Kuliner Solo
Kuliner Lebaran di Sragen, Warung Mbah Rajak: Opor Ayam dan Jadah Jadi Buruan Pemudik
Aneka lauk pauk dan jajanan khas Mbah Rajak di Kabupaten Sragen selalu diburu pemudik saat mudik lebaran.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Aneka lauk pauk dan jajanan khas Mbah Rajak di Kabupaten Sragen selalu diburu pemudik saat mudik lebaran.
Seperti yang diketahui sebelumnya, jenang dan jadah Mbah Rajak menjadi favorit para pemudik yang rindu dengan masakan yang sudah ada sejak 50 tahun lalu itu.
Ternyata, para pemudik tak hanya memburu kuliner jadah dan jenang saja, tapi juga opor ayamnya.
Baca juga: Senangnya Gibran, Dream Theater Bakal 4 Hari Ada di Solo: Nanti Saya Ajak Wisata Kuliner
Baca juga: Kuliner Legendaris di Sragen: Jadah Mbah Rajak Sudah Ada Sejak 50 Tahun Lalu, Incaran Pemudik
Ya, usaha kuliner Mbah Rajak yang kini diteruskan oleh anak-anaknya itu juga menjual opor ayam yang tak biasa.
Opor ayam Mbah Rajak jarang ditemukan dimanapun, karena memiliki ciri khas tersendiri sehingga rasanya sangat melekat dilidah yang pernah mencicipinya.
Jika biasanya opor disajikan dengan kuah bewarna kuning, lain dengan opor ayam Mbah Rajak yang disajikan dengan kuah bewarna coklat dan kental.
Daging ayamnya empuk dengan bumbu manisnya yang meresap sempurna pada daging ayam.
Baca juga: 5 Kedai Kuliner Kambing Paling Enak di Solo yang Wajib Dicicipi, Mana Langgananmu?
Opor ayam terdiri dari berbagai macam bagian, seperti menthok, tepong besar, tepong kecil, paha, kepala, ampela.
Selain itu, juga ada tahu tempe bacem yang juga menjadi favorit para pemudik.
Anak ketiga Mbah Rajak, Warlan mengatakan lauk pauk ala Mbah Rajak juga dikangeni oleh para pemudik.
"Kebanyakan juga kangen sama lauk pauknya, ada opor ayam, tahu tempe yang khas," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (25/4/2022).
Lanjutnya, biasanya lauk pauk dibeli untuk santap bersama keluarga setibanya di Sragen.
Baca juga: Sate Kere Yu Rebi, Kuliner Legendaris Solo yang Punya Cita Rasa Khas: Terbuat dari Tempe Gembus
Tak hanya itu, biasanya lauk pauk khas Mbah Rajak ini juga disajikan menjadi menu yang disuguhkan saat lebaran.
"Dikonsumsi pas dia pulang mudik, dia beli laik pauk, nanti menjadi menu makanan bersama keluarga," jelasnya.
Tak hanya itu, jajanan khas Mbah Rajak itu juga menjadi oleh-oleh ketika arus balik.
Biasanya, makanan khas Mbah Rajak akan dibagikan kepada tetangga dan teman-teman di kantor ketika kembali ke kota tujuan.
Menurut Warlan, pelanggannya kini sudah turun temurun dari generasi ke generasi.
Baca juga: Nikmatnya Bubur Samin Khas Solo, Kuliner Legendaris Hanya Ada saat Bulan Ramadan
"Kebanyakan pembelinya turun temurun, juga jadi nostalgia waktu dia kecil, misal dia dulu diajak orang tua untuk beli, setelah orang tuanya tidak ada, dia yang beli kesini, mengajak anak-anaknya, jadi diturunkan turun-temurun," paparnya.
Selain opor ayam, putih telur khas Mbah Rajak juga yang paling cepat ludes terjual.
Putih telur Mbah Rajak yang juga dilumuri oleh kuah opor tersebut diburu karena keunikan rasanya.
"Kalau putih telur biasanya yang punya kolesterol, jadi lauk pauknya diganti dengan putih telur," kata Warlan.
Meski kini harga kebutuhan pokok melambung tinggi, hanya beberapa macam lauk pauk yang dinaikkan.
Untuk tahu tempe bacem masih Rp 1.000 per bijinya, sedangkan untuk dada menthok Rp 22.000.
Kepala dan paha Rp 9.000, tepong kecil Rp 13.000, tepong besar Rp 15.000.
Kios Mbah Rajak sendiri berlokasi di tengah Pasar Kota Sragen dan tidak membuka cabang lainnya. (*)