Ramadan 1443 H
Hukum Puasa Ramadan tapi Tidak Tarawih, Ibadah Ini Tak Pernah Ditinggalkan Nabi Muhammad SAW
Salat tarawih hukumnya adalah sunnah, lantas bagaimana jika Umat Muslim puasa Ramadan tapi tidak salat tarawih?
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Salat tarawih dapat dikerjakan sendiri-sendiri ataupun berjamaah.
Salat tarawih dilakukan sesudah shalat Isya hingga waktu fajar.
Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat delapan.
Sementara Umar bin Khathab mengerjakannya hingga 20 rakaat..
Salat tarawih dikerjakan dengan mengakhiri dengan salam tiap-tiap dua rakaat.
Setelah selesai shalat tarawih sebaiknya diteruskan dengan shalat witir, sekurang-kurangnya satu rakaat.
Umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam dan boleh pula dikerjakan tiga rakaat satu salam.
Setelah membaca surat Al Fatihah, diperbolehkan membaca surat apapun yang dikehendaki pada tiap-tiap rakaat.
Pada rakaat kedua setelah membaca Al Fatihah diperbolehkan membaca sembarang surat, akan tetapi diutamakan surat Al Ikhlas.
Berikut ini niat shalat tarawih dikutip dari buku TUNTUNAN SHALAT SUNAT TARAWIH DAN WITIR yang diedarkan oleh Kantor Kemenag Provinsi Jambi:
Niat Salat Tarawih Berjamaah
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat shalat sunat tarawih dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala”
Niat Salat Tarawih Sendirian
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Selain mendirikan salat tarawih, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al Quran, bershalawat, berzikir hingga berdoa. (*)
