Berita Wonogiri Terbaru
Tempuh Ratusan Kilometer, Kakak Beradik Asal Wonogiri Mudik Tangerang-Wonogiri Naik Sepeda
Libur lebaran memang selalu dimanfaatkan para kaum boro untuk melepas rindu dengan sanak saudara di kampung halaman.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Libur lebaran memang selalu dimanfaatkan para kaum boro untuk melepas rindu dengan sanak saudara di kampung halaman.
Terlebih di tahun ini, tidak ada pembatasan bagi mereka para perantau untuk mudik. Antusiasme mereka untuk pulang kampung pun tidak bisa dibendung.
Di Wonogiri sendiri, ada satu cerita perjalanan mudik yang bisa dibilang tidak biasa. Pasalnya, pemudik ini menempuh jarak ratusan kilo dari perantauan dengan sepeda.
Baca juga: Rekomendasi Tempat Bakso Enak di Solo, Cocok Dinikmati saat Mudik Lebaran di Solo
Baca juga: Info Mudik Karanganyar Hari Ini: Tak Ada Penumpukan di Gerbang Tol Kebakkramat, Arus Lalin Landai
Mereka adalah Abdul Fatah Chomsan (25) dan Huda Akhsan Nasrulloh (23) warga Dusun Pucanganom Lor RT 01 RW 07, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro yang merantau di Tangerang.
"Berangkat dari Tangerang Selasa sore setelah berbuka puasa. Ini sedikit lagi sampai," kata Chomsan kepada TribunSolo.com, saat ditemui di Alun-Alun Giri Krida Bakti, Sabtu (30/4/2022).
Di Tangerang, Chomsan mengaku berjualan mie ayam keliling, sementara adiknya, Huda berjualan bakso keliling. Rute jualan mereka juga tak jauh beda.
Ketika sampai di pusat kota Wonogiri itu, mereka juga bersedia melayani permintaan warga untuk berswafoto. Tak nampak raut kelelahan di wajah mereka, malah selalu melempar senyum kepada warga yang menemui.
Baca juga: Puncak Mudik di Terminal Ir Soekarno Klaten Lewat : H-3 Lebaran 915 Orang Masuk, H-2 Cuma 207 Orang
Jarak yang mereka tempuh dengan gowes sepeda yakni kurang lebih 633 kilometer jika dihitung sampai ke rumah orang tua mereka.
Chomsan mengatakan, mereka mudik via jalur pantura. Menurutnya, dia dan adiknya ingin mencari pengalaman baru.
"Sebenarnya banyak yang mudik gowes. Sepanjang perjalanan dari Tangerang sampai disini ada pit stop untuk istirahat pemudik yang gowes," jelasnya.
Yang lebih hebat lagi, mereka tetap berpuasa sepanjang perjalanan ratusan kilometer itu. Perjalanan lebih banyak mereka lakukan di malam hari.
Baca juga: Info Mudik H-2 di Solo : Puncak Penumpang di Stasiun Solo Balapan Lewat, 3.766 Orang Turun Kemarin
Chomsan menuturkan, mereka mulai perjalanan setelah ashar lalu beristirahat saat waktu berbuka dan salat tarawih.
"Setelah tarawih lanjut lagi sampai sahur. Setelah shalat subuh berangkat lagi sampai jam 9 pagi. Berangkat lagi setelah ashar," aku dia.
Mereka mengaku, tak ada halangan yang berarti sepanjang perjalanan. Bahkan bisa dibilang mulus. Selain itu, banyak juga sesama goweser yang meminta mereka untuk mampir.
Hanya sedikit rintangan yang mereka hadapi, seperti ban bocor, sepeda yang mengalami trouble hingga salah jalur sampai memakan beberapa waktu.
"Sempat salah jalur di Gunung Putri Semarang, setelah sahur baru bisa keluar dari daerah itu. Padahal target 150 kilometer per hari belum terpenuhi," jelasnya.
Baca juga: Info Mudik H-3 di Sragen : Pintu Tol Masih Lengang,Tapi Mulai Ada Peningkatan Jumlah Bus yang Keluar
Atas dasar itu, mereka tetap mengayuh sepeda sejak pagi sampai maghrib. Hebatnya mereka juga enggan membatalkan puasa.
Ketika di Alas Roban, kejadian sama terluang. Yakni mereka harus tetap mengayuh sepeda di siang hari demi mencari masjid untuk salat Jumat.
Huda menambahkan, mereka awalnya ragu mudik bersepeda karena masih menjalani puasa. Namun, keraguannya terpatahkan usai berembuk dengan sesama komunitas gowes.
"Malah ada teman yang menganjurkan kalau mau gowes mudik ya harus puasa. Kalau tidak puasa mendingan tak usah mudik gowes. Nah disitu saya tambah yakin untuk mudik gowes," kata Huda.
Baca juga: Bolehkah Bawa Barang di Atas Atap Mobil saat Mudik? Ini Penjelasan Polisi Klaten
Namun seluruh daya upaya mereka menempuh ratusan kilometer dengan mengayuh sepeda terbayar lunas. Kakak beradik itu kini sudah sampai di rumahnya.
Saat dihubungi melalui pesan singkat, Huda mengaku sudah bertemu dengan kedua orang tua mereka, Marinem dan Sutinem. Mereka tiba di rumah pada Minggu (1/5/2022) pagi.
"Jam tiga sampai rumah, sekalian sahur bersama-sama," ujarnya. (*)