Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Ancaman Gibran ke Klitih Jika Beraksi di Solo : Jangan Berpikir Gak Tertangkap, CCTV di Mana-mana

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka geram dengan aksi klitih yang semakin marak terjadi di bulan Ramadan.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Vincentius Jyestha
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Selasa (12/4/2022). 

"Saat saya benerin jaket, liat tangan kanan saya yang tadi saya gunakan buat menangkis kok keluar darah. Setelah saya buka ternyata ada luka sobek di siku sebelah kanan," kata Satriyo.

Baca juga: Remaja 16 Tahun Dibacok Klitih di Jalan Kaliurang di Pagi Buta, Rombongan Pelaku Hingga 20 Orang

Melihat kejadian itu, Satriyo langsung dilarikan ke rumah sakit oleh kakak dari Yusroni. 

Di RSUD Waras Wirisdi Satriyo mendapatkan 18 jahitan di lengan dan ada beberapa luka sayatan di punggungnya. 

Akibat kejadian tersebut, kini Satriyo mengalami keterbatasan menggunakan tangan kanannya. 

Dia mengaku belum bisa menekuk sikunya, selain itu dia juga belum bisa mengangkat benda yang berat. Hal tersebut membuat semua pekerjaan tangan kanannya harus digantikan dengan tangan kirinya. 

Satriyo mengaku ikhlas dengan kejadian tersebut, dia berharap ini adalah kejadian pertama dan terakhir.

"Kalau saya boleh bertemu dengan pelaku, saya hanya ingin tau kenapa saya yang menjadi sasaran. Karena saya merasa tidak punya musuh dan tidak berbuat jahat dengan siapapun," akunya. 

Selain itu dirinya mengaku tidak dendam dengan atas perbuatan pelaku kepadanya.

Satriyo berharap kepada pelaku yang masih buron agar segera menyerahkan diri agar masalah ini segera berakhir.

Dirinya tak ingin masalah ini berlarut-larut dan ingin semua berjalan seperti sedia kala.

Sempat Buron

Seorang pelajar asal Desa Pranggong, Kecamatan Andong menjadi korban klitih yang dilakukan oleh remaja tak dikenal pada Selasa (29/3/2022) lalu.

Kapolres Boyolali, AKBP Asep Mauludin, menuturkan korban adalah SM (17) yang menerima sejumlah sabetan senjata tajam sehingga mengalami luka sepanjang 8 cm.

Dia menjelaskan, kejadian bermula saat korban dan tiga temannya sedang nongkrong di mini market yang berada di Desa Kacangan, Andong sekitar pukul 00.15.

Tak lama, datang rombongan remaja berjumlah sekitar 10 orang mendatangi lokasi.

Dua teman SM lantas langsung meninggalkan lokasi, di mana korban SM masih tertinggal bersama satu temannya.

Korban kemudian juga meninggalkan lokasi, namun saat itu gerombolan remaja itu membuntuti motor pelaku.

Korban juga sempat diancam akan dibunuh agar mau berhenti.

Keduanya tetap melanjutkan perjalanan, tak diduga salah satu dari gerombolan itu, AA lantas menyabetkan senjata tajam sebanyak enam kali, tiga mengarah ke punggung, tiga lainnya mengarah ke kepala dan sempat ditangkis korban.

"Saat ini kami berhasil mengamankan AA yang melakukan penyabetan. Sedangkan rekannya, RA masih kita buru," kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (6/4/2022).

Kapolres menerangkan, pelaku AA berhasil diamankan pada Jumat (1/4/2022) lalu.

Menurutnya, pelaku yang merupakan warga Solo ini sudah melakukan perbuatannya berulang kali.

Saat ini, pihaknya tengah mengumpulkan keterangan dari pelaku karena peristiwa tersebut termasuk dalam kategori kejahatan dengan modus seperti klitih.

"Kejadian ini semacam modus klitih yang menjadi salah satu tindak pidana jalanan yang mengganggu kamtibmas," jelasnya.

Sementara itu, pelaku terancam pasal 170 ayat 2 ke 1 KUHP dan atau pasal 353 ayat 1 KUHP junto pasal 55 KHUP sub ayat 351 ayat 1 KUHP junto pasal 55 KUHP dan atau pasal 80 UU RI nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun penjara.

Di sisi lain, pelaku AA masih berusia 16 tahun, warga Banjarsari, Solo.

Dia mengakui bergabung dengan geng tersebut sejak tahun 2019 lalu.

Bahkan, dia juga mengaku telah mengikuti aksi serupa namun hanya sebagai saksi.

Baru kali ini, dia ikut melukai seseorang karena mengaku ada masalah dalam organisasinya.

"Saat itu rombongan ada 10 orang, pakai motor lima bonceng-boncengan. Saya yang mengeksekusi dan membacokan sajam. Saya bacok 6 kali. Tapi saya gak lihat korban luka-luka atau gak," aku dia.

"Sajamnya saya dapat dari teman asal Polokarto, Sukoharjo. Karena sajamnya patah, lalu saya buang ke sungai," imbuhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved