Viral
Gadis 24 Tahun Temani Ibu Periksa Kandungan, Syok Bakal Punya Adik : Padahal Harusnya Aku Beri Cucu
Padahal akun tersebut mengatakan, sama sekali tak terpikir olehnya untuk memiliki adik lagi di usia tidak muda.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Para ahli mendefinisikan hamil di atas usia 35 tahun sebagai kehamilan geriatri.
Kondisi ini disebut lebih menantang karena lebih berisiko, jika dibandingkan hamil anak pertama sebelum usia 35 tahun.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai peluang dan risiko hamil di usia 40 tahun ke atas.
Peluang wanita hamil di usia 40 tahun ke atas
Salah satu tantangan terbesar hamil di usia 40 tahun ke atas adalah persoalan kesuburan.
Melansir Healthline, jumlah sel telur atau oosit wanita secara alami mengalami penurunan signifikan setelah usia 35 tahun. Kondisi ini menjadi bagian dari persiapan menopause.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) memberikan gambaran, wanita dapat menghasilkan 300.000 sampai 500.000 sel telur pada masa pubertas.
Jumlah ini merosot tinggal sekitar 25.000 saat wanita berusia 37 tahun. Pada usia 51 tahun, jumlah sel telur yang dihasilkan tinggal sekitar 1.000.
Tak hanya jumlah sel telur, beberapa kondisi juga membuat wanita dengan usia di atas rata-rata lebih sulit hamil, antara lain:
- Sel telur yang tidak sehat
- Ovarium tidak bisa melepaskan telur dengan baik
- Kondisi kesehatan menghambat kesuburan
Kendati menghadapi tantangan kesuburan, wanita berusia di atas 40 tahun tetap memiliki peluang hamil tanpa bantuan terapi kesuburan.
Dilansir dari Verywell Family, studi menyebut peluang kehamilan dalam satu tahun di akhir usia 30 tahun masih 60 persen.
Sedangkan kemungkinan hamil dalam satu siklus haid untuk wanita berusia 38-39 tahun adalah 13,2 persen.
Sementara itu, peluang wanita di usia 44 tahun dalam satu siklus haid masih 6,6 persen.
Apabila wanita berusia di atas 40 tahun sudah melakukan hubungan seks tanpa pengaman dan masih susah hamil secara alami, saat berkonsultasi ke dokter ahli kesuburan.
Dokter umumnya akan melihat kondisi rahim, ovarium, dan tes darah. Setelah itu, dokter baru memberikan rekomendasi perawatan program kehamilan yang paling tepat.