Raja Keraton Solo Meninggal Dunia

Kori Kamandungan Kidul: Dilewati PB XIII Sebelum Dimakamkan, Dilarang Dilewati Raja Saat Masih Hidup

KPH Eddy Wirabhumi menambahkan, seluruh kompleks keraton mencerminkan proses kehidupan manusia dari kelahiran hingga kematian.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Google Maps Kori Kamandungan Kidul
Kori Kamandungan Kidul - Karaton Surakarta Hadiningrat berlokasi di Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 

Ringkasan Berita:
  • Kori Kamandungan Kidul di Keraton Surakarta disebut gerbang terlarang karena raja dilarang melewatinya semasa hidup.
  • Gerbang ini hanya dibuka sekali, saat prosesi “Tindak Dalem” ketika raja wafat menuju Astana Imogiri.
  • Jalur ini melambangkan perjalanan jiwa menuju keabadian, disertai doa: “Sugeng tindak, Sinuwun. Swargi langgeng.”

 

TRIBUNSOLO.COM - Di balik tembok biru Keraton Kasunanan Surakarta, tersimpan kisah sunyi yang hanya berbisik ketika waktu berpamitan.

Namanya Kori Kamandungan Kidul, gerbang yang disebut “gerbang terlarang”, karena selama hayatnya, Sinuwun, sang raja, tak pernah diizinkan melangkah melewatinya.

Gerbang ini hanya dibuka sekali dalam seumur hidup seorang raja pada saat beliau mangkat.

 Ketika itulah prosesi sakral “Tindak Dalem” digelar: jenazah Sinuwun dibawa keluar melewati gerbang ini, melintasi Alun-Alun Kidul, melalui Gapura Gading, hingga menuju Astana Imogiri, peristirahatan abadi para leluhur Mataram.

Bagi masyarakat keraton, jalur ini bukan sekadar jalan, melainkan simbol perjalanan jiwa menuju keabadian peralihan dari alam fana menuju swarga.

Setiap langkahnya diiringi doa yang lembut mengantar:

“Sugeng tindak, Sinuwun. Swargi langgeng.” (Selamat jalan, Sinuwun. Semoga abadi di alam keabadian.)

Pada Rabu ini (5/11/2025) mendiang Sinuhun Pakubuwono XIII akan dimakamkan di Astana Imogiri, Yogyakarta.

Sejumlah prosesi adat akan digelar untuk mengantarkan mendiang Sinuhun Pakubuwono XIII menuju peristirahatan terakhir pada Rabu (5/11/2025).

Kerabat Keraton, KPH Eddy Wirabhumi, menjelaskan bahwa pemilihan rute pemberangkatan jenazah dari Bangsal Magangan menuju Alun-Alun Selatan memiliki makna filosofis yang mendalam.

Baca juga: Pagi ini, Jenazah Sinuhun Pakubuwono XIII akan Dikirab, Dibawa 4 Kereta dengan Total 16 Kuda

Menurutnya, tata letak Keraton Kasunanan Surakarta dirancang untuk merepresentasikan perjalanan hidup manusia.

Bagian depan keraton melambangkan kehidupan, sementara Alun-Alun Selatan menggambarkan alam setelah kematian.

“Alun-alun ini konsepnya awang-uwung. Masuk ke alam sana. Makanya kalau meninggal ke sana. Meletakkan kereta di alun-alun yang kanan kereta jenazah, yang kiri kereta wisata. Meninggalkan duniawi menuju Sang Khalik,” jelas KPH Eddy Wirabhumi.

KPH Eddy Wirabhumi menambahkan, seluruh kompleks keraton mencerminkan proses kehidupan manusia dari kelahiran hingga kematian.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved