tadi," jelas dia.

Baca juga: Transformasi Gadis Ini Bikin Kaget, Saat Kecil Dicibir Karena Pipi Chubby, Kini Tumbuh Mempesona

Baca juga: Megahnya Sekolah Ibu Negara Iriana Waktu SMP di Solo, Gibran Lihat Kagum : Desain Bagus, Bisa Ditiru

Kepala Pelaksana BPBD Sri Winoto membenarkan fenomena tersebut terjadi di wilayah Trucuk.

"Iya, saya lihat dari video terjadi fenomena hujan es. Ya Alhamdulillah tidak menimbulkan dampak yang sangat merugikan," terang dia.

Sri Winoto menjelaskan meski tidak sering terjadi namun fenomena hujan es pernah terjadi di Kabupaten Klaten.

"Pernah terjadi, dulu di Kecamatan Ngawen juga terjadi hujan es," pungkasnya.

Landa Kabupaten Sragen

Hujan es melanda Kabupaten Sragen, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.15 WIB. 

Fenomena alam langka itu terjadi di sekitar Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. 

Salah satu warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Harun menyaksikan langsung fenomena alam yang langka itu terjadi.

Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es

Baca juga: 5 Fakta Hujan Es di Tawangsari Sukoharjo: Atap Rumah Seperti Dilempari Batu, Berlangsung 1 Menit

Ia mengatakan hujan es diawali dengan hujan gerimis biasa, sekitar 3-5 menit. 

"Kemudian terdengar suara cukup nyaring dari atap rumah, awalnya ngerasa aneh, seperti rumah dilempari batu kerikil," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021). 

Kemudian dia melihat tetangganya keluar rumah, dan dia pun menyaksikan butiran es turun ke tanah di halaman rumahnya.

"Saya melihat di halaman rumahku ada butiran es sebesar kuku jari berwarna putih, hujan es terjadi sekitar 5 menitan," jelasnya.

Baca juga: Pertama Kali, Wilayah Tawangsari Sukoharjo Diguyur Hujan Es Sebesar Bola Kelereng

"Es yang turun lumayan banyak, ada di atap dan halaman rumah," imbuhnya.

Setelah hujan es, kemudian diikuti dengan angin dengan intensitas sedang. 

Menurut Harun, sebelum hujan suasana langit biasa saja dan tidak ada tanda-tanda seperti akan badai.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Makannya sempat kaget juga, tidak ada tanda-tanda yang beda, seperti hujan biasa saja," ujarnya. 

Fenomena langka itupun menarik perhatian warga, yang langsung berhamburan keluar rumah untuk menonton. 

"Pas kejadian tetangga saya pada keluar rumah semua, nonton fenomena langka itu," pungkasnya. 

Hujan Es di Klaten

Fenomena hujan es yang terjadi di Kabupaten Klaten ramai jadi perbincangan warganet, Kamis (21/10/2021) siang.

Fenomena tersebut terjadi tepatnya di wilayah Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Kejadian tersebut diketahui oleh warga dan diunggah di media sosial Instagram @kabar_klaten, Kamis (21/10/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca juga: 4 Fakta Fenomena Cairan Merah Bak Darah di Tanah Sukoharjo : Merinding hingga Muncul Usai Hujan Es

Baca juga: Musim Penghujan, Angin Puting Beliung Porak Porandakan Rumah Hingga Tumbangkan Pohon di Karanganyar

Dalam unggahan video tersebut, menggambarkan suasana hujan di rumah warga di Jogonalan, Klaten.

Dalam video tersebut si pembuat video keluar dari rumah dan memegang bongkahan es yang turun di sekitar rumah tersebut.

Terlihat ukuran batu es yang jatuh tersebut seukuran kelereng.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas, Sejumlah Desa di Boyolali Kena Hujan Abu, Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Ini loh, hujan ini loh, tapi kecil-kecil, banyak banget itu lo, kelihatan, sumpah aneh," ucap si pembuat video tersebut.

Kemudian dalam caption postingan tersebut tertulis:

Fenomena hujan es

Vidio @sellakunyil 
#kkaten

Sejak pukul 16.30 WIB postingan tersebut sudah ditonton 11.506 tayangan.

Sementara itu, Yaten salah satu warga di Dukuh Ngladon, Desa Joton mengatakan, fenomena tersebut terjadi sekitar pukul 14.18 WIB.

"Hujan es terjadi siang sekitar pukul 14.18 WIB, terjadi kurang lebih selama 5 menit," katannya kepada TribunSolo.com, Kamis (21/10/2021).

Dia mengaku sebelum turun hujan es, terjadi hujan dibarengi dengan angin kecang.

Baca juga: Klaten Dihujani Coretan Bernada Kritik, Bergambar Tikus & Tulisan Negeri Indah Bagi Para Pejabat

Saat itu, dia bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan mendegar suara seperti lemparan batu berbunyi 'Klotak'.

Ia mengatakan, hujan es yang turun berukuran sebesar kelereng.

"Saya lihat dari jendela kok hujan es, saya rencana mau ambil foto lebih dekat tapi hujannya deras dengan angin, saya ambil payung untuk melihat lebih, namun tak jadi karena payung rusak," ucapnya.

Ia menuturkan, kondisi bangunan rumahnya dan warga sekitar masih aman.

Dia menjelaskan tidak ada kerusakan atas kejadian ini.

"Alhamdulillah tidak korban jiwa dan bangunan milik warga yang rusak," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved